Anda diciptakan sama,namun anda diselamatkan untuk menjadi "BERBEDA"

29 May 2008

RESENSI BUKU - Courageous Leadership, Bill Hybels

Bill Hybels menyadari bahwa dirinya bukanlah orang yang sudah “lulus” dalam menguasai strategis karunia spiritual kepemimpinan. Namun dia meyakini, gereja yang adalah tempat harapan dunia akan bisa berfungsi apabila pemimpinnya memiliki karunia spiritual sebagai seorang pemimpin. Mereka yang memiliki karunia spiritual untuk memimpin akan memimpin dengan energik, penuh sukacita dan efektif di gereja-gereja setempat di mana pun. Oleh karena keyakinan inilah, Bill Hybel membukukan materi-materi yang sebelumnya biasa dia presentasikan dalam konferensi-konferensi dan lokakarya. Dia berharap bisa memberi sumbangsih kepada komunitas Kristen yang lebih luas.
Tantangan dunia yang semakin berat, membuat pekerjaan gereja yang menjadi tumpuan harapan dunia pun semakin tidak ringan. Tragedi-tragedi seperti 11 September 2001, aksi-aksi kekerasan, peristiwa kehilangan yang akan mendukakan hati kita dan menyedihkan hati Allah tetap akan ada. Hanya gereja yang adalah unik, bisa menawarkan kesembuhan kepada jiwa-jiwa yang terluka berat, oleh karena buah kejahatan dunia ini.
Hanya gereja yang memiliki keindahan, berkarya dan vitallah yang mampu bercahaya untuk menerangi kegelapan seperti itu. Gereja yang memiliki keindahan adalah gereja yang menerapkan prinsip-prinsip gereja mula-mula yang dicatat di Kisah Para Rasul 2. Mereka tertawa dan menangis, berdoa, menyanyi dan melayani bersama di dalam persekutuan Kristen yang otentik. Salah satu sisi keindahan gereja setempat adalah kekuatannya untuk mengubah hati manusia. Itu artinya masa depan dunia terletak di tangan jemaat Tuhan. Tanpa gereja-gereja yang penuh dengan kuasa Allah yang dapat menitikkan kebaikan, damai dan kasih serta sukacita ke dalam dunia, kebobrokan moral akan menang; kejahatan akan membanjiri dunia.


Potensi gereja tidak terbatas. Tidak ada yang dapat menyamai gereja setempat bila gereja itu berfungsi dengan benar. Seberapa besar pun kapasitas penderitaan manusia, gereja memiliki kapasitas yang lebih besar untuk menyembuhkan dan menjadikan utuh.
Vitalitas gereja ada saat semua dipimpin oleh orang-orang yang memiliki dan menyebarkan karunia spiritual berupa kepemimpinan. Karena merekalah yang dapat menghasilkan strategi dan struktur yang menyediakan kesempatan-kesempatan bagi orang lain untuk memanfaatkan karunia-karunia mereka dengan lebih efektif.
Pemimpin yang terinspirasi sebenarnya dapat mengubah dunia. Billy Graham dan beberapa teman kuliahnya bermimpi stadion-stadion yang penuh sesak dan orang-orang yang jauh dapat mendengar Injil. Sampai tahun ini, 210 juta orang mendengar khotbahnya secara live, sementara lebih dari satu milyar telah mendengar dia menyajikan Injil via tv dan radio. Dan masih banyak lagi cerita hebat para pengubah dunia. Persamaan mereka adalah visi yang kuat. Visi adalah bahan bakar, energi yang menciptakan tindakan dan api yang menyalahkan gairah para pengikutnya. Jadi Visi adalah sebuah gambaran masa depan yang menimbulkan gairah. Datangnya visi dimula dari melihat gambaran masa depan yang mengubah kehidupan dan membuat denyut nadi kita berdetak lebih cepat. Saat Tuhan memberi sebuah visi, Anda akan melihatnya dengan jelas dan merasakannya dengan mendalam. Namun visi itu tidak hanya berhenti mengairahkan Anda. Visi itu pun akan mengairahkan pengikutnya.
Setelah menerima visi dari Tuhan, selanjutnya kita harus menerimanya dengan tanggung jawab. Maksudnya visi adalah sesuatu yang kudus yang Allah percayakan dan harus dianggap serius. Para pemimpin harus membaktikan diri secara maksimal bagi setiap usaha, percaya bahwa displin dan kerja keras bagi sebuah visi akan mengairahkan mereka dan mengilhami orang lain. Menyampaikan visi kepada orang lain adalah tantangan pemimpin berikutnya. Menyampaikannya bisa melalui satu lawan satu dan menyebarkan visi di muka umum, misal berbicara pada seluruh anggota gereja, seluruh departemen atau seluruh tim Anda. Saat visi disebarluaskan, minimal ada 4 manfaatnya. Pertama, visi meningkatkan energi dan bisa menggerakkan orang-orang untuk bertindak mewujudkannya.

