Anda diciptakan sama,namun anda diselamatkan untuk menjadi "BERBEDA"

14 April 2009

PERTUMBUHAN GEREJA MENURUT KITAB KISAH PARA RASUL

Alasan Gereja Semestinya Bertumbuh
Yesus mengatakan bahwa Ia akan membangun gerejaNya (I will build my church – Matius 16:18). Hal ini dimulai dari 12 Rasul menjadi 70 orang kemudian 120 orang (yang disebut sebagai gereja mula – mula / early church) dan berkembang menjadi 3.000 orang (Kis. 2:41).
Gereja haruslah bertumbuh, hal ini tidaklah bisa ditawar-menawar. Berikut beberapa alasan mengapa gereja semestinya bertumbuh:
Harapan Yesus dan Catatan Perjanjian Baru
Matius 4:19 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (juga tercatat di Markus 1:17)
Perkataan ini diucapkan Yesus, ketika Dia memanggil orang-orang yang akan menjadi murid dan rasul-Nya kelak. Yesus sangat tepat memberikan istilah “penjala manusia”, karena orang-orang yang diajak tersebut adalah nelayan. Mereka dengan mudah menangkap maksud Yesus. Selain istilah yang tepat, “penjala manusia” juga mengindikasikan kata kerja aktif. Mungkinkah seorang nelayan tidak menjala ikan? Demikian juga dengan orang-orang yang dipanggil Yesus yang ditugaskan sebagai “penjala manusia”, menjadi tidak wajar jika tidak “menjala manusia”. Gereja tidak saja dipanggil untuk mengikuti Yesus, tetapi juga mengikuti panggilan-Nya, yaitu menjangkau jiwa-jiwa. Jika gereja menjalankan panggilan-Nya, maka tidak mungkin gereja-gereja Tuhan tidak bertumbuh.
Matius 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.
Amanat Agung mengubah paradigma180º tentang agama pada umumnya. Amanat Agung memerintahkan orang-orang untuk pergi untuk memberitakan kabar keselamatan. Berbeda dengan agama pada umumnya; yang berdiam diri dan orang lainlah yang mencari. Di sisi lain, Amanat Agung membongkar paradigma agama yang ekslusif menjadi inklusif. Jika beberapa agama Yahudi menganggap orang Yahudi saja yang berhak menjadi umat pilihan Allah, tidak demikian yang diperintahkan Yesus. Yesus tidak saja memberikan visi bagi gereja-gereja-Nya untuk menjangkau semua bangsa, tapi itu perintah. Tidakkah gereja semestinya bertumbuh saat mau pergi dan menjadikan dirinya inklusif?
Kisah para rasul 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus
turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di
seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Ada dua kemungkinan mengapa orang harus bersaksi, pertama karena dia didakwa atau disalahkan dan harus membenarkan dirinya maka dia bersaksi. Kedua, karena dia tahu ada sesuatu yang baik dan benar, maka dia berusaha orang lain tahu itu, maka dia bersaksi. Nah, maksud Yesus dengan ayat di atas adalah bersaksi karena kita tahu ada yang baik dan benar. Apalagi kesaksian ini menjangkut hidup masa kini dan masa depan. Gereja yang suka bersaksi tidak mungkin tidak mengalami pertumbuhan.
Rom 12:4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak
anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama.
Memang konteks ayat ini berbicara mengenai kesatuan dan saling membutuhkan serta melengkapi sesama tubuh Kristus dalam satu gereja. Tapi penggunaan istilah “tubuh” juga berbicara mengenai gereja yang hidup. Sebagaimana suatu kehidupan memerlukan makan, interaksi dan bertumbuh, demikian juga dengan gereja, perlu menumbuhan dirinya sebagaimana mestinya.

Ada Apa dengan Gereja di Kitab Kisah Para Rasul?
Amanat Agung yang diberikan Kristus sebelum kenaikan ke surga (Mat. 28:19-20) betul-betul dengan setia dijalankan oleh murid-murid-Nya. Sebagai hasilnya lahirlah gereja/jemaat baru baik di Yerusalem, Yudea, Samaria dan juga di perbagai tempat di dunia (ujung-ujung dunia).
