Anda diciptakan sama,namun anda diselamatkan untuk menjadi "BERBEDA"

29 May 2008

RINGKASAN BUKU - Visioneering, Andy Stanley

Buku Visioneering ditulis oleh Andy Stanley. Beliau adalah anak dari Penulis terkenal, Charles Stanley. Andy Stanley adalah lulusan Dallas Theological Seminary dan Pendeta perintis dari jemaat North Point Community Church di Atlanta, Georgia.
Pendahuluan
Diperlukan rekayasa visi untuk bisa mewujudkan impian kita. Rekayasa visi adalah proses yang diikuti seseorang untuk membuatnya mimpinya menjadi sebuah kenyataan. Sedangkan visioneering adalah proses rekayasa dari sebuah visi. Jika dirumuskan akan menjadi seperti ini :
REKAYASA VISI = INSPIRASI + KEYAKINAN + TINDAKAN + KETETAPAN HATI + PENYELESAIAN
Hidup adalah sebuah perjalanan. Oleh karena itu perlu TUJUAN. Ibarat mengisi karung-karung dengan pasir bukanlah kegiatan yang istimewa, namun mengisinya dengan tujuan membangun sebuah tanggul, memberikan artian yang berbeda. Visi merajut empat aspek ke dalam elemen pengalaman sehari-hari;
1.Gairah
Visi selalu disertai dengan emosi yang kuat.
2.Motivasi
Orang-orang yang didorong oleh visi adalah orang-orang yang termotivasi.
3.Arah
Visi berfungsi sebagai sebuah peta perjalanan.
4.Tujuan
Visi Anda adalah unik bagi Anda. Keunikan ini memberikan tujuan hidup bagi hidup Anda.
Sebuah visi tidak bisa lepas dari unsur ilahi. Allah telah memiliki visi bagi kehidupan Anda. Yakni, Ia telah memiliki suatu gambaran mental apa yang Anda dapat dan seharusnya menjadi serta apa yang Anda dapat dan seharusnya lakukan.


Bab 1
Visi adalah sesuatu yang seharusnya dilakukan, sesuatu yang harus terjadi. Pada hakekatnya visi adalah tentang perubahan. Dan dalam banyak arena kehidupan, perubahan tidak disambut dengan baik. Agar sebuah visi bisa bertahan, visi itu harus matang. Kematangan memerlukan waktu. Karena visi Anda sebenarnya adalah kepanjangan dari visi-Nya, maka timing-Nya – yaitu penentuan waktu yang tepat oleh Allah – adalah sempurna. Dan selalu ada kesesuaian antara visi yang ditetapkan dengan master plan atau rencana besar Allah untuk zaman ini.
Bab 2
Doa sangat menentukan bagi perkembangan visi. Doa membuat kita terus melihat. Doa membuat beban kita selalu segar. Doa membuat mata dan hati kita berada pada kondisi berharap. Doa tidak memaksa tangan Allah. Tetapi doa membuat kita tetap menantikan campur tangan-Nya. Doa memastikan kita untuk tidak kehilangan kesempatan-kesempatan yang diberikan Allah kepada kita. Kecenderungan kita berdoa bagi mujizat, lebih tepat untuk berdoa bagi kesempatan-kesempatan. Para pemimpi berpikir tentang bertapa indahnya jika sesuatu dilakukan. Para visioner melihat pada kesempatan untuk melakukan sesuatu. Selain berdoa bagi kesempatan-kesempatan, sediakan waktu untuk merencanakan sebuah strategi. Dalam banyak kasus, kesempatan tanpa persiapan berakibat pada hilangnya kesempatan tersebut. Tanpa sebuah rencana, tanpa persiapan, Anda akan kehilangan kesempatan Anda.
Bab 3
Setiap kali Allah menempatkan sesuatu dalam hati kita untuk dilakukan. Tugas tersebut selalu tampak di luar jangkauan. Alasan tugas itu di luar jangkauan karena tugas tersebut memang demikian besar. Visi-visi yang diberikan Allah selalu tampak terlalu besar untuk kita tangani. Kita seharusnya tidak terkejut. Keinginan Allah adalah bekerja melalui berbagai situasi yang Anda hadapi saat ini untuk menempatkan Anda pada posisi yang tepat. Kebenaran ini harus kita ambil dengan iman ketika kita melihat kedepan. Anda tidak tahu apa yang Allah rencanakan di balik layar kehidupan Anda. Bukanlah suatu kebetulan jika Anda berada di mana Anda sekarang berada. Allah sangat memegang kendali.

Allah sedang memakai berbagai keadaan untuk mempersiapkan Anda mencapai visi-Nya bagi hidup Anda. Sukses adalah tetap setia pada proses yang Allah telah kerjakan untuk Anda. Allah telah menempatkan Anda di mana Ia ingin Anda berada. Ia adalah ahli strategi. Anda adalah komponen yang penting dalam strategi-Nya. Ia adalah kepala. Anda adalah anggota dari tubuh. Ia berada dalam kendali. Anda harus menyerah pada kendali tersebut.
Bab 4
Apa selalu mendahului bagaimana. Anda akan mengetahui apa yang telah Allah taruh dalam hati Anda untuk Anda lakukan sebelum Anda tahu bagaimana Allah ingin hal itu diwujudkan. Banyak visi mati pada masa antara apa dan bagaimana. Ketika bagaimana tampaknya tidak muncul-muncul, sangatlah menggoda untuk menyingkirkan apa dari pikiran kita. Sebenarnya, bagaimana tidak pernah menjadi persoalan bagi Allah. Ketika Ia menempatkan sesuatu dalam hati Anda untuk dilakukan, Ia terus bekerja di belakang layar untuk memastikan bahwa hal itu akan terjadi. Anda tidak bertanggung jawab untuk menggambarkan bagaimana mewujudkan visi Allah bagi hidup Anda.
Bab 5
Menerima dan memiliki visi itu sendiri adalah sebuah tindakan iman. Menjalani visi merupakan hidup dengan iman dalam pengertian yang sesungguhnya. Ketika kita menerima sebuah visi dalam tingkat yang sangat dini, sebelum sesuatu benar-benar “terjadi”, kita sedang membuat pernyataan tentang keyakinan kita terhadap pribadi dan karakter Allah. Mengejar suatu visi memerlukan iman. Mengejar visi yang besar memerlukan iman yang besar. Mengejar sebuah visi akan menguji, merentangkan dan kadang-kadang akan meletihkan iman Anda. Dan sementara Anda berusaha untuk tetap bertahan, Allah menyatakan diri dalam kemuliaan yang Ia terima.
Kedalaman dan keotentikan iman kita menentukan sebagian dari kemampuan kita untuk menangani keberhasilan. Iman memusatkan kita pada ketidakmampuan kita dan kemampuan-Nya.
Bab 6
Ketika pada awalnya Allah meletakan sesuatu dalam hati Anda untuk Anda lakukan, jangan beritahukan kepada siapapun.

Dalam memulainya, tidak seorangpun yang akan sesemangat Anda. Kurangnya gairah mereka berpotensi untuk menghentikan Anda sebelum Anda memulai. Membagikan visi terlalu awal biasanya dipastikan kurangnya sambutan hangat. Selain itu, biasanya ada beberapa pekerjaan persiapan yang perlu dikerjakan sebelum Anda mengumumkan ide kepada khalayak. Perlu penyelidikan atau investigasi sebelum Anda membagikan visi Anda. Penyelidikan atau investigasi memberikan 3 manfaat :
1.Visi diteguhkan
Penyelidikan akan meneguhkan sifat ilahi dari asal visi Anda. Semua visi yang diberikan Allah sering tampak mustahil dari perspektif yang murni pragmatis. Tetapi dalam penyelidikan lebih lanjut, jika memang kenyataannya ini adalah sebuah visi dari Allah, akan ada unsure konfirmasi yang bercampur dalam data yang telah Anda kumpulkan.
2.Visi dirumuskan
Peyelidikan memberikan definisi dan fokus yang lebih lanjut dari sebuah visi. Allah menggunakan periode investigasi ini untuk meneguhkan, mempertajam dan kadang-kadang mengarahkan kembali visi Anda.
3.Visi yang ditinggalkan
Penyelidikan memperingatkan Anda bahwa Anda salah memahami visi itu secara keseluruhan. Investigasi akan membantu Anda membedakan antara alasan yang baik dan visi yang ditetapkan Allah. Penyelidikan akan meneguhkan visi Anda sekaligus memfokuskan visi Anda, atau menyebabkan Anda untuk mempertanyakannya kembali.
Bab 7 & Bab 8
Semua visi yang diperintahkan Allah adalah visi yang dibagikan. Tidak seorangpun mengerjakannya sendiri. Tetapi Allah biasanya membangkitkan seseorang untuk melukiskan gambaran verbal yang menggugah motivasi. Oleh karena itu, Anda perlu membagikan visi Anda dengan seseorang.
Ada 4 komponen yang harus diperhatikan saat Anda membagikan visi Anda pada orang lain :

1.Masalah
Membagikan visi selalu mencakup unsur membangunkan orang dari sikap apatisnya. Para penyampai visi jarang memberikan informasi yang baru. Mereka memberikan cara pandang yang baru dari masalah yang lama. Masalah bukanlah visi. Penyelesaianyalah yang merupakan visi. Tetapi masalah memberikan konteks yang jelas untuk menhadirkan visi. Identifikasi dan nyatakan masalahnya dengan jelas sampai mengusik kesadaran para pendengar Anda. Hal itu akan memenuhi pikiran mereka.
2.Solusi
Sebuah visi selalu merupakan sebuah solusi untuk suatu masalah. Visi memberikan kebutuhan yang dirasakan atau dipahami. Jika penjelasan yang gambling mengenai masalah menggugah pikiran, solusinya menggugah imajinasi. Sebuah visi mengajak kita untuk membayangkan masa depan dengan cara yang menuntut perubahan dari kondisi saat ini. Sebuah visi menuntut kesediaan dari para pendengarnya untuk memandang jauh melampaui kenyataan yang ada saat ini dan membayakan apa yang akan terjadi.
3.Alasan
Anda tidak dapat menyampaikan visi Anda kepada orang lain secara efektif sampai Anda yakin sampai Anda yakin bahwa visi tersebut tidak saja dapat terjadi tetapi harus terjadi. Seharusnya terjadi sebagai akibat dari menemukan mengapa dibalik apa dari visi Anda. Dan begitu jawaban terhadap mengapa menguasai hati Anda, kata-kata Anda akan memiliki potensi untuk merasuki para pendengar Anda.
4.Saat yang tepat
Unsur yang keempat dari penyampaian visi berhubungan dengan timing atau saat yang tepat dari visi tersebut. Mengapa visi ini harus dikejar sekarang ? Mengapa kita harus melakukannya sekarang bukannya nanti ? Mengapa terburu-buru ? Apa alasan dari semua ketergesa-gesaan ini ?