Kedua, visi meningkatkan rasa memiliki. Ketiga, visi memberikan fokus apa yang perlu dicapai. Keempat, visi memperlancar pergantian kepemimpinan. Tidak lagi terjadi visi berubah bersamaan dengan pergantian pemimpin baru.
Visi tidaklah cukup berarti tanpa tindakan. Menyelesaikan sebuah visi memerlukan lebih dari sekedar pembicaraan. Slogan, cerita-cerita emosional dan video klip yang mengharukan. Orang-orang memerlukan lebih dari sekedar visi. Mereka membutuhkan rencana, penjelasan secara bertahap mengenai bagaimana caranya bergerak dari visi menuju realitas. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memurnikan visi, maksudnya memeriksa ulang “hal yang utama” dan tujuan-tujuan internal. Setelah melewati tahap pemurnian selanjutnya menetapkan tujuan. Dalam menetapkan tujuan haruslah tujuan yang spesifik. Lalu tujuan itu diumumkan di muka umum, lalu menantang orang-orang untuk bersedia berjuang untuk berhasil mencapai tujuan tersebut. Energi baru dan kegairahan baru akan muncul saat para “juara-juara”, bertekad dan bersatu hati demi mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya berbagi tanggung jawab demi keseluruhan. Setiap anggota memikul tanggung jawab untuk tercapainya rencana strategis yang sudah disepakati. Akhirnya jadilah pemimpin yang terus belajar. Selalu berjalan di jalur pertumbuhan yang pesat, untuk membaca dan bercermin, bepergian dan mencari pelatihan, mencari mentor-mentor dan memulai pencarian tanpa henti.
Perlu disadari, ada pengaruh yang dasyat apabila ada kominitas tim dalam pelayanan. Mulailah untuk membangun tim impian, dimulai dari mendefinisikan tujuan tim. Definisikanlah dengan sangat spesifik, supaya kita dapat dengan tepat mencari orang-orang yang akan masuk tim impian kita. Langkah berikutnya untuk membangun tim impian adalah menetapkan kriteria yang jelas untuk memilih anggota-anggota tim yang spesifik. Ada tiga criteria atau 3 C; yang pertama Character (karakter), lalu competence (kompetensi), dan akhirnya chemistry (keccocokan). Karakter adalah mereka yang memiliki komitmen terhadap displin spiritual. Kejujuran, kesediaan diajar, kerendahan hati, dapat diandalkan, etos kerja yang sehat dan kesediaan untuk dihimbau. Berikutnya kompetensi adalah kriteria yang perlu dipertimbangkan.