Gereja di Kitab Kisah Para Rasul layak dijadikan model pertumbuhan gereja, karena gereja di Kitab Kisah Para Rasul adalah gereja yang langsung didirikan oleh para rasul, yang nota bene adalah orang-orang yang hidup bergaul secara langsung dengan Yesus Kristus. Dengan demikian peluangnya lebih kecil terjadi bias, dari apa yang diinginkan oleh Tuhan Yesus dengan kenyataan yang gereja kerjakan. Selain itu gereja di Kitab Kisah Para Rasul lebih murni karena terjadi secara alamiah, tanpa dipaksakan dan tidak ada model gereja seperti apa yang mereka ikuti. Sehingga tidak terkontaminasi dengan tradisi dan dogma, yang ada kemungkinan tidak yang diharapkan oleh Yesus. Gereja di Kitab Kisah Para Rasul adalah benih dari pencurahan Roh Kudus saat Pentakosta. Jika kita mau tahu dengan benar tindakan dari gereja yang dipenuhi Roh Kudus, maka kita bisa dapatkan dari gereja yang tercatat di Kitab Kisah Para Rasul. Gereja di Kitab Kisah Para Rasul bisa dikatakan terdiri dari anggota yang bukan Kristen turunan atau Kristen KTP. Dengan demikian, gereja ini adalah gereja yang terdiri dari orang-orang yang secara aktif mengambil inisiatif untuk mengikut Yesus.
Dari penjelasan di atas, maka kita akan berada di jalan yang tepat mendalami apa yang terjadi di Kitab Para Rasul, jika kita ingin memahami gereja yang sehat dan bertumbuh.
Tanda-Tanda Pertumbuhannya
Kisah Para Rasul 2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu
memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira
tiga ribu jiwa.
Kisah Para Rasul 2:47b Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka
dengan orang yang diselamatkan.
Sungguh naïf jika kita mencoba membenarkan diri dengan mengurangi kadar pertumbuhan gereja adalah penambahan jumlah orang-orang percaya. Memang bertumbuh tidak hanya dilihat dari sisi kuantitatif tapi juga kualitatif. Kedua tolok ukur ini adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Seperti pertumbuhan seorang anak tampak dari seberapa banyak kosa kata yang dia bisa katakan (kualitatif), dan berapa berat dan tinggi badannya (kuantitatif). Seperti tercatat di Amanat Agung, Tuhan Yesus memerintahkan untuk pergi (mencari jiwa) adalah sisi kuantitatif, dan dilanjutkan dengan jadikan mereka murid adalah sisi kualitatif.
Rick Warren mengilustrasikan ketika kita memancing, apakah kita ingin dapat ikan besar atau ikan yang banyak? Tentu yang terbaik adalah mendapat ikan yang besar dan banyak. Gereja di Kitab Kisah Para Rasul menuai jiwa-jiwa baru bagi Tuhan. Bahkan dikatakan tiap-tiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang-orang yang baru diselamatkan. Seberapa besar orang yang bisa dimenangkan bukanlah hal yang penting, tapi sudahkah gereja kita bertambah dengan orang-orang baru percaya.
Kisah Para Rasul 2:47a sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua
orang.
Jika gereja di Kitab Kisah Para Rasul dikatakan disukai semua orang, maka untuk gereja masa kini kita sulit menemukan gereja yang disukai semua orang. Namun inilah tanda gereja yang bertumbuh adalah gereja yang sehat. Kita tentu akan senang melihat pohon mangga yang kita tanam sehat, sehingga bisa menghasilkan buah yang banyak setiap musimnya. Jika pohon mangga itu tidak sehat, tentu pohon itu tidak akan bertumbuh. Sehat tidaknya gereja adalah penentu bertumbuh tidaknya sebuah gereja. Sehat tidaknya gereja bisa dikatakan tampak dari disuka atau tidak disukainya keberadaan gereja tersebut. Disukai mengindikasikan kualitas iman yang dimiliki orang-orang percaya pada waktu itu. Di situ jelas dikatakan bahwa "mereka" disukai semua orang. Yang disukai semua orang bukan Petrus, Yohanes atau rasul yang lain, melainkan seluruh anggota jemaat gereja tersebut, yang tentunya termasuk para rasul. Berarti yang berperan dalam pertumbuhan gereja bukan hanya para rasul tetapi seluruh anggota jemaat.