Bab 9
Kebanyakan dari visi yang Anda sampaikan akan terpusat pada orang lain dan masa depan mereka. Kita semua adalah penyampai visi. Kita menyampaikan visi kepada orang-orang sepanjang waktu. Kita semua telah dipengaruhi dengan visi-visi yang sengaja atau tidak disampaikan orang lain kepada kita. Memahami konsep sederhana ini akan membantu Anda menangkap potensi Anda, sebagai penyampai visi dalam kehidupan mereka yang ada di sekeliling Anda. Sama seperti kata-kata orang telah membentuk konsep bagi hidup Anda, maka Anda pun memiliki potensi untuk menentukan atau megubah arah orang lain.
Visi adalah kekuatan. Khususnya ketika hal itu disampaikan oleh seseorang yang kita hormati, seseorang yang kita percayai dan yang kita cenderung ingin meniru. Kemungkinannya adalah, Anda memiliki atau akan memiliki orang-orang dalam kehidupan Anda yang merasakan hal yang sama tentang Anda.
Bab 10
Visi memerlukan keberanian dan keyakinan diri. Visi memerlukan peluncuran di mana Anda seolah-olah begitu yakin dengan hasilnya. Visi memerlukan komitmen. Goliat tidak akan dikalahkan seandainya Daud tidak melangkah keluar dari kelompok orang Israel untuk menantang raksasa itu. Petrus tidak akan pernah mengenal kegembiraan mendekati Yesus dengan berjalan di atas air seandainya ia tidak mengayunkan kedua kakinya melintasi tepian kapal dan melangkah keluar di kedalaman. Jika Anda bergerak maju, visi itu akan menjadi bagian dari Anda. Jika Anda melintasi garis pengorbanan, potensi Anda untuk memimpin orang lain akan melambung. Ketika Anda memberi dengan limpah atau dengan cara lain mengabaikan wilayah kenyamanan Anda untuk mengejar visi yang diberikan Allah, sesuatu terjadi di dalam diri Anda. Pada titik itu Anda menjadi seorang pengikut sekaligus pemimpin. Melalui pengorbanan kita menyerahkan diri kita sendiri kepada sesuatu yang ingin Allah kerjakan.

Bab 11
Visi itu mudah dikritik. Visi mengundang kritikan. Visi sulit dipertahankan terhadap kritik dan Visi sering mati karena kritikan. Jika Anda adalah seorang percaya, Anda memiliki sebuah kesempatan yang unik ketika harus menanggapi kritik. Setiap visi yang ditetapkan Allah berakar dalam visi yang diarahkan Allah atas dunia ini. Selama visi Anda dalam beberapa hal terkait dengan apa yang hendak Allah lakukan, Anda memiliki pilihan yang luar biasa ketika harus menanggapi kritik tersebut.
3 hal yang harus diperhatikan saat menanggapi kritik, seperti yang Nehemia lakukan saat menanggapi kritikusnya :
1.Berdoa
Satu-satunya hal yang sehat dan bermanfaat untuk dilakukan adalah mencurahkan hati Anda kepada Bapa di sorga. Nyatakan semua isi hati Anda. Lagipula, bukankah Ia tahu semua yang ada di hati Anda. Dan bukankah Ia selalu hadir di dekat kita. Ia dapat menguasai semua keluhan. Doa juga memampukan Anda untuk mengevaluasi kritik dari sudut pandang Allah. Dengan perspektif yang tepat, Anda akan berada pada posisi yang lebih baik untuk menanggapi dengan tepat kritikan yang ditujukan kepada Anda.
2.Ingat
Kritikan bisa meragukan Anda; mungkin mereka benar, mungkin visi ini mustahil, mungkin saya tidak memiliki apa yang diperlukan oleh visi ini, mungkin saya hanya membuang-buang waktu saya, mungkin tidak seorang pun akan mendukung. Pada umumnya visi yang diberikan Allah itu bersifat mustahil. Kritik-kritik yang ditujukan memiliki beberapa poin yang benar. Tetapi kritik-kritik itu bukan menjadi factor pertimbangan di dalam Tuhan.
3.Revisi rencana
Rencana yang gagal seharusnya tidak ditafsirkan sebagai visi yang gagal. Inilah perbedaannya :
- Visi adalah tentang apa yang dapat dan seharusnya terjadi
- Rencana adalah perkiraan cara terbaik untuk mencapai visi

Oleh karena itu, ketika rencana gagal, penyampaian visi harus disampaikan ulang. Bersikaplah keras kepala dalam hal visi. Fleksibellah dengan rencana Anda. Strategi dan jadwal mudah dibuat. Di samping itu, dalam proses memperbaiki rencana Anda, Allah mungkin memilih untuk memperbaiki visi Anda.
Bab 12
Terlepas dari seberapa efektif awalnya Anda dalam menyampaikan visi Anda, pada akhirnya satu atau dua anggota akan keluar dari jajaran tim Anda. Ia akan mengembangkan sebuah agenda yang tidak lagi terpusat pada visi. Bukannya bekerja dengan seluruh tim, ia justru akan sedikit demi sedikit bergerak ke arah yang berbeda. Kondisi ini biasanya terjadi pada tahap penerapan sebuah visi. Kemungkinan Anda akan mengalami beberapa benturan di sepanjang proses. Masalah-masalah akan menuntut sejumlah perhatian. Tidak apa-apa menghadapi masalah. Tetapi jangan sampai mengabaikannya. Masalah keterpaduan adalah kenyataan yang dihadapi oleh semua organisasi dan keluarga. Seberapa besar masalah akan berkembang nantinya ditentukan oleh kesediaan Anda untuk menangani masalah keterpaduan.
Berilah contoh tingkah laku yang kondusif untuk terciptanya keterpaduan di antara anggota tim.
Bab 13
Pengaruh Anda lebih menentukan bagi keberhasilan visi Anda, dari pada kedudukan Anda. Pada umumnya, yang melahirkan visi-visi besar bukanlah pria dan wanita yang berkedudukan. Untuk dapat dan mempertahankan pengaruh Anda, maka Anda harus memiliki otoritas moral. Otoritas moral adalah unsur yang menentukan, tidak dapat dinegosiasikan, dan harus ada bagi pengaruh yang terus menerus. Otoritas moral adalah kredibilitas yang Anda dapatkan dengan menjalani apa yang Anda katakan. Visi itu penting. Tetapi mempertahankan otoritas moral Anda harus dipriorotaskan ketimbang mengejar visi. Mengembangkan dan mempertahankan otoritas moral membutuhkan tiga hal :

1.Karakter
Karakter adalah keinginan untuk berbuat benar, sebagaimana yang Allah definisikan.
2.Pengorbanan
Ketika Anda membuat pengorbanan yang sejati demi visi Anda, maka orang-orang sedang menangkap apa yang ada di dalam hati Anda.
3.Waktu
Perlu waktu untuk membentuk otoritas moral. Dan dikembangkan melalui respon kita terhadap berbagai situasi.
Bab 14
Ada 3 gangguan yang dialami pemimpin :
1.Gangguan kesempatan
Untuk menyelesaikan hal-hal yang penting, Anda harus belajar untuk mengatakan tidak terhadap hal-hal baik. Yang lebih sering lagi, hal-hal baiklah yang berpotensi membelokkan Anda dari visi mengerjakan hal-hal yang terbaik. Berusahalah membedakan hal-hal yang baik dan hal-hal utama.
2.Gangguan kritikan
Perasaan-perasaan yang dibangkitkan oleh kata-kata dari para pengkritik Anda berpotensi untuk membelokkan Anda dari visi yang telah Allah taruh di hadapan Anda. Bawalah semua frustasi dan kemarahan Anda kepada Dia yang telah membawa Anda untuk memulai visi ini. Hal yang paling buruk yang dapat Anda lakukan ialah membiarkan kemarahan Anda mengalihkan fokus Anda.
Pengkritik akan sulit berdebat dengan keberhasilan Anda, apalagi keberhasilan yang bersifat ilahi.
3.Ketakutan
Jangan membiarkan ketakutan terhadap apa yang belum diketahui menyebabkan Anda kehilangan apa yang Allah ingin kerjakan melalui Anda. Ketakutan bisa menyebabkan kita mulai mengevaluasi situasi kita berdasarkan hal buruk yang mungkin terjadi ketimbang apa yang baik yang ingin kita lihat terjadi.
Bab 15
Ketika Anda disibukkan dengan hal-hal detail dari visi Anda, Allah sedang bekerja dengan suatu rencana pararel yang akhirnya akan melengkapi dan memberikan makna penting yang lebih dalam dari visi tersebut. Rencana Allah yang utama untuk hidup Anda melampaui berbagai visi yang Ia telah berikan kepada Anda. Di atas dan melebihi prestasi-prestasi yang dikaitkan dengan visi Anda, Ia ingin menarik orang kepada diri-Nya. Visi kita adalah alat untuk suatu tujuan yang lebih besar, yaitu kemuliaan Allah dan keselamatan manusia.
Ada 3 hal yang tak boleh diabaikan dalam pemenuhan visi kita; kedamaian bagi lingkungan hidup kita, hubungan yang tidak dikorbankan dan karakter yang tidak berkompromi.
Bab 16
Yang lebih penting ketimbang pencapaian visi Anda adalah pemenuhan visi Allah bagi Anda. Dia memiliki visi Anda sebagai orang yang telah dewasa dalam pemikiran, iman dan kelakuan hingga ke suatu tingkat di mana Anda dapat dianggap telah sesuai dengan gambar Kristus. Seseorang yang berkarakter, perspektif, dan kelakuannya mencerminkan karakter, perspektif dan kelakuan Sang Juru Selamat.
Tujuan akhir dari visi diilhami Allah adalah Allah sendiri. Visi semacam ini selalu kembali kepada Dia.
Bab 17
Di dalam mengejar beragam visi yang Allah taruh di hadapan Anda, Anda akan cenderung menyimpang. Agar visi bergerak ke arah yang benar, mereka yang terlibat harus berpegang pada kode etik yang disepakati bersama. Persatuan hanya dapat dipelihara di mana ada kesepakatan tentang dan kesetiaan terhadap sekumpulan keyakinan dan prilaku inti.
Bab 18
Memimpin orang itu tidak mudah. Tidak ada sistem otomatis di dalam pembentukan visi. Keyakinan dan prilaku inti Anda berfungsi sebagai standar acuan untuk mengukur tindakan dan keputusan mereka yang menjadi mitra Anda.
Ketika waktunya tiba melakukan tindakan berani, bisa dipastikan Anda akan menuntut orang kembali mengacu pada apa yang Anda pahami sebagai keyakinan dan perilaku inti yang terkait dengan visi Anda. Visi itu menuntut perhatian yang terus-menerus. Rekayasa visi membutuhkan kepemimpinan yang berani. Kembangkanlah sikap tidak toleran yang sehat terhadap hal-hal yang berpotensi menghambat kemajuan Anda.

Kesimpulan
· Rekayasa visi membutuhkan kesabaran, investigasi dan perencanaan. Perlu iman yang mempercayai kemampuan Allah yang bekerja di belakang layer.
· Rekayasa visi menuntut keberanian mengambil resiko dan pengorbanan.
· Anda perlu melemparkan visi Anda kepada orang lain.
· Segala sesuatu tidak selalu berjalan sesuai dengan yang Anda rencana dan harapkan.
· Ingatlah bahwa rencana sering direvisi. Jangan takut untuk mengubah strategi saat situasi perlu perubahan.
· Pertahankanlah otoritas moral, saat Anda dicobai untuk berkompromi.
· Kelilingi otoritas moral Anda dan tim Anda dengan menyusun nilai-nilai dan perilaku inti.
· Ingatlah, ada potensi ilahi di dalam semua yang Tuhan sudah taruh di dalam hati Anda
· Akhirnya, vsi yang ditetapkan Allah adalah Allah sendiri. Kemuliaan-Nya adalah agenda utama-Nya.

RESENSI BUKU - Courageous Leadership, Bill Hybels

Bill Hybels menyadari bahwa dirinya bukanlah orang yang sudah “lulus” dalam menguasai strategis karunia spiritual kepemimpinan. Namun dia meyakini, gereja yang adalah tempat harapan dunia akan bisa berfungsi apabila pemimpinnya memiliki karunia spiritual sebagai seorang pemimpin. Mereka yang memiliki karunia spiritual untuk memimpin akan memimpin dengan energik, penuh sukacita dan efektif di gereja-gereja setempat di mana pun. Oleh karena keyakinan inilah, Bill Hybel membukukan materi-materi yang sebelumnya biasa dia presentasikan dalam konferensi-konferensi dan lokakarya. Dia berharap bisa memberi sumbangsih kepada komunitas Kristen yang lebih luas.
Tantangan dunia yang semakin berat, membuat pekerjaan gereja yang menjadi tumpuan harapan dunia pun semakin tidak ringan. Tragedi-tragedi seperti 11 September 2001, aksi-aksi kekerasan, peristiwa kehilangan yang akan mendukakan hati kita dan menyedihkan hati Allah tetap akan ada. Hanya gereja yang adalah unik, bisa menawarkan kesembuhan kepada jiwa-jiwa yang terluka berat, oleh karena buah kejahatan dunia ini.
Hanya gereja yang memiliki keindahan, berkarya dan vitallah yang mampu bercahaya untuk menerangi kegelapan seperti itu. Gereja yang memiliki keindahan adalah gereja yang menerapkan prinsip-prinsip gereja mula-mula yang dicatat di Kisah Para Rasul 2. Mereka tertawa dan menangis, berdoa, menyanyi dan melayani bersama di dalam persekutuan Kristen yang otentik. Salah satu sisi keindahan gereja setempat adalah kekuatannya untuk mengubah hati manusia. Itu artinya masa depan dunia terletak di tangan jemaat Tuhan. Tanpa gereja-gereja yang penuh dengan kuasa Allah yang dapat menitikkan kebaikan, damai dan kasih serta sukacita ke dalam dunia, kebobrokan moral akan menang; kejahatan akan membanjiri dunia.


Potensi gereja tidak terbatas. Tidak ada yang dapat menyamai gereja setempat bila gereja itu berfungsi dengan benar. Seberapa besar pun kapasitas penderitaan manusia, gereja memiliki kapasitas yang lebih besar untuk menyembuhkan dan menjadikan utuh.
Vitalitas gereja ada saat semua dipimpin oleh orang-orang yang memiliki dan menyebarkan karunia spiritual berupa kepemimpinan. Karena merekalah yang dapat menghasilkan strategi dan struktur yang menyediakan kesempatan-kesempatan bagi orang lain untuk memanfaatkan karunia-karunia mereka dengan lebih efektif.
Pemimpin yang terinspirasi sebenarnya dapat mengubah dunia. Billy Graham dan beberapa teman kuliahnya bermimpi stadion-stadion yang penuh sesak dan orang-orang yang jauh dapat mendengar Injil. Sampai tahun ini, 210 juta orang mendengar khotbahnya secara live, sementara lebih dari satu milyar telah mendengar dia menyajikan Injil via tv dan radio. Dan masih banyak lagi cerita hebat para pengubah dunia. Persamaan mereka adalah visi yang kuat. Visi adalah bahan bakar, energi yang menciptakan tindakan dan api yang menyalahkan gairah para pengikutnya. Jadi Visi adalah sebuah gambaran masa depan yang menimbulkan gairah. Datangnya visi dimula dari melihat gambaran masa depan yang mengubah kehidupan dan membuat denyut nadi kita berdetak lebih cepat. Saat Tuhan memberi sebuah visi, Anda akan melihatnya dengan jelas dan merasakannya dengan mendalam. Namun visi itu tidak hanya berhenti mengairahkan Anda. Visi itu pun akan mengairahkan pengikutnya.
Setelah menerima visi dari Tuhan, selanjutnya kita harus menerimanya dengan tanggung jawab. Maksudnya visi adalah sesuatu yang kudus yang Allah percayakan dan harus dianggap serius. Para pemimpin harus membaktikan diri secara maksimal bagi setiap usaha, percaya bahwa displin dan kerja keras bagi sebuah visi akan mengairahkan mereka dan mengilhami orang lain. Menyampaikan visi kepada orang lain adalah tantangan pemimpin berikutnya. Menyampaikannya bisa melalui satu lawan satu dan menyebarkan visi di muka umum, misal berbicara pada seluruh anggota gereja, seluruh departemen atau seluruh tim Anda. Saat visi disebarluaskan, minimal ada 4 manfaatnya. Pertama, visi meningkatkan energi dan bisa menggerakkan orang-orang untuk bertindak mewujudkannya.

Kedua, visi meningkatkan rasa memiliki. Ketiga, visi memberikan fokus apa yang perlu dicapai. Keempat, visi memperlancar pergantian kepemimpinan. Tidak lagi terjadi visi berubah bersamaan dengan pergantian pemimpin baru.
Visi tidaklah cukup berarti tanpa tindakan. Menyelesaikan sebuah visi memerlukan lebih dari sekedar pembicaraan. Slogan, cerita-cerita emosional dan video klip yang mengharukan. Orang-orang memerlukan lebih dari sekedar visi. Mereka membutuhkan rencana, penjelasan secara bertahap mengenai bagaimana caranya bergerak dari visi menuju realitas. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memurnikan visi, maksudnya memeriksa ulang “hal yang utama” dan tujuan-tujuan internal. Setelah melewati tahap pemurnian selanjutnya menetapkan tujuan. Dalam menetapkan tujuan haruslah tujuan yang spesifik. Lalu tujuan itu diumumkan di muka umum, lalu menantang orang-orang untuk bersedia berjuang untuk berhasil mencapai tujuan tersebut. Energi baru dan kegairahan baru akan muncul saat para “juara-juara”, bertekad dan bersatu hati demi mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya berbagi tanggung jawab demi keseluruhan. Setiap anggota memikul tanggung jawab untuk tercapainya rencana strategis yang sudah disepakati. Akhirnya jadilah pemimpin yang terus belajar. Selalu berjalan di jalur pertumbuhan yang pesat, untuk membaca dan bercermin, bepergian dan mencari pelatihan, mencari mentor-mentor dan memulai pencarian tanpa henti.
Perlu disadari, ada pengaruh yang dasyat apabila ada kominitas tim dalam pelayanan. Mulailah untuk membangun tim impian, dimulai dari mendefinisikan tujuan tim. Definisikanlah dengan sangat spesifik, supaya kita dapat dengan tepat mencari orang-orang yang akan masuk tim impian kita. Langkah berikutnya untuk membangun tim impian adalah menetapkan kriteria yang jelas untuk memilih anggota-anggota tim yang spesifik. Ada tiga criteria atau 3 C; yang pertama Character (karakter), lalu competence (kompetensi), dan akhirnya chemistry (keccocokan). Karakter adalah mereka yang memiliki komitmen terhadap displin spiritual. Kejujuran, kesediaan diajar, kerendahan hati, dapat diandalkan, etos kerja yang sehat dan kesediaan untuk dihimbau. Berikutnya kompetensi adalah kriteria yang perlu dipertimbangkan.

Tetapkanlah standar yang tinggi jika menyangkut masalah kompetensi. Yang terakhir, kecocokan. Sesuatu kesesuaian hubungan dengan saya dan juga anggota-anggota kelompok yang lain.
Setelah tim impian ada, apa yang diperlukan agar tim ini dapat mencapai potensinya yang penuh ? Faktor yang paling penting dalam prestasi sebuah tim adalah keefektifan pemimpinnya. Setiap tim memerlukan pemimpin yang kualitasnya top. Komunitas tidak terbentuk begitu saja, rasa persahabatan dan persatuan jarang berkembang dengan sendirinya. Salah satu peranan penting yang dimainkan seorang pemimpin adalah membimbing anggota timnya menuju pengalaman komunitas yang lebih mendalam. Komunitas juga akan terbangun apabila ada tujuan-tujuan yang besar, spesifik dan jelas. Tanpa tujuan yang jelas, tim akan kebingungan. Mereka membuang-buang waktu, kehilangan energi, teralihkan perhatiannya dan akhirnya menurun semangatnya. Akhirnya, seorang pemimpin harus memberikan imbalan kepada tim atas pekerjaan yang telah dilakukan dengan baik. Beberapa pemimpin gereja suka pilih-pilih dalam memberi imbalan kepada mereka yang telah bekerja dengan efektif, tidak demikian dengan Yesus.
Tantangan kepemimpinan berikutnya adalah sumber dana. Dalam hal pendanaan, ada beberapa prinsip yang harus kita pegang. Pertama, Tuhan adalah penyedia dana. Banyak pemimpin gereja terjebak untuk percaya bahwa sebagian orang di gereja adalah penyedia sumber daya yang utama. Tidak demikian, orang-orang adalah saluran pemeliharaan Allah, tetapi tidak bertanggung jawab atasnya. Hanya Allah yang mengendalikan aliran dana yang kita butuhkan. Para pemimpin akan tidur lebih nyenyak jika mereka telah menetapkan prinsip mendasar. Penyedia utama dari sumber daya yang kita perlukan adalah Tuhan yang ingin melihat gereja-Nya dibangun lebih dari pada kita. Dan Ia sangat kaya.
Kedua, menawarkan. Menawarkan kepada orang-orang yang luar biasa kesempatan yang luar biasa untuk berinvestasi di dalam kerajaan Allah.
Ketiga, ada manfaat dalam kesulitan pendanaan. Perlu berani menolak untuk jelan pintas di dalam pendanaan bagi organisasi kita. Percayalah ada banyak manfaat menyangkut keharusan menghadapi tantangan financial.

Dalam pelajaran tentang pelayanan ini, kita perlu menjelaskan bahwa para pengikut Kristus dipanggil untuk sesuai kemampuan mereka, memberi sekurang-kurangnya sepuluh persen pendapatan mereka bagi pekerjaan Tuhan. Prinsip informasi perlu juga kita lakukan, maksudnya orang-orang ingin tahu, mereka pantas tahu. Mereka tidak dapat membantu jika mereka tidak tahu. Berilah laporan keuangan yang KISS, berarti “Keep it Simple, Stupid”, buatlah sesederhana mungkin apa yang kita laporkan. Juga tugas para pemimpin dalam hal ini membantu orang-orang dengan karunia spiritual untuk memberi agar ikut terlibat dan memahami bahwa mereka bertanggung jawab kepada Tuhan atas “semua yang telah diberikan kepada mereka.” Yang menahan mereka adalah mereka belum pernah diajar, belum pernah diundang untuk ikut berpatisipasi, belum pernah ditantang untuk menganggap serius karunia mereka.
Orang-orang ingin memberi bagi visi yang kuat, visi yang besar. Tebarkan visi yang menarik, menantang, memuliakan Tuhan.
Berikutnya, pemimpin dalam keadaan terbaik saat mereka membangkitkan para pemimpin di sekeliling mereka dan menciptakan budaya kepemimpinan. Pengembangan kepemimpinan tidak pernah terjadi secara kebetulan. Hal itu hanya terjadi saat pemimpin memiliki visi untuk itu, saat denyut nadinya berdetak semakin cepat saat ia berpikir untuk memompakan aliran pemimpin-pemimpin yang kompeten dengan mantap ke dalam sistem organisasi. Menciptakan visi, tentu saja, hanyalah permulaannya. Tantangan berikutnya adalah merancang strategi untuk mengubah visi menjadi kenyataan. Sebelum membahasnya lebih dalam, kita perlu memahami bagaimana terbentuknya seorang pemimpin. Para pemimpin dalam perjalanannya menuju kepemimpinan tak kala seseorang menanamkan investasi di dalam diri nya, karena seseorang membangunkannya, melatihnya dan menunjukkan kepadanya bagaimana caranya memimpin. Tetapi para pemimpin tidak dapat menjadi pemimpin sampai seseorang menaruh tongkat kepemimpinan di tangan mereka dan berkata, “Ayo maju !”
Setelah Yesus memilih kedua belas murid, Ia segera mencurahkan waktu untuk berinvestasi dalam kehidupan mereka. Ia meluangkan waktu bersama mereka.

Ia mengajar mereka. Ia memelihara mereka. Ia menegur mereka. Ia memotivasi mereka. Ia menghajar mereka. Ia menginspirasi mereka.
Ada 5 kualitas penting seorang pemimpin; pertama, pengaruh. Kemampuan alamiah untuk mempengaruhi orang lain. Kedua, karakter. Memiliki kejujuran, kerendahan hati, kestabilan, kemampuan untuk diajar dan berintegritas. Ketiga, keahliaan tentang manusia. Kemampuan untuk mendengarkan, sungguh-sungguh mendengarkan ide orang lain. Keempat, semangat. Mereka adalah orang-orang yang berorientasi pada tindakan dan senang mengambil inisiatif. Kelima, kecerdasan. Kecerdasan mental diperlukan untuk memproses banyak informasi, menyaringnya, mempertimbangkan semua pilihan dan biasanya membuat keputusan yagn benat.
Ada 5 fase untuk pengembangan kepemimpinan di sekitar kita : pertama, daftar kualitas. Menetapkan kriteria pemimpin yang akan muncul di sekitar kita. Kedua, menanamkan investasi. Bisa pelatihan on-the-job, atau belajar dari pemimpin-pemimpin lain. Ketiga, mempercayakan tanggung jawab. Sesuatu yang membuat mereka merasa dipercaya, dihargai dan dijunjung; sesuatu yang akan membuat mereka berlutut dan memohon pertolongan Tuhan; sesuatu yang akan menuntut yang terbaik yang bisa mereka berikan.
Menemukan dan mengembangkan gaya kepemimpinan yang unik adalah kunci utama lain menuju keefektifan kepemimpinan. Ada 10 gaya kepemimpinan. Pertama, kepemimpinan visionaris. Ia memiliki gambaran yang jelas dalam benaknya mengenai apa yang akan terjadi di masa depan. Pemimpin seperti ini memiliki menyebar visi yang kuat dan antusias. Kedua, kepemimpinan memberi arah. Mereka dikaruniakan Allah kemampuan untuk memutuskan untuk memilih di jalur yang tepat bagi sebuah organisasi saat berada di persimpangan yang kritis. Ketiga, kepemimpinan strategis. Kemampuan mengambil visi yang menarik dan memecah-mecahkannya menjadi langkah-langkah berurutan dan dapat dicapai. Keempat, kepemimpinan tipe pengelola. Tipe ini bergairah jika memikirkan dirinya menertibkan sebuah kekacauan. Ia menemukan kepuasan saat memonitor dan menyelaraskan sebuah proses. Kelima, kepemimpinan pembangkit motivasi. Mereka mampu mengobarkan semangat tim. Mereka senantiasa mencari “orang yang letih lesu” dan dengan segera “menyuntikan” inspirasi yang tepat kepada mereka.

Keenam, kepemimpinan tipe gembala. Seseorang yang membangun sebuah tim dengan perlahan-lahan, mengasihi para anggota tim dengan mendalam, memelihara mereka dengan lemah lembut, mendukung mereka secara konsisten, mendengarkan mereka dengan sabar dan mendoakan mereka dengan rajin. Ketujuh, kepemimpinan pembangun tim. Memiliki wawasan supranatural terhadap orang-orang yang membuat mereka dengan sukses menemukan dan mengembangkan orang-orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat, karakter yang tepat dan kecocokan dengan para anggota tim yang lain. Kedelapan, kepemimpinan tipe wiraswasta. Keunikan tipe ini dari yang lain, mereka akan berfungsi optimal pada tahap awal sesuatu. Mereka akan antusias dan mencari sesuatu yang baru. Kesembilan, tipe kepemimpinan rekayasa ulang. Mereka berfungsi paling baik dalam lingkungan yang penuh perubahan. Mereka mengevaluasi kembali personil, strategi dan nilai-nilai. Kesepuluh, kepemimpinan yang menjembatani. Bakat unik dari tipe ini adalah fleksibelitas yang besar. Mereka adalah diplomat-diplomat yang memiliki kemampuan super untuk berkompromi dan berunding.
Selanjutnya kepemimpinan sering diperhadapkan dengan masalah yang harus diputuskan. Ada 4 sumber data yang bisa dijadikan data pendukung dalam pengambilan sebuah keputusan. Pertama, keyakinan. Keyakinan itu memberikan informasi terhadap proses pengambilan keputusan kita sehari-hari. Ada 3 keyakinan yang bisa dijadikan tujuan pemeriksaan dalam pengambilan keputusan; menghormati Allah dalam segala hal maka Ia akan menghormati Anda, umat manusia berharga bagi Allah, gereja setempat adalah harapan dunia.
Kedua, konsultasi atau mengevaluasikannya dengan pendapat pemimpin-pemimpin lain. Konsultasi dengan pemimpin lain berguna dalam penilaian tingkat resiko atas keputusan yang akan kita ambil. Selain itu berguna juga saat pegambilan keputusan kita berkaitan dengan penilaian prestasi seseorang. Karena menilai orang lain bukanlah hal yang mudah, sebab orang-orang adalah harta milik Allah yang paling berharga. Konsultasi juga berguna saat kita ingin menetapkan sebuah nilai keunggulan dalam tim organisasi kita.

Terakhir konsultasi juga perlu dilakukan berkaitan dengan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan moril, kala semangat menurun, kita perlu mengambil keputusan-keputusan yang bisa memompa semangat.
Ketiga, penderitaan. Pengalaman buruk bisa memberi kita keuntungan, mengajari para pemimpin untuk memahami tingkat rasa sakit yang terkandung dalam setiap gagasan baru. Jika tingkat itu terlalu tinggi, tanda bahaya mulai berbunyi, dan mereka tahu bahwa mereka harus berhenti. Penderitaan adalah guru yang baik dan informan yang fantastis bagi proses pengambilan keputusan kita.
Sumber keempat, Roh Kudus. Roh Kudus adalah sumber data paling berharga yang kita miliki. Pelatihan dan mentoring kepemimpinan memang baik. Mengasah keterampilan kita patut dipuji. Mengembangkan pemikiran kita sangatlah penting. Tetapi akhirnya kita berjalan dengan iman, bukan dengan penglihatan. Ada dimensi supranatural dalam kepemimpinan yang hanya dapat kita miliki jika kita mendengarkan dengan cermat perkataan Roh Kudus.
Yang tidak disadari oleh banyak orang adalah bahwa untuk dapat memimpin dengan baik, seorang pemimpin harus mampu memimpin ke segala arah – utara, selatan, barat dan timur. Yang membuatnya menjadi sulit adalah diri kita sendiri. Manajemen diri sendirilah yang harus menyita 50 persen waktu dan kemampuan terbaik kita. Ada beberapa hal yang perlu kita tanyakan pada diri kita sendiri. Pertama, apakah panggilan saya pasti ? Merupakan hak istimewa dan berkat jika kita menerima panggilan dari Tuhan. Hidup kita menjadi terfokus. Kita memiliki energi yang semakin bertambah dan rasa percaya diri yang lebih besar. Kedua, apakah visi saya jelas ? Bagaimana saya dapat memimpin orang-orang menuju masa depan jika gambaran saya mengenai masa depan kabur ? Ketiga, apakah semangat saya berkobar ? Adalah tugas kita sendiri untuk selalu menjaga semangat kita tetap menyala-nyala. Keempat, sudah saya mengembangkan karunia-karunia saya ? Apakah kita menantang diri sendiri untuk mengembangkan karunia-karunia dengan segenap kemampuan ? Kelima, apakah karakter saya tunduk kepada Kristus ? Orang-orang tidak akan mengikuti pemimpin yang moralnya tidak pantas, setiap kali Anda berkompromi dengan karakter Anda, Anda berkompromi dengan kepemimpinan Anda.

Keenam, apakah keangkuhan saya berkurang ? Jika Anda mendandani diri dengan kerendahan hati, perkenan Allah akan menyertai Anda. Ketujuh, sudahkah saya mengatasi rasa takut ? Rasa takut dapat melumpuhkan. Adalah tugas pemimpin untuk menyingkirkan rasa takut sehingga rasa takut itu tidak mensabotase misinya. Kedelapan, apakah masalah-masalah pribadi menganggu kepemimpinan saya ? Mengabaikan peran masa lalu yang membentuk kita sering membuat keputusan yang tidak bijaksana dan membawa akibat yang buruk bagi orang-orang yang mereka pimpin. Kesembilan, Apakah kecepatan langkah saya dapat dipertahankan ? Menetapkan kecepatan langkah yang dapat dipertahankan dalam kehidupan Anda bukanlah tugas siapa-siapa selain Anda sendiri. Kehidupan Anda, pelayanan Anda, perkawinan Anda, keluarga Anda – semuanya bergantung pada Anda sendiri. Kesepuluh, apakah kasih saya kepada Allah dan orang-orang semakin bertambah ? Apa gunanya menjadi pemimpin Kristen jika keahlian, wawasan, keputusan dan energi saya tidak mengalir dari kasih yang mendalam bagi Allah dan sesama ?
Jadilah pemimpin seperti Daud yang adalah optimis. Jadilah seperti Yonatan yang mengasihi. Jadilah seperti Yusuf yang berintegritas. Jadilah seperti Yosua yang memimpin dengan keputusan yang tepat dan menyerukan orang lain. Jadilah pemimpin berani seperti Ester. Jadilah bijaksana seperi Salomo memimpin. Jadilah pemimpin yang jujur di hadapan Allah seperti Yeremia. Jadilah pemimpin yang penuh komitmen terhadap perayaan keberhasilan seperti Nehemia. Jadilah seperti Petrus yang punya inisiatif. Jadilah seperti Paulus yang penuh integritas.
Peranan Allah melebihi karunia kepemimpinan, keahlian dan bakat yang dibutuhkan, melebihi pengamalan selama bertahun-tahun. Ia akan memberkati kepemimpinan kita dengan kuasa, kreativitas, keberanian, dan apapun yang dibutuhkan untuk menghasilkan buah-buah bagi kemuliaan Allah. Ada beberapa jalan spiritual. Jalur relasional, mereka dapat merasakan hadirat Allah, bukan sendirian, namun saat bersama-sama belajar Alkitab, berdoa dan melayani bersama. Jalur intelektual, orang-orang ini tidak dapat mengikuti ibadah tanpa dua tiga pejelasan Alkitab mereka. Jalur pelayanan, mereka tidak mencapai kemajuan spiritual jika mereka tidak terus-menerus bekerja di ladangn Tuhan.

Jalur kontemplatif, bagi mereka berada sendirian bersama Allah sudah cukup. Jalur aktivis, tidak seperti kontemplatif, kondisi terbaik mereka saat mereka maju dengan kecepatan tinggi. Jalur penciptaan, bagi mereka berada di lingkungan alamiah secara dramatis meningkatkan kesadaran mereka akan Allah. Jalur ibadah, mereka akan merancang sebuah rencana formasi spiritual yang membuat mereka dapat lebih sering menyelidiki semangat ibadah. Oleh karena itu, temukanlah jalur Anda sendiri, dalamilah jalur Anda, hargailah semua jalur dan akhirnya bantulah orang lain menemukan jalur mereka.
Bagaimana cara agar tetap bertahan dalam semangat yang mungkin memudar ? Masuklah ke sekolah ketahanan mental. Pelajaran pertama, pastikan panggilan Anda pasti dan tetap fokus. Kunci survival bagi pemimpin adalah tetap terfokus dan tetap taat pada panggilan Allah. Pelajaran kedua, bertahan dengan mengembangkan keberanian untuk berubah. Pelajaran ini mengembleng Anda dan membuat Anda bertumbuh. Pendekatan ini membangun iman dan karakter. Pelajaran ketiga, bertahan dengan menemukan orang-orang yang dapat diandalkan. Carilah orang-orang yang dapat diandalkan. Pelajaran terakhir, bertahan dengan sudut pandang yang abadi. Para pemimpin yang heroic sepanjang sejarah keselamatan selalu memandang kesulitan dalam pergumulan jangka pendek dari sudut pandang keabadian.
Kelebihan buku ini adalah contoh-contoh praktis yang banyak diberikan untuk menjelaskan maksud penulis. Inti buku ini juga mudah dimengerti karena menggunakan bahasa yang sederhana serta to the point dan mudah untuk diaplikasikan, karena didukung dengan contoh-contoh yang sangat praktis. Buku ini juga sangat memberikan inspirasi bagi kita dalam kepemimpinan kita saat ini, buku untuk sangat memotivasi kita untuk menjadi pemimpin yang terbaik, juga lebih sungguh-sungguh dalam mengejar panggilan Tuhan, sehingga gereja berfungsi sebagaimana mestinya menjadi tempat pengharapan dunia.
Namun ada beberapa hal yang perlu diperbaiki buku ini. Poin-poin yang diberikan sangat berdasarkan dari pengalaman pribadi penulis, yang sangat mungkin bisa bias dan belum tentu bisa diterapkan begitu saja, mengingat budaya dan tempat yang berbeda. Apalagi proyek pengalaman yang diberikan hampir semua adalah gereja Willow Creek.

Dan contoh-contoh kepemimpinan yang dibahas terlalu dominan mengenai kepemimpinan gereja, sehingga perlu disesuaikan dulu sebelum diterapkan di luar lingkungan kepemimpinan gereja.

06 May 2008

NEHEMIA - CERITA KEPEMIMPINAN LENGKAP

Saya memilih Nehemia sebagai tokoh dalam Alkitab yang menjadi pemimpin berhasil, selain kemampuan kepemimpinannya, juga Nehemia memiliki kepribadian yang mendukungnya menjadi pemimpin yang berpengaruh.

Latar Belakang Keluarga
Nehemia adalah salah seorang buangan Yahudi. Saat dalam pembuangan, Nehemia menepati posisi pekerjaan yang menonjol, bekerja di lingkungan Puri Susan sebagai juru minuman Raja Artahsasta (raja Persia).
Takkala Nehemia berada dalam lingkungan istana yang nota bene aman, nyaman dan prestise, tidak demikian dengan keluarga Nehemia yang masih berada di Yerusalem. Di katakan mereka dalam penderitaan dan kesukaran besar. Tembok kota Yerusalem, yang seharusnya jadi benteng perlindungan rakyat, telah hancur.
Panggilan
Walau secara fisik Nehemia merasakan kenyamanan yang terjamin, tidak demikian dengan hatinya. Ini terbukti dari keingintahuannya atas keadaan atau penderitaan yang dialami saudara-saudaranya yang ada di Yerusalem.
Melalui saudaranya Hanani, Nehemia tahu bahwa orang-orang yang di Yerusalem masih dalam kesukaran besar. Atas jawaban Hanani yang tidak mengembirakan, membuat hati Nehemia menjadi sedih.
Dikatakan siang malam dia berdoa buat Yerusalem. Perlu dicatat, Nehemia menjadi sedih bukan hanya memikirkan keluarga dekatnya saja, yang masih ada di sana. Saya percaya, dengan jabatan Nehemia saat itu, dia bisa membantu secara financial akan kelangsungan kebutuhan sehari-hari keluarganya. Namun jauh dari itu, dia memikirkan umat pilihan Allah yang sedang menderita.
Bisa dikatakan, karena kepeduliannya yang begitu besar, dia dapat menanggapi panggilan Allah dalam hidupnya. Tampak jelas di Nehemia 1:4a: “ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari.” Dia menangis dan berkabung bukan hanya pada saat dia mendengar berita buruk saja, lalu sudah melupakannya. Dikatakan dia menangis dan berkabung beberapa hari, inilah bukti kepedulian yang begitu besar yang ditunjukkan oleh Nehemia. Bahkan kesedihannya tampak sampai berbulan-bulan, karena dia mendengar berita buruk dari saudaranya Hanani itu sekitar bulan November-Desember dan wajahnya kelihatan muram oleh raja Artahsasta itu sekita bulan Maret-April. Jelas sekali, walau hingar bingar lingkungan pekerjaannya, tidak membendung hatinya yang pedih karena kepeduliannya yang begitu besar.

Visi
Karena kepeduliannya yang begitu besarlah menjadi alasan Nehemia bisa mewujudkan visi pribadinya. Visi pribadi Nehemia ditetapkan persis dengan yang Tuhan inginkan. Dapat kita lihat di Nehemia 2:12a: “…Aku tidak beritahukan kepada siapapun rencana yang akan kulakukan untuk Yerusalem, yang diberikan Allahku dalam hatiku.” Tuhan menaruh di dalam hatinya visi, dan visi itulah yang dijadikan visi pribadinya. Jadi visi Tuhan sangat spesifik dan pribadi. Setiap kita pasti memilikinya.
Apa visinya itu ? Dapat kita ketahui saat Nehemia mengkomunikasikan visinya kepada orang lain di Nehemia 2:17 : "Kamu lihat kemalangan yang kita alami, yakni Yerusalem telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela."
Visi Nehemia adalah membangun kembali tembok Yerusalem, sehingga bangsa Yahudi tidak ditindas, dan nama Tuhan dimuliakan. Uniknya, visinya menembus 2 batas. Batas fisik (kesejahteraan, keamaan kota melalui pembangunan tembok), juga rohani (nama Tuhan yang dimuliakan).
Bidang yang ditangani
Nehemia memiliki tugas yang tidak ringan. Dia harus membangun kembali tembok Yerusalem yang sudah menjadi puing. Selain membangun tembok, dia juga mengalami tantangan musuh, karena saat itu bangsa Yahudi sedang dijajah, sehingga tidaklah mudah baginya untuk membangun tembok Yerusalem. Keran tembok suatu kota identik dengan pertahanan dari serangan musuh.
Selain itu, dia harus memobilisasi rakyat yang dalam kondisi miskin. Mereka akan sibuk dengan kebutuhan mereka sehari-hari, dan tidak mudah untuk meyakinkan mereka untuk membangun tembok. Juga kehilangan kepemimpinan yang baik, menjadikan mereka skeptis terhadap ajakan Nehemia. Karena sebagian dari pemimpin mereka adalah orang yang korup, perhatikan Nehemia 5:15: “Tetapi para bupati yang sebelumnya, yang mendahului aku, sangat memberatkan beban rakyat. Bupati-bupati itu mengambil dari mereka empat puluh syikal perak sehari untuk bahan makanan dan anggur. Bahkan anak buah mereka merajalela atas rakyat. Tetapi aku tidak berbuat demikian karena takut akan Allah.”
Juga penghianat bangsa, perhatikan Nehemia 6:12 : “Karena kuketahui benar, bahwa Allah tidak mengutus dia. Ia mengucapkan nubuat itu terhadap aku, karena disuap Tobia dan Sanbalat.”