Tetapkanlah standar yang tinggi jika menyangkut masalah kompetensi. Yang terakhir, kecocokan. Sesuatu kesesuaian hubungan dengan saya dan juga anggota-anggota kelompok yang lain.
Setelah tim impian ada, apa yang diperlukan agar tim ini dapat mencapai potensinya yang penuh ? Faktor yang paling penting dalam prestasi sebuah tim adalah keefektifan pemimpinnya. Setiap tim memerlukan pemimpin yang kualitasnya top. Komunitas tidak terbentuk begitu saja, rasa persahabatan dan persatuan jarang berkembang dengan sendirinya. Salah satu peranan penting yang dimainkan seorang pemimpin adalah membimbing anggota timnya menuju pengalaman komunitas yang lebih mendalam. Komunitas juga akan terbangun apabila ada tujuan-tujuan yang besar, spesifik dan jelas. Tanpa tujuan yang jelas, tim akan kebingungan. Mereka membuang-buang waktu, kehilangan energi, teralihkan perhatiannya dan akhirnya menurun semangatnya. Akhirnya, seorang pemimpin harus memberikan imbalan kepada tim atas pekerjaan yang telah dilakukan dengan baik. Beberapa pemimpin gereja suka pilih-pilih dalam memberi imbalan kepada mereka yang telah bekerja dengan efektif, tidak demikian dengan Yesus.
Tantangan kepemimpinan berikutnya adalah sumber dana. Dalam hal pendanaan, ada beberapa prinsip yang harus kita pegang. Pertama, Tuhan adalah penyedia dana. Banyak pemimpin gereja terjebak untuk percaya bahwa sebagian orang di gereja adalah penyedia sumber daya yang utama. Tidak demikian, orang-orang adalah saluran pemeliharaan Allah, tetapi tidak bertanggung jawab atasnya. Hanya Allah yang mengendalikan aliran dana yang kita butuhkan. Para pemimpin akan tidur lebih nyenyak jika mereka telah menetapkan prinsip mendasar. Penyedia utama dari sumber daya yang kita perlukan adalah Tuhan yang ingin melihat gereja-Nya dibangun lebih dari pada kita. Dan Ia sangat kaya.
Kedua, menawarkan. Menawarkan kepada orang-orang yang luar biasa kesempatan yang luar biasa untuk berinvestasi di dalam kerajaan Allah.
Ketiga, ada manfaat dalam kesulitan pendanaan. Perlu berani menolak untuk jelan pintas di dalam pendanaan bagi organisasi kita. Percayalah ada banyak manfaat menyangkut keharusan menghadapi tantangan financial.

Dalam pelajaran tentang pelayanan ini, kita perlu menjelaskan bahwa para pengikut Kristus dipanggil untuk sesuai kemampuan mereka, memberi sekurang-kurangnya sepuluh persen pendapatan mereka bagi pekerjaan Tuhan. Prinsip informasi perlu juga kita lakukan, maksudnya orang-orang ingin tahu, mereka pantas tahu. Mereka tidak dapat membantu jika mereka tidak tahu. Berilah laporan keuangan yang KISS, berarti “Keep it Simple, Stupid”, buatlah sesederhana mungkin apa yang kita laporkan. Juga tugas para pemimpin dalam hal ini membantu orang-orang dengan karunia spiritual untuk memberi agar ikut terlibat dan memahami bahwa mereka bertanggung jawab kepada Tuhan atas “semua yang telah diberikan kepada mereka.” Yang menahan mereka adalah mereka belum pernah diajar, belum pernah diundang untuk ikut berpatisipasi, belum pernah ditantang untuk menganggap serius karunia mereka.
Orang-orang ingin memberi bagi visi yang kuat, visi yang besar. Tebarkan visi yang menarik, menantang, memuliakan Tuhan.
Berikutnya, pemimpin dalam keadaan terbaik saat mereka membangkitkan para pemimpin di sekeliling mereka dan menciptakan budaya kepemimpinan. Pengembangan kepemimpinan tidak pernah terjadi secara kebetulan. Hal itu hanya terjadi saat pemimpin memiliki visi untuk itu, saat denyut nadinya berdetak semakin cepat saat ia berpikir untuk memompakan aliran pemimpin-pemimpin yang kompeten dengan mantap ke dalam sistem organisasi. Menciptakan visi, tentu saja, hanyalah permulaannya. Tantangan berikutnya adalah merancang strategi untuk mengubah visi menjadi kenyataan. Sebelum membahasnya lebih dalam, kita perlu memahami bagaimana terbentuknya seorang pemimpin. Para pemimpin dalam perjalanannya menuju kepemimpinan tak kala seseorang menanamkan investasi di dalam diri nya, karena seseorang membangunkannya, melatihnya dan menunjukkan kepadanya bagaimana caranya memimpin. Tetapi para pemimpin tidak dapat menjadi pemimpin sampai seseorang menaruh tongkat kepemimpinan di tangan mereka dan berkata, “Ayo maju !”
Setelah Yesus memilih kedua belas murid, Ia segera mencurahkan waktu untuk berinvestasi dalam kehidupan mereka. Ia meluangkan waktu bersama mereka.