Paradigma Baru
Kunci rahasia utama dari gereja di Kitab Kisah Para Rasul adalah adanya paradigma baru di dalam kehidupan rohani mereka. Paradigma baru inilah yang mendorong mereka dengan begitu antusias untuk menjadi gereja yang Tuhan inginkan dan menaklukkan setiap tantangan dalam menjalankan panggilan Tuhan.
Jika kita ingat kisah hidup Yesus Kristus yang tercatat di Kitab Injil, maka sebagian besar kita akan menemukan paradigma baru yang Tuhan Yesus ajarkan. Dengan paradigma baru inilah orang-orang percaya dan gereja harus berpijak.
Tentang Tuhan
Yohanes 4:20-23 Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi
kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."
Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan
tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga
di Yerusalem.
Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang
kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-
penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab
Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Arti penyembahan yang ritual dialihkan ke penyembahan dalam Roh dan Kebenaran. Agama Yahudi pada waktu itu menjadikan Yerusalem tempat Allah bersemayam dan disanalah orang-orang bisa menyembah Tuhan. Bahkan mereka membatasi hanya orang-orang Yahudi yang adalah umat pilihan Allah, sedangkan yang lain adalah orang-orang kafir. Kegiatan keagamawian diubah menjadi pengenalan dan hubungan antara pribadi-pribadi dengan Tuhan.
Paradigma inilah yang membawa mereka bisa menerima bahkan berjuang untuk memberitakan Injil bagi bangsa-bangsa lain. Di Kitab Kisah Para Rasul juga tidak satupun mencatat ritual-ritual yang harus dipersiapkan orang-orang untuk menyembah Tuhan, tapi lebih ke bagaimana cara kita hidup sebagai orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus.
Kisah Para Rasul 1:13 Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang
atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes,
Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus
bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus.
Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan
beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara
Yesus.
Cara hidup keagamawian mereka lebih terjadi secara alamiah, dari pada dibuat-buat dengan aturan-aturan dan dogma.
Lahir Baru dan Kuasa Roh Kudus
Matius 3:11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi
Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku
tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh
Kudus dan dengan api.
Mengenai Roh Kudus sudah dijelaskan oleh Yohanes Pembaptis sendiri. Jika sebelumnya orang-orang mencari dan senang dengan tanda-tanda lahiriah, maka melalui Yesus Kristus, kita dibawa kepada jalan yang benar mengenai hidup yang diubahkan, berani dan sanggup menjadi orang-orang yang Tuhan inginkan. Hidup yang diubahkan ini diulangi lagi oleh Tuhan Yesus dalam percakapannya dengan Nikodemus.
Yohanes 3:5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika
seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam
Kerajaan Allah.
Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari
Roh, adalah roh.
Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus
dilahirkan kembali.
Nikodemus memulai percakapan dengan memuji tanda-tanda dan mujizat yang Yesus lakukan (Yohanes 3:2), Yesus mengarahkan Nikodemus dengan hal yang terpenting, yakni mengenai kelahiran baru. Tanda-tanda dan kekuatan lahiriah terbatas bahkan tidak mengenai tujuan utama dari misi Allah, yakni transformasi gaya hidup pribadi lepas pribadi.
Roh Kudus inilah yang memampukan setiap orang-orang percaya untuk mengenal Allah secara benar, dimampukan untuk bertindak sesuai dengan tujuan dan cara Allah.
Yohanes 14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh
Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu
kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan
kepadamu.
Perubahan yang radikal terjadi pada semua orang-orang. Tampak jelas terjadi pada diri Petrus. Seorang yang sebelumnya tidak pernah berkhotbah, bisa berkhotbah dengan berkuasa membawa ribuan orang untuk menerima keselamatan. Sebelumnya seorang yang menyangkal Yesus, cari aman, tapi diubahkan menjadi saksi Yesus yang berani. Orang-orang yang sebelumnya tidak pernah dicatat dalam Kitab Injil bersehati, berkumpul, bersekutu berdoa dan saling berbagi. Semua ini terjadi persis setelah Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta. Inilah hasil dari cara kerja Roh Kudus, yang berbeda dengan hasil kerja kedagingan manusia. Dan itulah alasan mengapa Yesus meminta mereka bertahan di Yerusalem, hingga Roh Kudus tercurahkan.
Kisah Para Rasul 1:4-5 Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan
mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka
tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang--demikian kata-Nya--"telah kamu dengar
dari pada-Ku.
Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis
dengan Roh Kudus."