Sifat dan Prilaku Kepemimpinan
Nehemia adalah pemimpin yang rendah hati. Tampak sekali dari perjalanan kepemimpinannya. Ketika dia berdoa bagi pengampunan dosa bangsanya, dia tidak hanya menyalahkan bangsanya, namun dia juga meminta pengampunan dosa atas kesalahan dirinya sendiri dan keluarganya, Nehemia 1:6b : “dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel telah lakukan terhadap-Mu. Juga aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa.”
Kerendahan hatinya juga terbukti dari kesadaran dirinya membutuhkan orang lain.
Pertama, dia butuh Tuhan. Langkah demi langkah dia secara konsisten berdoa kepada Tuhan, salah satu contohnya di Neh 1:11 “Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini." Ketika itu aku ini juru minuman raja.” Nehemia menyadari, Tuhanlah yang bisa mempengaruhi raja untuk mengijinkan Nehemia pergi membangun tembok, memberi surat kuasa untuk bupati-bupati selama dalam perjalanan dan membawa kayu-kayuan yang dibutuhkan.
Kedua, dia butuh orang lain. Contoh ekstrimnya, dia butuh musuh. Nehemia rela walau harus “mengemis” minta bantuan raja Artahsasta. Dengan kesopanannya, dia menunggu waktu yang tepat untuk berbicara kepada raja, untuk meminta ijin akan hal di atas.
Nehemia adalah pemimpin perantara umat-Nya. Pemimpin yang meminta belas kasihan Tuhan bagi pengikutnya, Nehemia 1:9 “Tetapi, bila kamu berbalik kepada-Ku dan tetap mengikuti perintah-perintah-serta melakukannya, maka sekalipun orang-orang buanganmu ada di ujung langit, akan Kukumpulkan mereka kembali dan Kubawa ke tempat yang telah Kupilih untuk membuat nama-Ku diam di sana.”
Pemimpin yang bukan saja sukses menyelesaikan proyek yang kasat mata, namun membawa pengikutnya kepada jalan kebenaran Tuhan. Kesedihan Nehemia yang luar biasa terjadi saat pengikutnya tidak berjalan dalam kebenaran Tuhan, salah satu contohnya saat Nehemia menegor mereka yang tidak menghargai hari Sabat, Nehemia 13:15 “Pada masa itu kulihat di Yehuda orang-orang mengirik memeras anggur pada hari Sabat, pula orang-orang yang membawa berkas-berkas gandum dan memuatnya di atas keledai, juga anggur, buah anggur dan buah ara dan pelbagai muatan yang mereka bawa ke Yerusalem pada hari Sabat. Aku memperingatkan mereka ketika mereka menjual bahan-bahan makanan.”
Nehemia adalah pemimpin yang empatik. Sebagai juru minuman raja, sebenarnya tidaklah mendukung dirinya untuk sedih. Jauh dari suara jeritan penderitaan orang Yahudi. Semua kebutuhannya terpenuhi, tentu gaji yang dia terima tidaklah sedikit. Juga ketidakpedulian teman sebangsanya yang seprofesi dengannya tentu tidak mendukungnya untuk empatik, karena Alkitab tidak memberitahukan kalau teman seprofesinya membantu Nehemia dalam memperjuangkan pembangunan tembok. Namun, Nehemia tidak memilih memiliki sikap yang sama dengan temannya, yang tidak empatik. Sikap empatiknya sangat terbukti saat dia tetap muram walau sudah lama tidak mendengar kabar penderitaan bangsanya (5 bulan, dari bulan November hingga Maret), Nehemia 2:1 “Pada bulan Nisan tahun kedua puluh pemerintahan raja Artahsasta, ketika menjadi tugasku untuk menyediakan anggur, aku mengangkat anggur dan menyampaikannya kepada raja. Karena aku kelihatan sedih, yang memang belum pernah terjadi di hadapan raja.”
Nehemia adalah pemimpin yang mengelola resiko. Tiada hasil tanpa resiko, sia-sialah berusaha tanpa pandai mengelola resiko. Nehemia sangat pintar dalam mengelola resiko. Nehemia 2:2 bertanyalah ia kepadaku: "Mengapa mukamu muram, walaupun engkau tidak sakit? Engkau tentu sedih hati." Lalu aku menjadi sangat takut.” Sedikitnya ada 3 alasan dia takut. Pertama, takut akan nyawanya. Apabila raja menganggap permintaan Nehemia itu sebagai ancaman kedudukannya sebagai penguasa, maka yang biasa dilakukan adalah membunuh orang yang menjadi ancamannya. Kedua, Nehemia takut kalau permintaannya tidak dipenuhi. Takut tertolak, bisa jadi raja malah menyetop keinginan Nehemia, namun Nehemia memberanikan diri untuk berkata-kata, setelah dia berdoa sejenak dalam hatinya. Ketiga, Nehemia takut raja marah, karena mukanya yang muram tidak membuat raja senang. Karena saat itu, kewajiban semua pelayan raja untuk selalu membuat raja merasa gembira.
Nehemia adalah pemimpin yang dapat dipercaya. Dapat dipercaya bukanlah kemampuan yang bisanya karena dipelajari, namun kebiasaan yang menjadi gaya hidup seseorang. Nehemia telah memulainya, bukan memulainya saat dia menjadi pemimpin saat memimpin pembangunan tembok Yerusalem, namun dia sudah miliki sebelumnya. Ada beberapa bukti yang bisa kita setujui bahwa dia adalalah orang yang dapat dipercaya. Dengan posisinya sebagai juru minum raja, sudah membuktikan bahwa dia adalah orang yang dapat dipercaya. Karena juru minum raja bersentuhan langsung dengan raja, selain itu juga banyak pembicaraan rahasia yang akan didengar juga karena dia adalah orang buangan, tentu raja memilih orang-orang yang terbaik, dalam hal ini dapat dipercaya.
Juga kepercayaan itu tampak saat Nehemia meminta ijin tidak bekerja untuk sementara waktu, Nehemia 2:6 : “Lalu bertanyalah raja kepadaku, sedang permaisuri duduk di sampingnya: "Berapa lama engkau dalam perjalanan, dan bilakah engkau kembali?" Dan raja berkenan mengutus aku, sesudah aku menyebut suatu jangka waktu kepadanya.” Tampak jelas, raja dan permaisuri pada waktu itu, tidak mencurigai Nehemia untuk kabur dan tidak kembali lagi, atau memberontak kepada raja. Ini terbukti setelah pembangunan, Nehemia balik kembali untuk melayani raja, Nehemia 13:6 : “Ketika peristiwa itu terjadi aku tidak ada di Yerusalem, karena pada tahun ketiga puluh dua pemerintahan Artahsasta, raja Babel, aku pergi menghadap raja. Tetapi sesudah beberapa waktu aku minta izin dari raja untuk pergi.” Dia dapat dipercaya, karena dia selalu menepati janji-janjinya. Selain itu, saat dia meminta surat kuasa dan kayu untuk pembangunan tembok, selain bagian Tuhan yang membuat hati raja Artahsasta bermurah hati, juga ada bagian Nehemia yang dapat dipercaya. Raja percaya Nehemia tidak akan memimpin pemberontakan, dan raja percaya kalau Nehemia tidak berbohong.
Nehemia adalah pemimpin yang punya perencanaan. Pemimpin yang punya rencana dan tidak gegabah, Dia memulai rencana dengan menggunakan kuasa raja untuk memuluskan pembangunan tembok. Dia mulai mendoakannya, Nehemia 1:11b : “…biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini." Ketika itu aku ini juru minuman raja.”
Target awalnya ijin raja dan pengumpulkan kayu. Saat ditanya berapa lama dia akan meninggalkan pekerjaannya, Nehemia bisa langsung menjawab suatu waktu tertentu, tentu ini disebabkan karena dia sudah merencanakan sebelumnya, Nehemia 2:6 : “Lalu bertanyalah raja kepadaku, sedang permaisuri duduk di sampingnya: "Berapa lama engkau dalam perjalanan, dan bilakah engkau kembali?" Dan raja berkenan mengutus aku, sesudah aku menyebut suatu jangka waktu kepadanya.”
Setelah sampai di Yerusalem, Nehemia tidak berhenti untuk membuat rencana, Nehemia 2:12a : “Bangunlah aku pada malam hari bersama-sama beberapa orang saja yang menyertai aku. Aku tidak beritahukan kepada siapapun rencana yang akan kulakukan untuk Yerusalem…” Dia mengumpulkan fakta dan data untuk menyusun rencana, karena dengan fakta dan data itu, dapat kita baca di ayat selanjutnya, Nehemia dengan cepat membagi tugas dan susunan tahapan pekerjaan yang dilakukan, dalam proyek pembangunan tersebut, karena dia sudah merencanakannya.
Nehemia adalah pemimpin yang melihat fakta. Dasar keputusannya bukanlah perasaannya, apa kata orang, kebiasaan sebelumnya. Namun Nehemia memutuskan dengan dasar fakta di lapangan. Nehemia terjun sendiri ke lapangan untuk melihat secara langsung tembok yang sudah runtuh, guna mengambil keputusan. Tentu lebih mudah dia memanggil orang-orang untuk menceritakan kondisi tembok itu, namun tidak demikian yang dilakukan Nehemia. Saat teriakan protes warga kecil Yahudi atas penarikan pajak dan mengambil untung dari penjualan sesama Yahudi. Nehemia 5:6 : “Maka sangat marahlah aku, ketika kudengar keluhan mereka dan berita-berita itu.”
Kalau Nehemia bukan pemimpin yang melihat fakta, tentu dia tidak pernah mendengar jeritan itu karena ditutupi supaya tidak sampai ke telinganya, dan dia akan kesulitan memutuskan dengan benar dan tepat.
Nehemia adalah pemimpin yang komunikatif. Dia tidak menyimpan beban pembangunan ini hanya menjadi bebannya dia pribadi, Nehemia 2:17a : “Berkatalah aku kepada mereka: "Kamu lihat kemalangan yang kita alami, yakni Yerusalem telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar…” Selain itu dia bisa membagi apa yang menjadi visi kepada pengikutnya, Nehemia 2:18 : “Ketika kuberitahukan kepada mereka, betapa murahnya tangan Allahku yang melindungi aku dan juga apa yang dikatakan raja kepadaku, berkatalah mereka: "Kami siap untuk membangun!" Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu.”
Terakhir, Nehemia berhasil membagikan rencananya, sehingga pengikutnya termotivasi, walau di titik ancaman, Neh 4:14-16 : “Kuamati semuanya, lalu bangun berdiri dan berkata kepada para pemuka dan para penguasa dan kepada orang-orang yang lain: "Jangan kamu takut terhadap mereka! Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dahsyat dan berperanglah untuk saudara-saudaramu, untuk anak-anak lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk isterimu dan rumahmu." Ketika didengar musuh kami, bahwa rencana mereka sudah kami ketahui dan bahwa Allah telah menggagalkannya, maka dapatlah kami semua kembali ke tembok, masing-masing ke pekerjaannya. Sejak hari itu sebagian dari pada anak buahku melakukan pekerjaan, dan sebagian yang lain memegang tombak, perisai dan panah dan mengenakan baju zirah, sedang para pemimpin berdiri di belakang segenap kaum Yehuda.” Nehemia berhasil berkat komunikasinya yang efektif.
Nehemia adalah pemimpin yang bersikap positif. Ancaman dan perkataan yang menjatuhkan, tidak bisa mengalahkan sikap positifnya. Setiap fase pembangunan; fase sebelum membangun dan sedang membangun, selalu muncul orang-orang yang mau menggagalkan semua rencana agung Nehemia. Sanbalat, orang Horon, dan Tobia, orang Amon, pelayan itu, dan Gesyem, orang Arab, trio yang kompak meremehkan kemampuan bangsa Yahudi saat ingin memulai membangun tembok Yerusalem. Namun Nehemia berhasil mematahkan dengan sikap positifnya, Nehemia 2:20 : “Aku menjawab mereka, kataku: "Allah semesta langit, Dialah yang membuat kami berhasil! Kami, hamba-hamba-Nya, telah siap untuk membangun. Tetapi kamu tak punya bagian atau hak dan tidak akan diingat di Yerusalem!"
Setelah tembok mulai dibangun, mereka tetap memberikan kata-kata yang mematahkan semangat, namun Nehemi bersikap positif, Dia tidak mau tinggal diam dalam perkataan mematahkan semangat itu, Nehemia 4:6 : “Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati.”
Saat ancaman bukan lagi datang dari perkataan negatif, namun serangan militer, Nehemia tidak kehabisan akal/strategi karena sikap positifnya, Nehemia 4:14 : “Kuamati semuanya, lalu bangun berdiri dan berkata kepada para pemuka dan para penguasa dan kepada orang-orang yang lain: "Jangan kamu takut terhadap mereka! Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dahsyat dan berperanglah untuk saudara-saudaramu, untuk anak-anak lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk isterimu dan rumahmu."
Nehemia adalah pemimpin yang team player (bekerja secara tim). Sungguh berbeda antara pemimpin dan pelaksana, Nehemia sangat tahu itu. Bukti dia adalah team player, dia mengajak orang lain untuk turut serta mewujudkan visinya, Neh 2:16-17a : “Para penguasa tidak tahu ke mana aku telah pergi dan apa yang telah kulakukan, karena sampai kini aku belum memberitahukan apa-apa kepada orang Yahudi, baik kepada para imam, maupun kepada para pemuka, kepada para penguasa dan para petugas lainnya. Berkatalah aku kepada mereka: "Kamu lihat kemalangan yang kita alami, yakni Yerusalem telah menjadi reruntuhan…”
Saat bekerja, Nehemia tidak bekerja sendirian. Di pasal 3, sangat jelas bagaimana mereka semua bekerja sama untuk menyelesaikan proyek ini.
Selain itu saat dia dalam kesulitan, dia membagikan bebannya kepada pengikutnya, Nehemia 4:14a : “Kuamati semuanya, lalu bangun berdiri dan berkata kepada para pemuka dan para penguasa dan kepada orang-orang yang lain: "
Ketika terjadi ketidakberesan dalam pekerjaan, Nehemia mengungkapkannya kepada pengikutnya, karena dia sadar, ketidakberesan ini bisa mempengaruhi hasil kerja tim. Nehemia 5:7a : “Setelah berpikir masak-masak, aku menggugat para pemuka dan para penguasa. Kataku kepada mereka: “
Nehemia adalah pemimpin yang koordinatif. Pembagian tugas yang jelas dan efektif membuktikan dia adalah pemimpin yang baik dari segi koordinasi. Setiap orang tahu persis apa yang harus dilakukan, Nehemia 3:11-13 : “Malkia bin Harim dan Hasub bin Pahat-Moab memperbaiki bagian yang lain dan menara Perapian. Berdekatan dengan mereka Salum bin Halohesh, penguasa setengah wilayah Yerusalem yang lain mengadakan perbaikan bersama-sama anak-anak perempuannya. Pintu gerbang Lebak diperbaiki oleh Hanun dan penduduk Zanoah. Mereka membangunnya kembali dan memasang pintu-pintunya dengan pengancing-pengancing dan palang-palangnya. Pula tembok diperbaiki sepanjang seribu hasta sampai pada pintu gerbang Sampah.
Luar biasanya Nehemia, saat kepanikan datang (ancaman serangan untuk mengancurkan tembok yang sedang dibangun), dia tetap seorang koordinator yang baik, Nehemia 4:16-20 : “Sejak hari itu sebagian dari pada anak buahku melakukan pekerjaan, dan sebagian yang lain memegang tombak, perisai dan panah dan mengenakan baju zirah, sedang para pemimpin berdiri di belakang segenap kaum Yehuda yang membangun di tembok. Orang-orang yang memikul dan mengangkut melakukan pekerjaannya dengan satu tangan dan dengan tangan yang lain mereka memegang senjata. Setiap orang yang membangun bekerja dengan berikatkan pedang pada pinggangnya, dan di sampingku berdiri peniup sangkakala. Berkatalah aku kepada para pemuka dan para penguasa dan kepada orang-orang yang lain: "Pekerjaan ini besar dan luas, dan kita terpencar pada tembok, yang satu jauh dari pada yang lain. Dan kalau kamu mendengar bunyi sangkakala di suatu tempat, berkumpullah ke sana mendapatkan kami. Allah kita akan berperang bagi kita!"
Nehemia adalah pemimpin yang memberi teladan. Bukan hanya pandai meyakinkan orang lain, namun Nehemia juga terjun bersama-sama pengikutnya, menambah kekuatan kepemimpinannya. Nampak jelas di pasal 3, sering kali dulang-ulang kata “berdekatan dengan dia…”, itu menjelaskan bahwa Nehemia berada di antara saat bekerja. Tidak seperti pemuka-pemuka orang Tekoa, Nehemia 3:5 : “dan berdekatan dengan dia orang-orang Tekoa. Hanya pemuka-pemuka mereka tidak mau memberi bahunya untuk pekerjaan tuan mereka.”
Keteladanan Nehemia bukan hanya ditunjukkan dalam pekerjaannya, namun integritasnya sebagai pemimpin. Dia tidak seperti pemimpin pendahulu-pendahulunya yang ambil keuntungan dalam penderitaan sesamanya, Nehemia 5:14 : “Pula sejak aku diangkat sebagai bupati di tanah Yehuda, yakni dari tahun kedua puluh sampai tahun ketiga puluh dua pemerintahan Artahsasta jadi dua belas tahun lamanya, aku dan saudara-saudaraku tidak pernah mengambil pembagian yang menjadi hak bupati.”
Nehemia adalah pemimpin yang intim dengan Tuhan. Tuhan menjadi rekan kerjanya dalam pembangunan tembok Yerusalem ini. Tiada henti, Alkitab mencatat, Nehemia berbicara kepada Tuhan. Baik untuk memutuskan menghadapi musuh, Nehemia 4:4-5 : “Ya, Allah kami, dengarlah bagaimana kami dihina. Balikkanlah cercaan mereka menimpa kepala mereka sendiri dan serahkanlah mereka menjadi jarahan di tanah tempat tawanan. Jangan Kaututupi kesalahan mereka, dan dosa mereka jangan Kauhapus dari hadapan-Mu, karena mereka menyakiti hati-Mu dengan sikap mereka terhadap orang-orang yang sedang membangun.”
Keintimannya dengan Tuhan berguna baginya saat menghadapi ketakutan dan kecemasan dari musuhnya, dengan kebiasaan berdoa ada kekuatan, Nehemia 4:9 : “Tetapi kami berdoa kepada Allah kami, dan mengadakan penjagaan terhadap mereka siang dan malam karena sikap mereka.”
Nehemia adalah memimpin dengan pengaruh. Pemimpin yang berpengaruh akan teruji, saat pengikutnya dalam posisi terancam, capek secara fisik, masihkah mereka mau mengikuti kita ? Nehemia sudah membuktikannya. Mereka sangat lelah, karena terus bekerja, bayangkan dalam waktu 52 hari tembok Yerusalem, yang seharusnya tahunan baru dapat selesai berdiri, tentu mereka semua capek. Ketika itu juga kondisi mereka tegang, karena mereka terancam untuk diserang musuh disekelilingnya, yang sudah jelas memiliki kekuatan yang lebih menang dari mereka. Saat itulah Nehemia tetap meminta pengikutnya untuk tetap melanjutkan pekerjaan, bahkan mereka ditambah dengan tugas menjadi tameng manusia, namun mereka melakukannya tanpa mengeluh. Nehemia 4:23 : “Demikianlah aku sendiri, saudara-saudaraku, anak buahku dan para penjaga yang mengikut aku, kami semua tidak sempat menanggalkan pakaian kami. Setiap orang memegang senjata dengan tangan kanan.”
Nehemia adalah pemimpin yang memotivasi. Dia tahu kekuatan motivasi penting dalam memimpin, dan dia tahu kapan perlu untuk melakukan motivasi. Saat kondisi pengikutnya pada level terrendah, dia melakukan motivasi yang baik dan tepat. Baik karena dia lakukan motivasi yang menyandarkan pengikutnya pada tangan kuasa Allah, tepat karena Nehemia memotivasi ketakutan yang sedang mereka alami. Nehemia 4:14 : “Kuamati semuanya, lalu bangun berdiri dan berkata kepada para pemuka dan para penguasa dan kepada orang-orang yang lain: "Jangan kamu takut terhadap mereka! Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dahsyat dan berperanglah untuk saudara-saudaramu, untuk anak-anak lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk isterimu dan rumahmu."
Nehemia adalah pemimpin yang berkorban. Ada rahasia dibalik keberhasilan Nehemia sebagai pemimpin yang berkorban. Pertama, dia tidak bisa senang kalau pengikutnya masih menderita. Itulah alasannya mengapa dia tidak mau mengambil hak jabatan bupatinya, memungut pajak, karena pengikutnya masih dalam kondisi miskin. Kedua, dia takut akan Allah. Walau tidak melanggar hukum saat itu untuk Nehemia mengambil haknya, namun dia tidak lakukan, karena dia tahu itu tidak diperkenankan Tuhan. Dia lebih berpikir besar dan luas, tidak picik dan sempit. Dia lebih memikirkan pekerjaan Tuhan dari pada pekerjaan proyek sesaat. Nehemia 5:14-15 : “Pula sejak aku diangkat sebagai bupati di tanah Yehuda, yakni dari tahun kedua puluh sampai tahun ketiga puluh dua pemerintahan Artahsasta jadi dua belas tahun lamanya, aku dan saudara-saudaraku tidak pernah mengambil pembagian yang menjadi hak bupati. Tetapi para bupati yang sebelumnya, yang mendahului aku, sangat memberatkan beban rakyat. Bupati-bupati itu mengambil dari mereka empat puluh syikal perak sehari untuk bahan makanan dan anggur. Bahkan anak buah mereka merajalela atas rakyat. Tetapi aku tidak berbuat demikian karena takut akan Allah.”
Nehemia adalah pemimpin yang konsisten. Selain sikap positif, konsistensi diperlukan untuk membungkam faktor luar yang ingin membuat visi kita gagal. Karena begitu kuatnya konsistensinya Nehemia, maka visinya semakin kuat diterpa badai apapun. Sanbalat cs, walau harus berulang-ulang kali menjatuhkan visi Nehemia, tidak ampuh untuk mengagalkannya. Satu alasan saja, karena Nehemia memiliki konsistensi yang tinggi. Nehemia 6:4-5 : “Sampai empat kali mereka mengirim pesan semacam itu kepadaku dan setiap kali aku berikan jawaban yang sama kepada mereka. Lalu dengan cara yang sama untuk kelima kalinya Sanbalat mengirim seorang anak buahnya kepadaku yang membawa surat yang terbuka.”
Nehemia adalah pemimpin yang gigih. Hasil konspirasi Tobia dan Semaya bin Delaya bin Mehetabeel, menguji kegigihan Nehemia. Semaya menawarkan Nehemia untuk menyerah, dan aman berlindung dalam Bait Allah. Nehemia menolak, bukan karena tahu konspirasi ini. Namun kegigihannyalah yang membuat dia sulit untuk menyerah kalah, dan meninggalkan semua pekerjaan pembangunan tembok Yerusalem ini, dan menguburkan dalam-dalam semua visinya. Tidak, Nehemia tidak melakukannya itu, jelas dikatakan di Nehemia 6:10-11 : “Ketika aku pergi ke rumah Semaya bin Delaya bin Mehetabeel, sebab ia berhalangan datang, berkatalah ia: "Biarlah kita bertemu di rumah Allah, di dalam Bait Suci, dan mengunci pintu-pintunya, karena ada orang yang mau datang membunuh engkau, ya, malam ini mereka mau datang membunuh engkau." Tetapi kataku: "Orang manakah seperti aku ini yang akan melarikan diri? Orang manakah seperti aku ini dapat memasuki Bait Suci dan tinggal hidup? Aku tidak pergi!".
Nehemia adalah pemimpin yang mewariskan pemimpin. Saat selesai tembok Yerusalem berdiri. Dia tidak hanya larut dalam sukacita dan kebanggan pribadi. Apa yang dia lakukan ? Dia menunjuk Hanani sebagai pengawas Yerusalem. Hanani betul saudaranya Nehemia, namun bukanlah nepotisme, Nehemia memberikan alasan mengapa dia memilih Hanani. Karena Hanani adalah orang yang dapat dipercaya, selain itu dia adalah orang yang takut akan Allah, lebih dari orang lain pada waktu itu. Nehemia 7:2 : “Pengawasan atas Yerusalem aku serahkan kepada Hanani, saudaraku, dan kepada Hananya, panglima benteng, karena dia seorang yang dapat dipercaya dan yang takut akan Allah lebih dari pada orang-orang lain.”
Nehemia adalah pemimpin yang bisa memanage. Selain bisa merencanakan proyek pembangunan tembok (planning), dia juga terbukti seorang organize yang baik. Tidak dipungkiri dia bisa menjalankan apa yang dia rencanakan (actuate). Dan yang tak kalah penting, dia bisa mengontrol. Dia lakukan ini saat tembok Yerusalem sudah berdiri dengan memberikan pengontrolan yang tercatat di Nehemia 7:3 : “Berkatalah aku kepada mereka: "Pintu-pintu gerbang Yerusalem jangan dibuka sampai matahari panas terik. Dan pintu-pintunya harus ditutup dan dipalangi, sementara orang masih bertugas di tempatnya. Tempatkanlah penjaga-penjaga dari antara penduduk Yerusalem, masing-masing pada tempat-tempat penjagaan dan di depan rumahnya."
Nehemia adalah pemimpin yang menghargai. Godaan terbesar pemimpin untuk mengabaikan dan melupakan jerih lelah pengikutnya, saat keberhasilan sudah ada di tangannya. Nehemia tidaklah demikian, contoh penghargaan yang dia berikan kepada pengikutnya, dengan merayakan “keberhasilan” bersama-sama. Semua orang tanpa terkecuali merayakan kemenangan ini bersama. Ini membuktikan bahwa Nehemia sangat menghargai pengikutnya atas keberhasilan tembok Yerusalem tersebut. Nehemia 12:27 : “Pada pentahbisan tembok Yerusalem orang-orang Lewi dipanggil dari segala tempat mereka dan dibawa ke Yerusalem untuk mengadakan pentahbisan yang meriah dengan ucapan syukur dan kidung, dengan ceracap, gambus dan kecapi.”