Ia mengajar mereka. Ia memelihara mereka. Ia menegur mereka. Ia memotivasi mereka. Ia menghajar mereka. Ia menginspirasi mereka.
Ada 5 kualitas penting seorang pemimpin; pertama, pengaruh. Kemampuan alamiah untuk mempengaruhi orang lain. Kedua, karakter. Memiliki kejujuran, kerendahan hati, kestabilan, kemampuan untuk diajar dan berintegritas. Ketiga, keahliaan tentang manusia. Kemampuan untuk mendengarkan, sungguh-sungguh mendengarkan ide orang lain. Keempat, semangat. Mereka adalah orang-orang yang berorientasi pada tindakan dan senang mengambil inisiatif. Kelima, kecerdasan. Kecerdasan mental diperlukan untuk memproses banyak informasi, menyaringnya, mempertimbangkan semua pilihan dan biasanya membuat keputusan yagn benat.
Ada 5 fase untuk pengembangan kepemimpinan di sekitar kita : pertama, daftar kualitas. Menetapkan kriteria pemimpin yang akan muncul di sekitar kita. Kedua, menanamkan investasi. Bisa pelatihan on-the-job, atau belajar dari pemimpin-pemimpin lain. Ketiga, mempercayakan tanggung jawab. Sesuatu yang membuat mereka merasa dipercaya, dihargai dan dijunjung; sesuatu yang akan membuat mereka berlutut dan memohon pertolongan Tuhan; sesuatu yang akan menuntut yang terbaik yang bisa mereka berikan.
Menemukan dan mengembangkan gaya kepemimpinan yang unik adalah kunci utama lain menuju keefektifan kepemimpinan. Ada 10 gaya kepemimpinan. Pertama, kepemimpinan visionaris. Ia memiliki gambaran yang jelas dalam benaknya mengenai apa yang akan terjadi di masa depan. Pemimpin seperti ini memiliki menyebar visi yang kuat dan antusias. Kedua, kepemimpinan memberi arah. Mereka dikaruniakan Allah kemampuan untuk memutuskan untuk memilih di jalur yang tepat bagi sebuah organisasi saat berada di persimpangan yang kritis. Ketiga, kepemimpinan strategis. Kemampuan mengambil visi yang menarik dan memecah-mecahkannya menjadi langkah-langkah berurutan dan dapat dicapai. Keempat, kepemimpinan tipe pengelola. Tipe ini bergairah jika memikirkan dirinya menertibkan sebuah kekacauan. Ia menemukan kepuasan saat memonitor dan menyelaraskan sebuah proses. Kelima, kepemimpinan pembangkit motivasi. Mereka mampu mengobarkan semangat tim. Mereka senantiasa mencari “orang yang letih lesu” dan dengan segera “menyuntikan” inspirasi yang tepat kepada mereka.

Keenam, kepemimpinan tipe gembala. Seseorang yang membangun sebuah tim dengan perlahan-lahan, mengasihi para anggota tim dengan mendalam, memelihara mereka dengan lemah lembut, mendukung mereka secara konsisten, mendengarkan mereka dengan sabar dan mendoakan mereka dengan rajin. Ketujuh, kepemimpinan pembangun tim. Memiliki wawasan supranatural terhadap orang-orang yang membuat mereka dengan sukses menemukan dan mengembangkan orang-orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat, karakter yang tepat dan kecocokan dengan para anggota tim yang lain. Kedelapan, kepemimpinan tipe wiraswasta. Keunikan tipe ini dari yang lain, mereka akan berfungsi optimal pada tahap awal sesuatu. Mereka akan antusias dan mencari sesuatu yang baru. Kesembilan, tipe kepemimpinan rekayasa ulang. Mereka berfungsi paling baik dalam lingkungan yang penuh perubahan. Mereka mengevaluasi kembali personil, strategi dan nilai-nilai. Kesepuluh, kepemimpinan yang menjembatani. Bakat unik dari tipe ini adalah fleksibelitas yang besar. Mereka adalah diplomat-diplomat yang memiliki kemampuan super untuk berkompromi dan berunding.
Selanjutnya kepemimpinan sering diperhadapkan dengan masalah yang harus diputuskan. Ada 4 sumber data yang bisa dijadikan data pendukung dalam pengambilan sebuah keputusan. Pertama, keyakinan. Keyakinan itu memberikan informasi terhadap proses pengambilan keputusan kita sehari-hari. Ada 3 keyakinan yang bisa dijadikan tujuan pemeriksaan dalam pengambilan keputusan; menghormati Allah dalam segala hal maka Ia akan menghormati Anda, umat manusia berharga bagi Allah, gereja setempat adalah harapan dunia.
Kedua, konsultasi atau mengevaluasikannya dengan pendapat pemimpin-pemimpin lain. Konsultasi dengan pemimpin lain berguna dalam penilaian tingkat resiko atas keputusan yang akan kita ambil. Selain itu berguna juga saat pegambilan keputusan kita berkaitan dengan penilaian prestasi seseorang. Karena menilai orang lain bukanlah hal yang mudah, sebab orang-orang adalah harta milik Allah yang paling berharga. Konsultasi juga berguna saat kita ingin menetapkan sebuah nilai keunggulan dalam tim organisasi kita.