Ayat ini adalah penggenapan yang sudah dikatakan oleh Yohanes Pembaptis (lihat Matius 3:11; Yohanes 1:33), dan oleh Yesus sendiri. Kata pasif “dibaptis” mengindikasikan pada kita bahwa terjadinya baptisan Roh Kudus bukanlah hasil dari usaha memperoleh janji tersebut, tapi hanya oleh kehendak Tuhan saja.
Awal bukan Akhir
Kisah Para Rasul 1:11 dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea,
mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke
sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama
seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."
Kristen lahir ketika Pentakosta dan berakhir ketika Yesus datang ke dua kalinya. Di sinilah letak perbedaan dengan agama lain. Ada konsekuensi tindakan kita saat ini, pertanggung jawaban saat Yesus datang kembali, dan harapan sukacita besar yang menanti. Dasar inilah membuat jemaat mula-mula rela berbagi harta benda fana demi harta kekal, bersaksi hingga ke ujung bumi demi orang-orang tidak dihakum ketika Yesus datang kembali. Mereka berpegang teguh pada kebenaran, bahwa ada babak terakhir yang belum terjadi, yaitu kedatangan Yesus Kristus kembali.

Perubahan Gaya Hidup Jemaat Mula-Mula
Perubahan adalah kata kunci dari gaya hidup jemaat mula-mula. Mereka menunjukkan pikiran, sikap, dan kebiasaan yang baru.
Kisah Para Rasul 2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan
dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti
dan berdoa.
Perubahan yang pertama adalah mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul. Apa sebenarnya yang dimaksudkan dengan pengajaran rasul-rasul?
Pengajaran rasul-rasul adalah pengajaran yang rasul-rasul terima secara langsung dari Tuhan Yesus. Dimulai dari yang haus dan rindu, artinya ada kebutuhan akan firman-Nya. Hati mereka bukan lagi tercengang oleh mujizat-mujizat yang pernah Yesus lakukan, tapi hati yang mau dikoreksi, diubahkan sesuai dengan kebenaran-Nya. Di Kitab Injil, dicatat mereka lebih banyak memakai perspektif mereka dari pada duduk diam untuk mendengar, mengevaluasi, dan mengenal kebenaran-Nya. Ingatkah kita perbedaan Marta dan Maria saat menyambut kedatangan Yesus.
Lukas 10:41-42 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir
dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang
perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari
padanya."
Marta bisa mewakili semua orang yang mengikut Yesus pada waktu itu, mereka sibuk dengan aktivitas, bukan duduk diam untuk mengenal kebenaran-Nya.
Perubahan yang kedua adalah suka bersekutu atau KOINONIA. Tiap-tiap hari mereka berkumpul, dari rumah ke rumah. Hal ini mengajarkan kepada kita, bahwa persekutuan mereka sudah masuk ke tingkat “berbagi hidup” (open house, open family, dan open heart). Dicatat bahwa mereka berkumpul bersama dengan gembira dan tulus hati. Gereja mula-mula bertumbuh melalui sel. Begitu ada orang yang lahir baru, langsung dimuridkan. Sel di gereja mula-mula bukan program tetapi merupakan kehidupan gereja.
Dalam sel, hubungan antara sesama anggota dibangun. Pemuridan terjadi dengan cara memodelkan seperti yang dilakukan Yesus kepada keduabelas murid-Nya. Murid-murid Yesus selama 3½ tahun makan, tidur, pergi dan tinggal bersama Dia. Mereka melihat bagaimana Yesus mengajar, bagaimana Yesus memberi respon kepada orang-orang yang meng-kritik, bagaimana hati Yesus melihat orang buta, orang lumpuh dan bagaimana Ia melakukan banyak hal. Murid-murid-Nya kemudian melakukan persis seperti yang Guru mereka lakukan. Antara Yesus dan murid-murid-Nya terjalin hubungan pribadi yang erat. Dengan persekutuan dengan jemaat, maka gereja akan menjadi gereja yang mengasihi dan semua jemaat akan disejahterakan. Ada 3 tingkatakan pertumbuhan dalam persekutuan pada Kis.4:32 - yang pertama; satu hati (roh), lalu satu jiwa (pikiran) dan diikuti oleh ekspresi fisik dalam memiliki semua hal secara umum.
Kisah 2:44-45 Dan semua orang yang menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
Kisah Para Rasul 2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka
berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di
rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan
gembira dan dengan tulus hati.