Keberhasilan yang Dicapai
Seperti yang saya gambarkan keadaan waktu itu (sub bidang yang di tangani di awal makalah), tidaklah mudah bagi Nehemia untuk berhasil. Ditambah dengan keterbatasan dirinya. Menurut John Maxwell, Nehemia bukanlah nabi yang hidupnya penuh dengan mujizat, tidak ada yang kesembuhan ilahi, apalagi orang mati yang dibangkitkan. Namun Allah memberinya anugerah, kekuatan dan hikmat di sepanjang perjalanan hidupnya. Di bawah kepemimpinan Nehemia, orang Yahudi mendapatkan ijin raja untuk membangun kembali tembok Yerusalem yang hancur. Nehemia juga bisa menyatukan kembali sumber daya orang Yahudi pada waktu itu, untuk bersatu bahu-membahu membangun kota mereka. Mengidentifikasikan kekuatan atau talenta yang dimiliki setiap pekerja dan mengangkat mereka di posisi yang tepat. Tidak kalah pentingnya, karena kepemimpinannya, mereka bisa menang atas kritikan negatif yang menjatuhkan dari pihak oposisi. Dia juga berhasil memperkerjakan orang sampai proyek pembangunan tembok Yerusalem itu berdiri, dan tidak hanya itu, dia berhasil mencetak rekor pembangunan tembok yang super cepat, hanya 52 hari.
Kekuatan Nehemia
Ada 3 kekuatan yang menonjol di kepemimpinan Nehemia. Pertama, Nehemia mempunyai visi yang kuat dan memberikan arahan (navigasi) bagi pengikutnya. Tentu visi yang tanpa navigasi akan cepat layu di tengah jalan dan atau berjalan di rel yang keliru. Menurut John Maxwell, dalam bukunya “The Maxwell Leadership Bible”, Nehemia memiliki visi yang tidak pada umumnya; dia melihat jauh dari orang-orang pada jamannya (dia bisa melihat walau dia hidup ratusan kilo meter dari Yerusalem), dia melihat lebih dalam/terinci dari orang lain (sebelum meninggalkan istana, dia membutuhkan surat kuasa raja), dia juga bisa melihat sebelum orang lain memahaminya (pada saat orang-orang dalam ketakutan, dia bisa merumuskan strategi baru).
Selain itu, sebelum proses pembangunan berlangsung, Nehemia juga menyiapkan waktu bagi kesiapan dirinya dan pengikutnya; dia susun permasalahan-permasalahn yang akan timbul (Neh 1:2-4), dia habiskan waktu berdoa (Neh 1:4-11), dia melobi orang-orang kunci (Neh 2:1-9), dia mengamati keadaan (Neh 2:11-15), dia bertemu dengan pengikutnya dan menjabarkan visinya (Neh 2:16,17), dia memotivasi dengan mengingatkan kembali kejayaan masa lalu (Neh 2:8), dia mengatur orang-orang untuk bergerak (Neh 3:1-32).
Nehemia memiliki visi yang terealisasi.
Kedua, Nehemia berinisiatif kuat. Kepeduliannya menumbuhkan benih inisiatif. Inisiatifnya tampak jelas; dia mulai mendoakan permasalah Yerusalem, membuat rencana pembangunan tembok Yerusalem, membujuk orang-orang untuk bergerak, mengejar hasilnya.
Ketiga, Nehemia berhasil mendorong orang lain untuk tetap bertindak. Adapun rahasia keberhasilannya itu disebabkan oleh :
1. Nehemia punya pengaruh ( Neh 2:5-8, 16-18)
2. Nehemia pemimpin yang efektif dalam komunikasi (Neh 2:17, 18)
3. Nehemia mempercayakan kemampuan orang lain (Neh 3:1-32)
4. Nehemia bersedia dibantu orang lain (Neh 3:1-32, 13:13)
5. Nehemia cepat menyelesaikan masalah (Neh 4:7-23)
6. Nehemia berintegritas (Neh 5:14-19)
7. Nehemia bertanggung jawab atas proyek (Neh 6:1-14)
Kelemahan Nehemia
Nehemia hampir bisa dikatakan tidak memiliki kelemahan yang tercatat di dalam Alkitab. Di pasal terakhir dari kitab Nehemia ini, ada beberapa catatan “ketidakberhasilan Nehemia” secara utuh dalam kepemimpinannya :
1. Nehemia tidak berhasil membawa orang-orang hidup benar dihadapan Tuhan setelah terbangunnya tembok Yerusalem :
Mereka tidak menghargai hari Sabat
Nehemia 13:15 : “Pada masa itu kulihat di Yehuda orang-orang mengirik memeras anggur pada hari Sabat, pula orang-orang yang membawa berkas-berkas gandum dan memuatnya di atas keledai, juga anggur, buah anggur dan buah ara dan pelbagai muatan yang mereka bawa ke Yerusalem pada hari Sabat. Aku memperingatkan mereka ketika mereka menjual bahan-bahan makanan.”
Mereka melakukan kawin campur
Nehemia 13:23-24 : “Pada masa itu juga kulihat bahwa beberapa orang Yahudi memperisteri perempuan-perempuan Asdod, perempuan-perempuan Amon atau perempuan-perempuan Moab. Sebagian dari anak-anak mereka berbicara bahasa Asdod atau bahasa bangsa lain itu dan tidak tahu berbicara bahasa Yahudi.”
2. Nehemia tidak memperhatikan dengan baik tongkat estafet kepemimpinan rohani, sedetail kepemimpinan non rohani (saat dia akan meninggalkan Yerusalem untuk sementara waktu).
Nehemia lupa mempersiapkan orang yang saleh secara rohani, hidup benar dan menjadi teladan, guna mendorong orang-orang Yahudi untuk hidup benar di hadapan Tuhan. Dia hanya mempersiapkan yang kasat mata dan rutinitas ibadah saja.
Nehemia 44-47 : “Pada masa itu beberapa orang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik perbendaharaan, bilik-bilik untuk persembahan khusus, untuk hasil pertama dan untuk persembahan persepuluhan, supaya sumbangan yang menurut hukum menjadi bagian para imam dan orang-orang Lewi dikumpulkan di bilik-bilik itu sesuai dengan ladang setiap kota. Sebab Yehuda bersukacita karena para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas. Karena merekalah yang melakukan tugas pelayanan bagi Allah mereka dan tugas pentahiran, demikian juga para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang, sesuai dengan perintah Daud dan Salomo, anaknya. Karena sudah sejak dahulu, pada zaman Daud dan Asaf, ada pemimpin-pemimpin penyanyi, ada nyanyian pujian dan nyanyian syukur bagi Allah. Pada zaman Zerubabel dan Nehemia semua orang Israel memberikan sumbangan bagi para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang sekadar yang perlu tiap-tiap hari dan mempersembahkan persembahan kudus kepada orang-orang Lewi. Dan orang-orang Lewi mempersembahkan persembahan kudus kepada anak-anak Harun.”
Nehemia menyadari itu setelah kepulangannya dari menghadao raja, sehingga ia memilih beberapa orang yang setia.
Nehemia 13:13 : “Sebagai pengawas-pengawas perbendaharaan kuangkat imam Selemya dan Zadok, seorang ahli kitab, dan Pedaya, seorang Lewi, sedang Hanan bin Zakur bin Matanya diperbantukan kepada mereka, karena orang-orang itu dianggap setia. Mereka diserahi tugas untuk mengurus pembagian kepada saudara-saudara mereka.”
3. Nehemia panik, dan lupa minta petunjuk kepada Tuhan
Sangat berbeda dengan Ezra (bandingkan Ezra 9), saat kepulangannya dari raja, Nehemia tidak tampak berdoa, menangis dan meminta petunjuk Tuhan dalam menghadapi keliaran orang-orang Yahudi. Bahkan dengan “tangan besi”, dia menghukum pelanggar-pelanggar hokum Allah, tanpa minta persetujuan Tuhan.
Nehemia 13:8 : “Aku menjadi sangat kesal, lalu kulempar semua perabot rumah Tobia ke luar bilik itu.”
Nehemia 13:25 : “Aku menyesali mereka, kukutuki mereka, dan beberapa orang di antara mereka kupukuli dan kucabut rambutnya dan kusuruh mereka bersumpah demi Allah, demikian: "Jangan sekali-kali kamu serahkan anak-anak perempuanmu kepada anak-anak lelaki mereka, atau mengambil anak-anak perempuan mereka sebagai isteri untuk anak-anak lelakimu atau untuk dirimu sendiri!”
Nehemia 13:28 : “Seorang dari anak-anak Yoyada bin Elyasib, imam besar itu, adalah menantu Sanbalat, orang Horoni itu. Oleh sebab itu kuusir dia dari padaku.”

Kitab ini sudah sangat baik buat para pemimpin yang ingin berhasil dan efektif dalam kepemimpinannya. Nehemia, walau tanpa mujizat selama hidupnya, bisa dipakai Tuhan untuk memberikan kita inspirasi kepemimpinan yang berdampak.