Terakhir konsultasi juga perlu dilakukan berkaitan dengan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan moril, kala semangat menurun, kita perlu mengambil keputusan-keputusan yang bisa memompa semangat.
Ketiga, penderitaan. Pengalaman buruk bisa memberi kita keuntungan, mengajari para pemimpin untuk memahami tingkat rasa sakit yang terkandung dalam setiap gagasan baru. Jika tingkat itu terlalu tinggi, tanda bahaya mulai berbunyi, dan mereka tahu bahwa mereka harus berhenti. Penderitaan adalah guru yang baik dan informan yang fantastis bagi proses pengambilan keputusan kita.
Sumber keempat, Roh Kudus. Roh Kudus adalah sumber data paling berharga yang kita miliki. Pelatihan dan mentoring kepemimpinan memang baik. Mengasah keterampilan kita patut dipuji. Mengembangkan pemikiran kita sangatlah penting. Tetapi akhirnya kita berjalan dengan iman, bukan dengan penglihatan. Ada dimensi supranatural dalam kepemimpinan yang hanya dapat kita miliki jika kita mendengarkan dengan cermat perkataan Roh Kudus.
Yang tidak disadari oleh banyak orang adalah bahwa untuk dapat memimpin dengan baik, seorang pemimpin harus mampu memimpin ke segala arah – utara, selatan, barat dan timur. Yang membuatnya menjadi sulit adalah diri kita sendiri. Manajemen diri sendirilah yang harus menyita 50 persen waktu dan kemampuan terbaik kita. Ada beberapa hal yang perlu kita tanyakan pada diri kita sendiri. Pertama, apakah panggilan saya pasti ? Merupakan hak istimewa dan berkat jika kita menerima panggilan dari Tuhan. Hidup kita menjadi terfokus. Kita memiliki energi yang semakin bertambah dan rasa percaya diri yang lebih besar. Kedua, apakah visi saya jelas ? Bagaimana saya dapat memimpin orang-orang menuju masa depan jika gambaran saya mengenai masa depan kabur ? Ketiga, apakah semangat saya berkobar ? Adalah tugas kita sendiri untuk selalu menjaga semangat kita tetap menyala-nyala. Keempat, sudah saya mengembangkan karunia-karunia saya ? Apakah kita menantang diri sendiri untuk mengembangkan karunia-karunia dengan segenap kemampuan ? Kelima, apakah karakter saya tunduk kepada Kristus ? Orang-orang tidak akan mengikuti pemimpin yang moralnya tidak pantas, setiap kali Anda berkompromi dengan karakter Anda, Anda berkompromi dengan kepemimpinan Anda.