Namun kebiasaan ini jarang terjadi saat mereka dulu bersama-sama dengan Yesus. Bahkan mereka pernah “bertikai” mengenai siapa yang terbesar. Sangat terkesan tidak ada kebersamaan, kesatuan hati, apalagi ketulusan saat itu.
Markus 9:34 Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka
mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.
Mereka menyibukkan dengan kepentingan diri mereka sendiri, sehingga mereka jarang berkumpul, apalagi rutin berkumpul bersekutu bersama-sama setiap hari.
Perubahan yang ketiga adalah mereka suka berdoa.
Saya coba mengingat-ingat apakah di Kitab Injil ada peristiwa dimana mereka suka berdoa. Namun yang saya temukan:
Markus 1:35-37 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan
pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.
Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; waktu menemukan Dia
mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau."
Petrus tidak bersama Yesus untuk berdoa, bahkan dengan nada sedikit kesal karena sudah capek mencari-cari Yesus, tidak tahunya Yesus sedang berdoa. Sangat jelas, Petrus dan kawan-kawan lebih suka Yesus melayani orang-orang yang membutuhkan Dia, dari pada berdoa. Mereka dulu menyibukkan diri dengan kegiatan, tapi sekarang menyibukkan diri untuk berdoa.
Perubahan ketiga gaya hidup mereka itulah yang mengajarkan kepada kita alasan gereja mula-mula bertumbuh, terutama pertumbuhan secara kualitatif, yang berakhir dengan gaya hidup mereka itu menjadi disukai semua orang.
Kesukaan Jemaat Mula-Mula
Pertama, mereka menjadi suka bersaksi.
Kisah Para Rasul 8:25 Setelah keduanya bersaksi dan memberitakan firman Tuhan, kembalilah mereka ke Yerusalem dan dalam perjalanannya itu mereka memberitakan Injil dalam banyak kampung di Samaria.
Kisah Para Rasul 20:21 aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.
Kisah Para Rasul 23:11 Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian
jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma."
Roh Kudus memenuhi setiap orang-orang percaya dan memperlengkapi mereka untuk menjadi saksi. Roh Kudus menggunakan para saksi gereja untuk mengingatkan yang tersesat, seperti yang pernah Yesus katakan. Inilah yang membedakan gereja pada waktu dengan saat ini. Semangat suka bersaksi semakin kendor, hal ini diakibatkan oleh turunnya tingkat fanatisme pada diri orang-orang percaya.
Kedua, mereka suka melayani. Suka membagi apa yang dipunyai. Mereka menjadi aktif berbagi dengan orang lain serta memperhatikan kebutuhan orang lain. Mereka menjadi orang-orang yang tidak lagi memikirkan diri mereka sendiri. Mereka menjadi berlomba-lomba untuk saling melayani.
Kisah Para Rasul 2:45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
Kisah Para Rasul 10:2 Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa
kepada Allah.
Mencari uang bukan lagi merupakan hal yang terpenting dalam hidup. Satu-satunya hal yang penting adalah memuji Allah, dan membawa berita yang-mengubah hidup kepada orang-orang lain (Kis. 2:44,47; 4:32,35).
Penutup
Jika kita memiliki anak, apa yang bisa membuat kita sangat kecewa dengan anak-anak kita? Hal ini saya tanyakan ke beberapa orang, lalu mereka berkata: 1. Jika anak saya tidak bisa besar, berat dan tingginya tidak sesuai dengan pertambahan usianya, 2. Kalau anak saya tidak bisa diatur, dan 3. Kalau anak saya bodoh.
Demikian juga dengan Tuhan Yesus, Dia akan kecewa melihat gereja-Nya yang tetap kerdil secara jumlah, karakter rohani, dan pengenalan akan Allah.

PUSTAKA
Bible Commentary, Matthew Henry
http://www.pesta.org/tbiblika
Memahami Perjanjian Baru, BPK Gunung Mulia, John Drane
Seri Pengajaran Iman Kristen, Pdt. Indri Gautama
Artikel Kembali Kepada Gereja Mula-Mula, Soegandi
Artikel DNA Gereja Mula-Mula dan Pandangan Umum Gereja, Jonathan Pattiasina
The Purpose Driven Chruch, Rick Warren
Bible Commentary, Warren W. Wiersbe
Formulasi Gereja yang Bertumbuh, Pdt. Bob Jokiman