Keenam, apakah keangkuhan saya berkurang ? Jika Anda mendandani diri dengan kerendahan hati, perkenan Allah akan menyertai Anda. Ketujuh, sudahkah saya mengatasi rasa takut ? Rasa takut dapat melumpuhkan. Adalah tugas pemimpin untuk menyingkirkan rasa takut sehingga rasa takut itu tidak mensabotase misinya. Kedelapan, apakah masalah-masalah pribadi menganggu kepemimpinan saya ? Mengabaikan peran masa lalu yang membentuk kita sering membuat keputusan yang tidak bijaksana dan membawa akibat yang buruk bagi orang-orang yang mereka pimpin. Kesembilan, Apakah kecepatan langkah saya dapat dipertahankan ? Menetapkan kecepatan langkah yang dapat dipertahankan dalam kehidupan Anda bukanlah tugas siapa-siapa selain Anda sendiri. Kehidupan Anda, pelayanan Anda, perkawinan Anda, keluarga Anda – semuanya bergantung pada Anda sendiri. Kesepuluh, apakah kasih saya kepada Allah dan orang-orang semakin bertambah ? Apa gunanya menjadi pemimpin Kristen jika keahlian, wawasan, keputusan dan energi saya tidak mengalir dari kasih yang mendalam bagi Allah dan sesama ?
Jadilah pemimpin seperti Daud yang adalah optimis. Jadilah seperti Yonatan yang mengasihi. Jadilah seperti Yusuf yang berintegritas. Jadilah seperti Yosua yang memimpin dengan keputusan yang tepat dan menyerukan orang lain. Jadilah pemimpin berani seperti Ester. Jadilah bijaksana seperi Salomo memimpin. Jadilah pemimpin yang jujur di hadapan Allah seperti Yeremia. Jadilah pemimpin yang penuh komitmen terhadap perayaan keberhasilan seperti Nehemia. Jadilah seperti Petrus yang punya inisiatif. Jadilah seperti Paulus yang penuh integritas.
Peranan Allah melebihi karunia kepemimpinan, keahlian dan bakat yang dibutuhkan, melebihi pengamalan selama bertahun-tahun. Ia akan memberkati kepemimpinan kita dengan kuasa, kreativitas, keberanian, dan apapun yang dibutuhkan untuk menghasilkan buah-buah bagi kemuliaan Allah. Ada beberapa jalan spiritual. Jalur relasional, mereka dapat merasakan hadirat Allah, bukan sendirian, namun saat bersama-sama belajar Alkitab, berdoa dan melayani bersama. Jalur intelektual, orang-orang ini tidak dapat mengikuti ibadah tanpa dua tiga pejelasan Alkitab mereka. Jalur pelayanan, mereka tidak mencapai kemajuan spiritual jika mereka tidak terus-menerus bekerja di ladangn Tuhan.

Jalur kontemplatif, bagi mereka berada sendirian bersama Allah sudah cukup. Jalur aktivis, tidak seperti kontemplatif, kondisi terbaik mereka saat mereka maju dengan kecepatan tinggi. Jalur penciptaan, bagi mereka berada di lingkungan alamiah secara dramatis meningkatkan kesadaran mereka akan Allah. Jalur ibadah, mereka akan merancang sebuah rencana formasi spiritual yang membuat mereka dapat lebih sering menyelidiki semangat ibadah. Oleh karena itu, temukanlah jalur Anda sendiri, dalamilah jalur Anda, hargailah semua jalur dan akhirnya bantulah orang lain menemukan jalur mereka.
Bagaimana cara agar tetap bertahan dalam semangat yang mungkin memudar ? Masuklah ke sekolah ketahanan mental. Pelajaran pertama, pastikan panggilan Anda pasti dan tetap fokus. Kunci survival bagi pemimpin adalah tetap terfokus dan tetap taat pada panggilan Allah. Pelajaran kedua, bertahan dengan mengembangkan keberanian untuk berubah. Pelajaran ini mengembleng Anda dan membuat Anda bertumbuh. Pendekatan ini membangun iman dan karakter. Pelajaran ketiga, bertahan dengan menemukan orang-orang yang dapat diandalkan. Carilah orang-orang yang dapat diandalkan. Pelajaran terakhir, bertahan dengan sudut pandang yang abadi. Para pemimpin yang heroic sepanjang sejarah keselamatan selalu memandang kesulitan dalam pergumulan jangka pendek dari sudut pandang keabadian.
Kelebihan buku ini adalah contoh-contoh praktis yang banyak diberikan untuk menjelaskan maksud penulis. Inti buku ini juga mudah dimengerti karena menggunakan bahasa yang sederhana serta to the point dan mudah untuk diaplikasikan, karena didukung dengan contoh-contoh yang sangat praktis. Buku ini juga sangat memberikan inspirasi bagi kita dalam kepemimpinan kita saat ini, buku untuk sangat memotivasi kita untuk menjadi pemimpin yang terbaik, juga lebih sungguh-sungguh dalam mengejar panggilan Tuhan, sehingga gereja berfungsi sebagaimana mestinya menjadi tempat pengharapan dunia.
Namun ada beberapa hal yang perlu diperbaiki buku ini. Poin-poin yang diberikan sangat berdasarkan dari pengalaman pribadi penulis, yang sangat mungkin bisa bias dan belum tentu bisa diterapkan begitu saja, mengingat budaya dan tempat yang berbeda. Apalagi proyek pengalaman yang diberikan hampir semua adalah gereja Willow Creek.

Dan contoh-contoh kepemimpinan yang dibahas terlalu dominan mengenai kepemimpinan gereja, sehingga perlu disesuaikan dulu sebelum diterapkan di luar lingkungan kepemimpinan gereja.

No comments: