Anda diciptakan sama,namun anda diselamatkan untuk menjadi "BERBEDA"

10 December 2008

SEBERAPA SIAP GEREJA MENGHADAPI DAMPAK KRISIS EKONOMI ?

Beberapa bulan yang lalu hingga hari ini, dunia digonjang-ganjingkan dengan krisis keuangan global. Krisis keuangan global yang bermula dari Amerika Serikat ini tidak hanya membuat pusing dan ketakutan bagi pemerintah Amerika Serikat, demikian juga di sebagian besar negara lain. Seperti diberitakan di media massa “Bisnis Indonesia”, di tahun 2008 ini perusahaan yang pailit di Jepang sudah mencapai 30 perusahaan atau terbanyak sejak periode Perang Dunia II. Sulitnya memperoleh kredit di tengah krisis keuangan global menjadi pemicu tingginya kebangkrutan di Jepang. Krisis keuangan global ini mencelikkan mata kita bagaimana dalamnya keterkaitan keuangan dan dagang satu negara dengan negara lain, seperti mata rantai.
Banyak orang menyalahkan para CEO yang tamak dan tidak bersikap sebagai pekerja nyata, mereka hanya memikirkan bagaimana menghasilkan bonus yang besar dengan “segala cara”. Batas-batas manajemen resiko yang mereka tahu dan pahami dilanggar semau mereka.

Kredit macet perumahan di Amerika Serikat atau dalam bahasa kita KPR, membuat beberapa bank mengalami kesulitan likuiditas. Prilaku memudahkan pemberian kredit inilah yang menyebabkan mereka terjerumus hingga sebagian pailit. Karena banyak institusi maupun negara yang membiayai bank-bank tersebut, mau tidak mau mereka pun ikut terseret ke dalam permasalahan ini. Isu ini berkembang kencang, hingga mengkuatirkan banyak investor, dan mereka lari dari bursa saham, demi menyelamatkan harta mereka masing-masing. Dan kita tahu hampir semua negara mengalami penurunan nilai sahamnya. Disebutkan nilai saham Dow Jones AS pada titik terendah selama 21 tahun terakhir, tidak lepas dengan Bursa Efek Indonesia yang mengalami penurunan 50% lebih.
Bagaimana dampaknya dengan Indonesia pada khususnya ? Dampak keuangan di Bursa Efek Indonesia bukanlah dampak yang menakutkan bagi rakyat kecil. Dampak ini sangat dirasakan bagi pemilik modal, yang hartanya terkikis banyak.
Namun lesunya bisnis di Amerika itulah permasalahan utamanya. Mengakibatkan ekspor kita melambat. Bukan hanya ekspor ke Amerika, ke negara lain pun akan sama, karena mereka juga kena dampak krisis di negaranya. Bisakah kita bayangkan apa yang terjadi jika utilitas pabrik tinggal 40% bahkan tidak sedikit yang gulung tikar ? Tentu mereka akan memPHKan sebagian besar karyawannya.
Sebagai contoh saja PT. Doulton Indonesia (produsen keramik tableware) merumahkan 3.000-5.000 orang pekerja akibat dari penghentian 20% lini produksinya. Nah yang lebih celaka industri yang banyak mengekspor ini termasuk industri padat karya, semisal : tekstil, mebel, sepatu, keramik, dan lain-lain. Jika banyak orang tidak memiliki pekerjaan, tentu mempengaruhi daya beli masyarakat, akibatnya pasar dalam negeri pun ikut lesu. PT. Honda Prospect Motor (HPM) sudah mereduksi hingga 40% volume produksinya, akibatnya 2.800 karyawan kontraknya terancam tidak diperpanjang.
Kita bisa bayangkan bukan, apa jadinya jika seorang Ayah tidak memiliki pekerjaan, sedangkan dia harus membiayai anaknya sekolah. Seperti berita Kompas yang saya baca hari ini, seorang Ayah dirumahkan oleh perusahaannya, sedangkan istrinya yang sekantor dengannya tidak turut dirumahkan. Namun dia mengeluh, karena tidak cukup keuangannya yang harus membiaya makan dan sekolah anak-anaknya.
Menurut Hervey Brenner, yang dikutip oleh Rhenald Kasali, mengatakan : “Setiap 10% kenaikan penganggur, kematian naik 1,2%, serangan jantung 1,7%, bunuh diri 1,7%, dan harapan hidup berkurang 7%.
Saya sangat setuju dengan Bill Hybels dalam bukunya COURAGEOUS LEADERSHIP. Dia katakan, “Gereja adalah satu-satunya tumpuan harapan dunia.” Tidak ada penyelesaian yang bisa sebaik yang ditawarkan oleh gereja.
Namun yang sekarang menjadi pertanyaan kita, “Optimiskah kita dengan fungsi gereja saat ini untuk menjadi tumpuan harapan dunia ?” atau dengan kalimat yang sesuai topik pembahasan kita saat ini, “SEBERAPA SIAP GEREJA MENGHADAPI DAMPAK KRISIS EKONOMI ?”
Saya mulai berpikir, apakah keberadaan gereja saat ini membuat perbedaan ? Jika adanya gereja dan tidak adanya gereja kita sama saja, kita harus menangisi kenapa bisa demikian. Jika gereja hanyalah sebagai tempat atau ruangan untuk ibadah bersama, saya percaya Tuhan Yesus sangat kecewa jika gereja hanya bisa berfungsi seperti itu.
Kenapa ? Coba kita baca dan pahami kata-kata ini :
Matius 26:11 Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak
akan selalu bersama-sama kamu.
Matius 25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari
saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Yohanes 17:26 dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan
Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku
ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."
Dari ayat-ayat di atas Alkitab memberikan beberapa pesan bagi kita, yaitu :
1.Tuhan meninggalkan orang-orang yang perlu dilayani, yaitu orang-orang yang biasa Tuhan Yesus layani semasa hidupnya. Mereka adalah orang miskin, para janda, orang sakit, hubungan yang retak, orang-orang yang putus asa, dan lain-lain.
2.Tuhan tidak meninggalkan fisik gereja bagi kita. Tindakan yang salah jika kita lebih memikirkan apa yang tidak pernah Tuhan Yesus arahkan bagi kita, seperti bangunan gereja.
3.Melayani Tuhan sama dengan melayani mereka yang kekurangan kebutuhan primer (lapar, haus dan telanjang) dan kebutuhan emosional serta relasi (sakit dan di penjara).
4.Doa Tuhan Yesus bagi orang percaya ada dua. Pertama, agar orang-orang percaya menjadi satu. Kedua, agar kasih Allah Bapa ada di dalam orang-orang percaya.

Gereja bukan hanya sebuah komunitas (club). Gereja bukan hanya sebuah ladang mencari identitas diri. Gereja bukan hanya sarana belajar berorganisasi. Gereja bukan hanya ballroom untuk ibadah. Gereja bukan untuk menunjukkan identitas diri. Gereja ada bukan untuk membuat manusia menjadi egois. Gereja ada bukan untuk mengajarkan orang-orang percaya menjadi eksklusif.
Seperti judul buku Philip Yance, “Gereja mengapa dirisaukan”, saya percaya Tuhan kita adalah Allah yang masih berdaulat, Dia tidak hilang kendali, apabila ada sebagian gereja-Nya yang tidak memenuhi harapan-Nya. Kita bisa sadari sejak dulu hingga saat ini, Tuhan terus memegang kendali gereja-gereja-Nya.
Saat gereja dibutuhkan untuk pengabaran Injil yang intensif, gereja mula-mula telah melaksankannya dengan baik. Saat gereja dibutuhkan menghadapi bidat-bidat, gereja zaman Yunani berfungsi dengan baik. Saat gereja dibutuhkan kewibawaannya melalui kekuasaan pemerintahan, gereja zaman Katolik telah melakukan dengan baik. Saat gereja perlu diperbaharui dari penyelewengan, gereja zaman Reformasi Protestan telah menjalankan dengan baik. Saat gereja harus memberikan pencerahan dari kebodohan, gereja di abad pencerahan turut terlibat. Saat gereja dibutuhkan dalam dunia yang kompleks, lahirlah gereja dengan paradigma misi.
Semua terjadi tidak kebetulan. Semua sudah dirancangkan oleh Tuhan, kapan dan tujuan spesifiknya sudah direncanakan tanpa meleset sedikitpun. Demikian juga dengan era ke depan. Gereja dibutuhkan untuk menjadi tumpuan harapan dunia, karena kesulitan hidup yang pasti semakin berat.
Bagaimana gereja bisa berperan aktif menghadapi dampak dari krisis ekonomi, khususnya di Indonesia ?
Pertama, GEREJA YANG BERPERAN ADALAH GEREJA YANG BERTINDAK. Terlalu sering, pemimpin gereja tanpa sadar atau mungkin sadar, hanya membahas dan menganalisa krisis ekonomi ini. Dan kita hanya membicarakan apa-apa saja yang akan dihadapi perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Juga kita hanya merasa kasihan kepada mereka yang mempunyai perusahaan yang terkena dampak krisis global ini. Dan paling baik, kita mengajak jemaat bersatu hati untuk berdoa bagi mereka yang kesulitan akibat krisis global tersebut. Apa jadinya jika Yesus hanya berbelas kasihan dan berdoa bagi mereka yang lumpuh, sakit pendarahan, yang mati ? Saya percaya 100 persen, mereka tetap lumpuh, tetap sakit dan tetap mati. Tidak ada mujizat tanpa sebuah tindakan. Alangkah sayangnya jika gereja tidak bisa berperan, hanya gara-gara kurangnya tindakan.
Kedua, GEREJA YANG BERPERAN ADALAH GEREJA YANG TERINTEGRASI (Integrated). Hampir semua gereja meyakinkan kepada jemaatnya bahwa mereka tidak hanya tampak suci di hari Minggu, namun senin hingga sabtu tidak demikian. Jemaat yang sebagai pengusaha dan pekerja tidak boleh memisahkan urusan kerja adalah urusan dunia, dan urusan gereja adalah urusan rohani. Namun tidak sedikit gereja berprilaku dan bersikap seperti jemaat. Gereja membuat batas (mungkin tanpa menyadarinya), urusan gereja adalah urusan mimbar. Pelayanan Liturgis yang baik, pembicara yang bagus dan ibadah yang penuh hikmat. Gereja melakukan banyak yang Yesus lakukan sedikit. Gereja memberi perhatian lebih yang Yesus beri perhatian sedikit. Gereja yang berperan tidak mungkin bisa hanya berhenti di atas mimbar. Gereja harus menyatu dengan kehidupan sehari-hari jemaat dan warga sekitarnya.
Ketiga, GEREJA YANG BERPERAN ADALAH GEREJA YANG BISA MENGHIDUPKAN. Tanggung jawab gereja agar kehidupan jemaat, warga sekitar dan bangsa di mana gereja itu berada untuk semakin baik. Di gereja saya ada slogan bidang regenerasi, yakni bidang yang membidangi komisi sekolah minggu hingga pemuda, slogannya berbunyi demikian : “Tidak satupun boleh hilang !” Slogan ini bermula dari permasalahan dari hilangnya beberapa orang ketika kenaikan jenjang, semisal dari sekolah minggu ke tunas remaja atau dari tunas remaja ke remaja atau dari remaja ke pemuda. Gereja kami berusaha keras untuk meminimalkan kehilangan jemaatnya setiap kenaikan. Saya rasa semangat inipun harus sama dengan menghidupkan kondisi ekonomi jemaat. Satu alasan saya untuk memberikan pinjaman (piutang) karyawan, karena saya berpikir “Kalau bukan perusahaan, siapa lagi yang membantu mereka.” Kalimat ini cocok juga diterapkan bagi gereja, kalau bukan gereja siapa lagi yang membantu jemaatnya. Gereja yang berperan tidak hanya menghidupkan mata rohani jemaatnya, namun juga mata pencaharian mereka.
Keempat, GEREJA YANG BERPERAN ADALAH GEREJA YANG KONTEKSTUAL. Rupanya Tuhan Yesus tidak mengajarkan atau memberi model sebuah gereja yang ideal bagi kita, karena ideal tidaknya gereja, bergantung adaptasi gereja dengan perubahaan lingkungannya. Andaisaja Tuhan Yesus memberikan gereja yang ideal di zamannya, bisa diperkirakan gereja akan mati dan tidak bisa berbuat banyak bagi dunia. Ada beberapa ciri-ciri gereja yang kontekstual menurut Dr. Makmur Halim, yakni :
1.Gereja yang tidak hanya memikirkan from above (perkara-perkara di atas), juga memikirkan masyarakat dan dunia sekitarnya (from below).
2.Gereja yang tidak selalu hidup dalam sejarah masa lalu, tetapi melihat dunia sekarang ini.
3.Gereja yang mau berubah (yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Alkitabiah) sesuai dengan perubahaan lingkungannya.
4.Gereja yang selalu membawa mandat sosial-budaya, mandate politik, mandate ekonomi, dan mandate perdamaian bagi dunia yang sedang menjalani rute-rute yang sulit.
5.Gereja yang menjalankan misi Allah, yaitu hadir bagi mereka yang tertindas, terbuang, tersingkir, terhina, termiskin, dilecehkan, didiskriminasi, dan dilupakan.
Beberapa minggu lalu saya coba untuk membuat survey kecil-kecilan. Survey ini dilatarbelakangi dampak dari krisis keuangan global di Indonesia dan ingin tahu seberapa siapkah gereja membawa fungsinya untuk mengarahkan dan melakukan sesuatu bagi jemaat, warga sekitar dan bangsanya yang menderita akibat krisis ini.
Dampak krisis finansial ini tidaklah kecil. Akibat pengangguran akan memperbanyak rakyat yang miskin. Ekonomi keluarga yang kekurangan menyulitkan orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya, hingga bertambahlah tingakt kebodohan. Lapangan pekerjaan yang sedikit mempersulit orang-orang untuk mencari nafkah, diperkirakan akan meningkatnya keputusasaan, tingkat stress, bunuh diri, kejahatan, dan bahkan menjual diri demi uang.
Dari 6 gereja yang disurvey, kebanyakkan tidak memiliki perubahan yang cepat menghadapi dampak dari kesulitan ekonomi, baik topik-topik yang dikhotbahkan di atas mimbar, pelayanan sosial yang ada dan pembentukan pelayanan di tahun 2008.
Topik-topik khotbah masih didominasi dengan topik-topik klasik, doktrinal, dan kental dengan nuansa spiritual. Minim sekali yang ada hubungan dengan bagaimana sikap yang dijadikan arahan gereja bagi kehidupan jemaat agar bertindak benar dan siap diri dalam menghadapi dampak-dampak krisis ekonomi yang melanda Indonesia.
Pelayanan sosial yang ada di gereja-gereja yang disurvey hampir semua adalah pelayanan yang rutinitas dan berjalan secara tahunan. Hal ini menunjukkan perubahaan pelayanan gereja sangat jarang, atau gereja-gereja terlena menjalankan tanpa mengevaluasi efektifitas pelayanan sosial yang ada dengan kebutuhan jemaat-jemaat.
Untuk pelayanan gereja yang baru terbentuk di tahun 2008, ada beberapa gereja yang sama sekali tidak ada pelayanan baru yang dibentuk. Padahal ada peristiwa besar dan berdampak besar bagi kehidupan jemaat, warga sekitar dan bangsa kita, yaitu dampak krisis ekonomi yang melanda.
Dari pembahasan di atas, baiklah buat kita semua mengevaluasi dan mengintropeksi diri, apalagi kita yang duduk sebagai pemimpin-pemimpin gereja untuk peka membawa gerejanya untuk memberi harapan bagi dunia. Pemimpin gereja seharusnya menyeimbangkan fungsi gereja untuk hal yang rohani dan kehidupan sehari-hari. Pemimpin gereja juga harus lebih giat untuk bertindak secara nyata bagi jemaat, warga sekitar dan bangsa Indonesia.
Pemimpin gereja haruslah tidak berkutat dan terlena dengan rutinitas ibadah mingguan, program-program gereja yang monoton dan kegiatan yang secara fisik saja.

26 November 2008

HAL YANG MELELAHKAN ANDA

Suatu kisah tua Indian Cherokee menceritakan tentang seorang kakek yang mengajarkan prinsip-prinsip kehidupan kepada cucu laki-lakinya. Indian Cherokee tua yang bijaksana itu berkata, “Nak, dalam diri setiap orang ada suatu peperangan yang sedang mengamuk antara dua serigala. Yang satu adalah serigala jahat. Serigala itu pemarah, iri hati, tidak mau mengampuni, sombong dan pemalas. Serigala yang satu lagi adalah serigala yang baik. Serigala tersebut penuh kasih, kebaikan, kerendahan hati, dan kendali diri.”
“Kedua serigala ini terus-menerus berkelahi,” kata sang kakek.
Anak laki-laki kecil itu memikirkannya, dan berkata, “Kakek, serigala yang manakah yang akan menang ?”
Sang kakek tersenyum dan berkata, “Yang mana saja yang kamu beri makan.”
Apa yang Anda beri makan dalam bagian hidup Anda, apakah Anda selalu memberi makan sikap mengeluh, mudah marah, mudah tersinggung ? Atau Anda memberi makan sikap positif ?
Don Colbert, MD dalam bukunya “Stress Less” mengatakan, ketika Anda berpikir negatif atas segala kejadian yang menimpa Anda, maka Anda akan menjadi kuatir, marah, takut sehingga hidup Anda menjadi tegang. Pemikiran dan pembicaraan yang menegangkan akan mengeluarkan hormon stres, terutama kortisol. Ditemukan orang-orang yang terlalu gemuk, tekanan darah tinggi, menderita diabetes, kelelahan dan kelemahan mengalami peningkatan kortisol.
Seperti iklan kolesterol “pzifer”, 80% kolesterol diakibatkan oleh dalam tubuh, selebihnya diakibatkan dari luar, yakni apa yang kita makan. Rupanya banyak penyakit dan penderitaan yang kita alami akibat dari gaya hidup kita. Jika Anda memiliki gaya hidup yang benar, maka Anda akan lebih sehat dan begitu sebaliknya.
Alkitab memberikan resep yang manjur untuk sebuah kehidupan yang bahagia, yaitu dimulai dari memikirkan hal-hal yang baik. Apa saja pikiran yang baik ?

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Filipi 4:8

Namun ada penghalang yang begitu kuat, yang membawa kita untuk tidak bisa melakukan ayat di atas. Anda perlu mengenal kendalanya apa saja, memahami caranya bekerja dan bagaimana cara menaklukkannya.
J. Sidlow Baxter, dalam bukunya Mark These Men, menggambarkan Saul seperti berikut :
Saul, raja Israel pertama, merupakan salah satu figur yang paling tragis dan menyolok di dalam perjanjian Lama…Dalam beberapa hal ia sangat besar tapi di bagian lain ia sangat kecil. Dalam beberapa hal ia memimpin dengan bijaksana, tapi dalam hal-hal lain ia mengambil keputusan-keputusan buruk. Di dalam dirinya terdapat seorang raksasa dan seorang kurcaci, seorang pahlawan dan seorang pengkhianat, seorang raja dan seorang budak, seorang nabi dan seorang penjahat, seorang yang diurapi Tuhan dan seorang yang dirasuki Setan. Ia memulai dengan begitu menjanjikan, namun menyusut dan menjadi buruk, dan berakhir dengan begitu tercela dalam proses penurunan yang sangat menghancurkan dirinya untuk selama-lamanya bagi mereka yang akan membaca, menandai, dan mempelajarinya.
Kehidupan Saul bisa menjadi contoh kehidupan manusia pada umumnya. Dia adalah simbol dari pemberontakan manusia ketika meminta seorang Raja, berarti menolak pemerintahan teokratis. Saul pertama-tama adalah pribadi yang begitu luar biasa, menyenangkan dan ideal. Namun tiga perempat hidupnya berkahir dengan penuh luka dan lelah. Saul berupaya memenangi peperangan dengan memakai caranya sendiri bukan dengan cara Tuhan. Saul sangat takut menerima kenyataan bahwa dirinya akan diganti dengan Daud.
Saul adalah orang yang lelah, karena dia memusatkan pada apa yang salah, bukan pada apa yang benar. Saul memusatkan diri pada masalah, bukan pada mencari solusi. Dia memusatkan diri pada apa yang hilang, bukan pada apa yang dia miliki.
Tahukah Anda apa yang terjadi beberapa hari kemudian pada balon-balon yang diisi helium itu ? Balon-balon itu semakin hari semakin turun, tidak seperti pada hari pertama yang ingin terbang setinggi-tingginya.
Demikian juga dengan hidup kita, kelelahan membuat Anda tidak bisa naik lebih tinggi, namun sebaliknya Anda akan ditarik semakin lebih rendah.
Ada 10 hal yang melelahkan kita :

HAL PERTAMA : Mengejar Hal yang bukan Porsi Anda
Selain kehebatan Daud mengalahkan Goliat, ada hal yang tak kalah penting yaitu perbedaan sikap antara Daud dan Saul dalam menghadapi tekanan. Saat Saul diberitahu akan digantikan dengan raja lain yang lebih taat kepada Tuhan dibandingkan dirinya (1 Sam 13:14), Saul menjadi uring-uringan. Sejak saat itu hidupnya habis untuk memusatkan pada diri dan kekuasaannya, sehingga ia menjadi orang yang sangat tidak percaya dengan orang lain dan hidupnya dengan penuh kemarahan, dengki dan ketakutan (1 Sam 18:8-9).
Berbeda dengan Daud saat ia tidak diijinkan Tuhan untuk membangun bait Allah, dan anaknya Salomo yang akan membangun bait Allah. Daud tidak menjadi iri atau takut tersaingi.
Perbedaan antara Saul dan Daud sebenarnya adalah penerimaan diri untuk dibatasi atau menerima porsi yang sudah ditentukan oleh Tuhan untuk dirinya. Saul tidak mau dibatasi, tidak demikian dengan Daud. Yang mau dibatasi Tuhan akan hidup dengan bahagia, yang tidak mau dibatasi Tuhan hidupnya akan menjadi sangat melelahkan.
Anda bisa membayangkan apa yang terjadi jika saya tidak membatasi memakan makanan daging berkaki empat, jeroan, telor kuning, cumi, udang, tentu saja kolesterol saya akan naik tinggi. Jika saya tidak membatasi memakan es krim, selain mengakibatkan kanker (kantong kering), gula darah saya bisa naik tinggi. Apa yang terjadi pada mereka yang tidak mau dibatasi dengan berhubungan intim hanya dengan satu istri, paling tidak ada permasalahan dalam pernikahan atau hubungan dengan pasangan kita, bisa juga terkena penyakit kelamin, dan yang paling mematikan adalah kita akan terkena HIV.

Begitu juga dengan kehidupan ini, jika kita tidak mau dibatasi, banyak hal yang akan merugikan kita.
Masih ingatkah kita tentang perumpamaan tentang talenta ?
"Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.
Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Matius 25:14-15.

Perumpamaan tentang talenta ini sering kali dihubungkan dengan memaksimalkan potensi diri yang diberikan Tuhan kepada kita masing-masing, minimal satu talenta. Potensi itu harus digunakan dan dihasilkan, karena nantinya kita harus mempertanggung jawabkan potensi itu. Tidaklah salah, tapi perumpamaan tentang talenta tidak hanya berbicara tentang itu. Perumpamaan ini menegaskan juga pada kita untuk :
·Mengakui bahwa Tuhan yang memberikan talenta kepada kita
·Tuhan memberi sesuai dengan kemampuan kita, agar kita mampu bertanggung jawab
·Tuhan memberikan talenta kepada setiap orang dengan jumlah yang berbeda-beda
·Tuhan mengajarkan adanya pembatasan, agar kita tidak lelah
Pernahkah Anda membayangkan, apa yang terjadi jika yang semula diberikan dua talenta, diberikan 4 talenta dan yang semula diberikan 5 talenta diberikan 7 talenta ?
Saya percaya yang diberi 4 talenta akan menghasilkan 4 talenta, dan yang diberikan 7 talenta akan menghasilkan 10 talenta. Mengapa demikian ? Karena Tuhan Maha Tahu, Dia tahu porsi kemampuan kita masing-masing. Dia sangat tahu batas maksimal yang kita bisa.
Beberapa minggu lalu saya membeli mesin genset, karena seringnya mati lampu. Ahli genset itu mengatakan, “Jika gensetnya mau awet, gunakan listrik hanya seperlunya. Jika kapasitas tertulisnya 9.000 VA, itu berarti kemampuan maksimal sesungguhnya hanya 6.000 VA, dan kapasitas efektifnya 5.500 VA. Jadi gunakanlah tidak lebih dari 5.500 VA !”
Allah tahu batas efektif setiap kita. Jika Anda tidak mau dibatasi, tentu akan terjadi kelelahan yang luar biasa pada diri Anda.
Orang yang tidak mau dibatasi akan memiliki ambisi yang tidak sehat, ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
·Tidak bisa tidur pada saat keinginannya tidak tercapai
·Menambah jam kerja dalam waktu yang cukup lama demi tercapai impiannya
·Mengabaikan dua kali suara pasangan hidup yang mengingatkannya
·Emosi yang tidak terkendali
·Ambisi yang dilatarbelakangi iri hati, gengsi dan demi nama baik
Ambisi yang tidak sehat menempati tiga besar perusak kehidupan seseorang. Pertama tidak adanya iman, kedua karakter buruk, dan ketiga ambisi yang tidak sehat.
Jika kita lakukan yang terbaik dari apa yang bisa kita jangkau, hal ini akan berdampak luar biasa. Keberhasilan tidak pernah datang dari mengejar sesuatu yang di luar jangkauan kita. Walaupun Abraham diberikan kesempatan untuk memiliki tanah, keinginan hatinya sesungguhnya adalah untuk mendapatkan seluas-luasnya tanah, tapi Allah membatasi dia dengan kemampuan matanya memandang. Sangat jelas sekali, Tuhan menginginkan kita untuk mau dibatasi. Kalau begitu kenapa kita harus mengejar hal yang tidak bisa kita jangkau ?

HAL KEDUA : Tidak Menerima Keberadaan Anda
Anda tahu apa yang terjadi pada selebritis Gugun Gondrong. Penyakit yang tidak jelas, membuatnya harus terbaring dan tidak bisa berbicara. Ironisnya lagi, istrinya harus menerima keadaan suami yang seperti itu, padahal mereka belum setahun menikah. Bagaimana perasaan Anda jika menjadi istrinya ? Pada umumnya kita akan sedih, putus asa, mengeluh dan kecewa. Tidak demikian dengan istrinya. Menurut penuturan Ibunya Gugun Gondrong, dia bangga dan kagum dengan kedewasaan menantunya, yang luar biasa menghadapi cobaan ini. Dia tidak membenamkan dirinya pada kesedihan. Dia tidak menambah penderitaan dirinya dengan menjadi pembuat masalah. Dia bukanlah pembuat masalah, namun dia membawa penyelesaian. Terbukti dengan usahanya untuk membuat suaminya tersenyum melalui sikap optimis dan sikap keteguhan hatinya, walau jalan hidupnya penuh duri.
Menerima keadaan itulah kuncinya. Keadaan pahit akan mudah dan enak dilewati, jika kita menerima keadaan-keadaan pahitpun akan terasa mudah kita menjalaninya. Semua jenis emosi pemicunya adalah tidak bersedia menerima keadaan. Perasaan dendam akan tetap tersimpan rapi di hati, jika Anda tidak bersedia menerima perlakuan tidak adil yang dilakukan oleh orang tua Anda. Kemarahan akan tetap muncul dan menguasai Anda, jika Anda tidak bisa menerima perlakuan ketidaksetiaan suami Anda. Semakin Anda tidak bisa menerima keadaan yang menimpa Anda, semakin Anda ditarik untuk menjadi lelah.
Beberapa minggu lalu kepala saya pusing-pusing, dan saya sedikit kuatir ada apa dengan kesehatan saya, karena belum pernah saya mengalaminya sebelum ini. Sabtu pagi saya ke dokter, dan dokter menyatakan saya kecapekan dan diberikan dua jenis obat untuk diminum. Minggu pagi kepala saya tetap pusing dan ditambah dengan merah-merah di kulit muka saya. Dugaan pertama karena saya alergi obat itu, lalu saya ke dokter lagi. Rupanya saya terkena penyakit cacar. Lantas saya mulai mencari tahu, siapa yang menularkan penyakit ini ? dan saya teringat pegawai yang beberapa minggu lalu sebelumnya tidak masuk kerja karena kena penyakit cacar. Mulailah di hati saya pikiran negatif, perasaan marah, dan tidak menerima karena dia penyebab saya sakit. Namun saya tidak meneruskan pikiran itu, dan saya mengatakan pada diri saya sendiri, “Kamu harus menerima keadaan ini, jangan menyalahkan siapapun untuk keadaan sakit. Jika kamu tidak menerima keadaan ini, maka kamu akan menjadi lelah.”
Pada umumnya orang tidak menerima keadaannya karena :
·Mengharapkan dunia dengan orang-orang yang adil
·Tidak mau berkorban bagi kesalahan orang lain
·Kasih tak bersyarat yang tidak berfungsi
·Apa maunya kita harus terjadi/dipenuhi
·Orang lain seharusnya melakukan yang benar
Lisa dan suaminya Kevin ingin mempunyai seorang bayi, tapi Lisa tidak bisa mengandung. Ia menjalani berbagai cara untuk bisa mengandung, sampai mereka menghabiskan uang yang banyak. Sampai beberapa tahun akhirnya dokter mengatakan, “Lisa, aku sangat menyesal. Tidak ada lagi yang kami bisa lakukan untukmu. Anda tidak bisa mempunyai anak.
Lisa begitu kecewa dan putus asa. Ia sangat dikuasai oleh keinginannya untuk mempunyai seorang bayi, sehingga dia sangat terkuras secara emosional dan jasmani. Sampai suatu hari ia berdoa, “Tuhan, aku tidak akan meminta-Mu lagi untuk memberikanku seorang bayi. Engkau sudah tahu apa yang kuinginkan. Aku hanya menyerahkan semuanya kepada-Mu.” Sekarang mereka sudah bahagia dan mempunyai tiga orang anak, mereka mengadopsinya.
Bagaimana anda bisa hidup tanpa lelah jika Anda sering mengeluh dengan pekerjaan anda sekarang, bos anda yang tidak anda suka, istri/suami yang tidak mengerti Anda, orang tua yang tidak memperhatikan Anda, dll.
Semakin mudah Anda beradaptasi, semakin cepat pula Anda menikmati hari-hari Anda.
Iblis tidak bisa menerima keberadaannya dibawah Tuhan, sehingga dia melawan Tuhan, tapi iblis kalah dan dibuang Tuhan. Kain tidak bisa menerima keberadaannya, dia iri hati karena persembahan saudaranya diterima dan persembahannya tidak. Esau tidak bisa menerima keberadaannya lebih rendah dari adiknya Yakub. Saudara-saudara Yusuf tidak bisa menerima keberadaannya untuk sujud menyembah kepada Yusuf. Saul tidak bisa menerima keadaanya bahwa dia akan digantikan oleh Daud.
Banyak hal di dalam kehidupan ini tidaklah penting siapa yang benar dan siapa yang salah. Ada yang lebih penting dari itu, untuk menerima keberadaan Anda saat ini.

HAL KETIGA : Sering Berpikir Buruk
Dari pikiranlah segala sumber masalah. Suatu hari tunawisma di AS tidak mendapatkan tempat menginap yang biasa disediakan oleh pemerintah. Namun pada malam itu udaranya sangat dingin, dan dia harus mencari ruangan tertutup yang bisa menghangatkan tubuhnya. Tidak jauh dari pandangan dia melihat sebuah mobil box. Lalu bergegas dia mendekati mobil itu, lalu masuk kedalam boxnya. Setelah dia masuk, dia baru menyadari bahwa mobil yang dia masukin tersebut adalah mobil box pendingin. Lalu dia berpikir, “Saya bisa mati kedinginan di mobil ini.” Semakin lama, semakin dia merasakan dingin yang menyengat tubuhnya. Keesokkan harinya orang-orang menemukannya mati di dalam mobil box pendingin itu.
Polisipun langsung mencari tahu penyebab kematian tunawisma tersebut. Banyak orang memperkirakan bahwa orang tersebut mati karena kedinginan. Ada satu orang polisi yang teliti melihat tombol on/off box pendinginnya, dan yang mengejutkannya, tombolnya pada posisi off. Tunawisma tersebut mati kedinginan dari pikirannya sendiri.
Fakta : 80% dari yang kita kuatirkan tidak akan terjadi.
Selain kebingungan dengan posisi kekuasaannya, Saul mulai menuduh pegawai dan imam Ahimelekh merencanakan kecelakakan baginya (1 Sam 22:7-19).
Thomas Edison membuang lampu pijar karbon yang tak berhasil. Inilah yang membuatnya berhasil menemukan lampu pijar. Dia tidak menumpukkan ketidakberhasilannya pada ruangan kerjanya, tumpukan itu dia buang langsung setelah tahu lampu pijar yang dia coba gagal. Thomas Edison tidak mau memasukkan pikiran gagal di dirinya.
Filsuf & Psikolog AS William James berkali-kali mengatakan bahwa kalau kita mengubah pemikiran kita, kita mengubah kehidupan kita.
Anda dan saya bisa berpikir yang menyimpang. Berikut ini kategorinya
1.Semua atau tidak sama sekali. Berpikir hitam atau putih.
2.Tidak ada kata berhasil jika Anda sudah gagal.
3.Saringan negatif berfungsi dan saringan positif tidak. Anda suka tinggal dalam peristiwa negatif.
4.Meniadakan atau tidak memperhitungkan hal-hal positif.
5.Cepat/melompat menyimpulkan.
6.Membesarkan atau meremehkan.
7.Lebih mempertimbangkan dengan perasaan.
8.Pernyataan-pernyataan seharusnya.
9.Menjuluki hal negatif bagi diri sendiri dan orang lain
10.Menyalahkan diri sendiri.

Setelah Badai Katrina, para reporter sedang mewawancarai orang-orang di New Orleans yang mengalami badai itu. orang-orang menceritakan kisahnya, dan sebagian besar dari mereka merasa sangat negatif dan pahit hati, dengan mempersalahkan orang lain, mempersalahkan pemerintahan mempermasalahkan Tuhan.
Seorang perempuan muda maju ke arah mikrofon, ia tersenyum lebar, dan wajahnya tampak hampir bercahaya. Reporter itu bertanya kepadanya dengan sinis, “Baiklah, ceritakanlah kepada kami kisahmu. Apa yang salah ?”
“Tidak ada yang salah,” kata perempuan itu. “Saya tidak berada di sini untuk mengeluh. Saya ada di sini hanya untuk bersyukur kepada Tuhan bahwa saya masih hidup dan saya masih mempunyai kesehatan saya. Saya bersyukur kepada Tuhan bahwa anak-anak saya baik-baik saja.”
Reporter itu sangat terkejut. Semua orang lain telah mengeluh tentang tidak adanya listrik atau air. Suhunya lebih dari 38 derajat celcius dan mereka tidak mempunyai AC. Reporter itu menyelidiki lebih lanjut, “Yah, bagaimana dengan listrik Anda ?” Apakah Anda mempunyai AC ?”
Perempuan itu berkata, “Tidak, saya tidak hanya tidak mempunyai listrik, saya bahkan tidak mempunyai rumah. Rumah saya hanyut dalam banjir.” Kemudian ia tersenyum sementara berkata, “Saya akan memberitahukan apa yang saya miliki.” Ia meraih dan mengangkat Alkitabnya, “Saya mempunyai harapan, saya mempunyai sukacita, saya mempunyai damai sejahtera,” katanya. Dengan air muka yang bercahaya, ia melanjutkan, “Saya tahu bahwa Tuhan ada di pihak saya.”
Berhentilah tinggal dalam apa yang salah dan mulailah bersyukur atas apa yang benar.
Ada seorang pemudi bertanya kepada saya, “Kenapa saya bisa mengerjakan banyak hal tapi semua yang saya kerjakan tidak bisa menghasilkan dengan maksimal ?” Saya merasakan ada sesuatu yang salah dengan dia. Saya pun terus mendengarkan dia, dan sesekali bertanya, untuk mencari permasalahannya sebenarnya. Akhirnya saya temukan ada kepahitan yang mendalam pada dirinya, karena perlakuan yang tidak adil dari orang tuanya (pemudi ini dua bersaudara, dan dia anak bungsu). “Saya buktikan ke papi bahwa saya bisa menyelesaikan kuliah, tanpa bantuannya. Saya bisa bekerja dan beli motor sendiri, bahkan saya bisa beli rumah.” Dia menceritakan, orang tuanya ingin anak laki-laki, tapi yang lahir tidak sesuai dengan yang diharapkan papinya, sehingga ada rasa tertolak sejak dikandungan. Hidupnya berpusat pada papinya, hidupnya berpusat pada masalah, dari sanalah pikiran negatif membuatnya menjadi lelah dengan hidupnya. Bahkan dia sudah tidak bergereja lagi selama sebulan.
Saya bertanya kepadanya, maukah Anda menerima tamu datang dan membuang sampah di ruang tamu Anda ? Dia menjawab, “Ya tidak mau !” “Kalau begitu mengapa Anda mau menerima sampah masuk di pikiran Anda saat ini ?” Dia mengakui bahwa dia memiliki kebencian kepada papi nya, namun dia sulit untuk melepaskannya. Hidupnya penuh dengan pikiran negatif, dia lelah, tak berdaya, dan selalu merasa gagal.

21 November 2008

MENJADI MANUSIA PEMBELAJAR

Apa yang tidak disukai wanita dari seorang pria ?
Sifat lelaki yang egois memang selalu dipersoalkan oleh perempuan. Ego itu sendiri merupakan sifat ke-aku-an dari lelaki. Dalam realitanya, mengacu pada perkembangan kultur sosial dari ego lelaki sering dikonotasikan sebagai egoisme yang semena-mena dan mau menang sendiri sehingga memberi citra yang negatif. Jika kaum lelaki lebih rasional dalam mereduksi dan memahami keinginan perempuan maka pasangannya pun akan melakukan hal yang sama. Kaum lelaki bisa memperbaiki bila saja mengerti apa yang tidak disukai oleh perempuan. Untuk sebaiknya anda simak karena ada beberapa perilaku dan sifat lelaki yang dibenci oleh perempuan.
Kasar dan Melakukan Kekerasan. Lelaki memang memiliki fisik yang kuat tapi bukan untuk menyakiti dan melakukan kekerasan pada perempuan. Karena perempuan adalah makhluk yang secara fisik lebih lemah sehingga membutuhkan perlindungan. Perempuan adalah makhluk perasa dan menyenangi kelembutan. Jadi janganlah anda sekali-kali berbuat kasar dan melakukan kekerasan pada perempuan. Umumnya lelaki yang kasar dan ringan tangan maka cenderung dictator dan inginnya menang sendiri.
Tidak Setia /Selingkuh. Perempuan sebenarnya memiliki sifat egois dan tidak ingin memberi atau membagi apa yang menjadi miliknya apalagi itu sesuatu yang berharga. Tidak ada satu perempuan pun yang merelakan bahwa lelaki pujaannya dimiliki juga oleh perempuan lain. Jadi jika lelaki yang dianggapnya hanya menyayanginya ternyata berpaling pada perempuan lain. Perasaannya akan hancur karena merasa tidak dihargai lagi dan terjadi pengkhianatan dalam hubungannya. Lelaki yang berperilaku seperti ini memang dibenci tetapi perempuan bisa memaafkannya. Ketidaksetiaan dan selingkuh yang diperbuat oleh pasangannya memang dimaafkan tidak dapat dilupakan begitu saja.
Mata Keranjang. Lelaki boleh saja mengatakan bahwa ketertarikan pada lawan jenis adalah sifat kodratnya. Perempuan pun paling senang bila diperhatikan oleh pasangannya tetapi bukan untuk dinomorduakan. Sifat mata keranjang menunjukkan ketertarikan pada perempuan lain adalah tindakan yang tidak menghargai perempuan yang telah dipilihnya. Apalagi jika tindakan itu menjadi serius pasti akan enciptakan permasalahan yang lebih kompleks. Jadi sebaiknya janganlah menduakan perempuan yang telah mendampingi anda. Bila anda mengagumi perempuan lain tidak perlu ditunjukkan secara terang-terangan tapi bukan berarti anda bisa bermain dibelakang.
Bodoh Tidak Punya Sesuatu. Ketertarikan perempuan pada lelaki biasanya karena lelaki tersebut memiliki sesuatu hal yang istimewa sehingga tumbuh rasa kekaguman. Seorang lelaki yang cerdas dalam arti yang luas akan lebih mudah menarik hati perempuan karena bisa membanggakannya dan mengangkat martabatnya di hadapan orang lain. Sebaliknya, jika lelaki itu bodoh maka tidak ada bisa dibanggakan. Apalagi dalam komunitas eksekutif yang telah membentuk diri bahwa anda bukan lelaki yang intover dan ketinggalan jaman.
Tidak Romantis Dan Tidak Peduli. Perempuan selalu ingin dimanja oleh pasangannya karena memiliki sifat yang introvert dan tidak percaya diri. Karena itulah perempuan lebih suka pada lelaki yang romantis dan pandai menyatakan rasa ketertarikan serta sanjungan. Perempuan tidak menyukai lelaki yang kaku meski ia mencintai lelaki itu. Jadi tidak ada salahnya jika anda memuji pasangan anda dan kata-kata cinta akan membuat dirinya bahagia.
Tidak Tegas dan Tidak Berkepribadian. Lelaki memang masih ditempat sebagai kepala keluarga dan ketegasan sring dikaitkan dengan rasa tanggungjawab sehingga menyangkut kepribadian seseorang. Perempuan tidak akan merasa nyaman dan aman bila pendampingnya lemah, plin plan, tidak berpendirian dan rapuh.
Berbohong/ Tidak Jujur. Ada yang bilang perempuan adalah makhluk yang suka dibohongi. Tetapi jika perempuan tahu bahwa anda ternyata telah berbohong maka ia akan membenci setengah mati karena ia merasa telah tidak dihargai dan dipermainkan. Jadi sebaiknya memang anda berlaku sebagaimana seharusnya anda menjadi lelaki yang bertanggungjawab sehingga anda tidak perlu berbohong padanya.

Mendengkur. Tahukah anda bahwa sebenarnya perempuan sangat tersiksa mendengar dengkuran suaminya. Karena itu jika anda ingin disayang istri maka sebaiknya sembuhkan kebiasaan mendengkur anda. Atau bujuk istri anda agar ia bisa menikmati suara itu dengan menganggap dengkuran anda seperti musik malam yang indah
Apa yang tidak sukai pria dari seorang wanita ?
Pelit can Perhitungan. Perempuan pada umumnya memiliki sifat yang materialistis dan sudah menjadi kodrat dari setiap perempuan yang tidak perlu dipersoalkan. Menurut sejumlah penelitian dan kasus-kasus, perhatian terhadap suatu barang oleh perempuan adalah hal yang wajar tetapi dalam realitasnya mereka tidak bisa dilepaskan dari materi. Karena itu dalam tatanan sosial maupun religi maka kaum lelaki memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan material pasangannya. Jika anda royal dalam memberikan uang ataupun sering memberikan hadiah maka anda bukan saja mampu memenuhi salah satu kewajibannya tapi juga memahami salah satu keinginan perempuan. Jadi perempuan akan sangat menderita bila kekasihnya adalah seorang lelaki yang pelit dan penuh perhitungan.
Cerewet. Laki-laki bisa bicara 500 kata per hari, wanita bisa 1.500 kata per hari. Cerewetnya wanita tidak hanya karena banyaknya bicara, juga suka membicarakan hal yang rinci dan dibumbui karena sikap kuatirnya yang berlebihan. Dan wanita juga suka membicarakan kejadian lama dan diungkit-ungkit.
Anda bisa menjadi pribadi yang dikagumi dan Anda juga bisa menjadi pribadi yang tidak dikagumi, itu semua bermula dari : “Apakah Anda sudah menjalankan tugas utama dari setiap manusia ?”
Dua tugas utama setiap manusia adalah MENYEMBAH ALLAH dan BERTANGGUNG JAWAB.
Menyembah Allah berarti Anda membawa diri Anda menjadi serupa Kristus. Anda tentu akan bertanya untuk setiap tindakan yang akan Anda ambil dengan bertanya, “Jika Yesus sedang ujian, maukah dia menyontek ?” atau “Jika Yesus sudah dewasa dan menikah, maukah dia tidak bekerja ?”

Menolak menyembah Tuhan berarti menerima menjadi ciptaan yang GAGAL, dalam bahasa produksi berarti product reject.
Menolak bertanggung jawab berarti menerima menjadi manusia BONSAI/KERDIL. Anda tidak akan lebih dari seekor semut jika Anda tidak mau mengambil tanggung jawab. Semut sangat bertanggung jawab walau dia bukan manusia yang berakal budi dan cerdas. Mereka akan mengumpulkan makanan walau saat itu musim panas. Dipikiran semut saat musin panas adalah musim hujan, sehingga mereka mengejar waktu menumpuk persediaan makanannya.

Tanggung jawab = Responsible, response and ability, dapat memberi tanggapan dan menghasilkan.
TUGAS adalah tanggapan setiap manusia, seberapa dapatkah anda menanggapi tugas dengan baik, menjadi seberapa tanggungjawabkah anda.
Saat saya sekolah dulu, hampir separoh mengerjakan PR di sekolah. Itupun menyalin dari teman lain yang sudah mengerjakan PR tersebut. Kelakuan saya dan teman-teman tersebut tidak termasuk orang yang memberi tanggapan dengan baik terhadap tugas yang diberikan.
Maukah Anda menerima bingkisan dari teman Anda yang baru dari luar kota, tapi dikartu bingkisan tertulis, “Maaf teman, saya mau jujur, saya memberi bingkisan ini sebenarnya terpaksa !”

Bagaimana saya bisa menjadi bertanggung jawab ?
Mulailah dengan BUKAN TANGGUNG JAWAB ANDA, namun TANGGUNG JAWAB SAYALAH.
Di tahun 1999, saya hampir menyelesaikan kuliah S1 saya. Di saat itu, saudara saya menawarkan saya melanjutkan kuliah di Singapura dan dia bersedia untuk membayar semua keperluan. Bagi saya ini adalah kesempatan yang baik buat masa depan saya. Tapi tidak baik bagi pembentukan diri saya. Permintaan itu saya tolak, dan saya berbicara pada diri saya sendiri, “Saya akan mau kuliah dengan biaya saya sendiri.” Saya berpikir demikian karena saya bukan anak kecil lagi yang tidak mau menerima tanggung jawab saya.
Ini berarti saya menjadi DIRI SAYA SENDIRI dan membangun KEHIDUPAN SAYA. Karena kita adalah SUTRADARA bagi hidup kita sendiri.


Erik Erikson, ahli psikologi, menggambarkan tahapan perkembangan manusia :
BAYI :
Kebenaran dasar vs Ketidakpercayaan Dasar.
Hasilnya dalam jangka panjang adalah antara Harapan atau Penarikan diri
BALITA :
Otonomi vs Malu, Ragu-ragu.
Hasilnya dalam jangka panjang adalah antara Keinginan atau Keharusan/Paksaan
USIA BERMAIN :
Inisiatif vs Kesalahan.
Hasilnya dalam jangka panjang adalah antara Maksud-tujuan atau Hambatan.
USIA SEKOLAH :
Kerajinan vs Perasaan Rendah Diri
Hasilnya dalam jangka panjang adalah antara Kompentensi atau Kemalasan.
REMAJA :
Identitas vs Kekacauan Identitas.
Hasilnya dalam jangka panjang adalah antara Kesetiaan atau Penolakan.
KEDEWASAAN MASA MUDA :
Keintiman vs Pengasingan.
Hasilnya dalam jangka panjang adalah antara Cinta atau Keadaan Eksklusif.
KEDEWASAAN :
Keintiman vs Kemandegan.
Hasilnya dalam jangka panjang adalah antara Perhatian atau Penolakan.
USIA TUA :
Integritas vs Keputusasaan.
Hasilnya dalam jangka panjang adalah antara Kebijaksanaan atau Penghinaan.

Tak ada jalan singkat/SHORTCUT untuk menjadi bertanggung jawab.
Tanggung jawab manakah yang saya masih kurang ? p.117
Menjadi pribadi yang bertanggung jawab adalah buah dari manusia pembelajar.

Untuk menjadi manusia pembelajar, Anda perlu KEMAUAN YANG KUAT dan KETEKUNAN.


Hampir semua keberhasilan tidak cukup dicoba hanya sekali. Beberapa hari yang lalu saya harus bangun pagi jam 5, karena kompor gas di rumah saya mati, dan pada saat itu pembantu kami sedang membuat nasi tim buat anak saya. Jadi diperlukan api segera, agar nasi tim tersebut tetap enak. Dan istri saya menyodorkan kompor gas kecil untuk dinyalakan. Saya mencobanya, pertama tidak bisa nyala, lalu saya coba lagi tetap tidak bisa nyala, sampai keempat kali saya coba tetap tak bisa nyala. Lalu istri saya cepat-cepat ambil kompor listrik yang kami punya. Dan dengan kompor listrik itu sudah bisa merebus botol bayi anak saya, namun belum meneruskan memasak nasi timnya. Saya ambil kompor gasnya lagi dan saya coba lagi, setelah saya coba lagi dua kali, akhirnya kompor itu bisa menyala. Rupanya permasalahannya sepele, ada kail yang tidak tepat terpasang.
Disinilah ketekunan kita perlukan, karena keberhasilan nyaris tidak bisa hanya sekali mencoba.

Kenapa kita tidak mampu menjadi manusia pembelajar ? Disebabkan oleh :
1.Ketertutupan pikiran (close mind, irrasionalitas)
Cara Anda menyimak orang lain memperlihatkan seberapa terbukanya pikiran Anda. Ada orang yang dalam hatinya, “Saya sudah tahu apa yang Anda katakan”, “Yang kamu katakan tidak semuanya benar”, “Mudah diomongkan tapi sulit menjalankan”
2.Kebebalan nurani (immoralitas)
Terjatuh di lobang yang sama. Masing-masing kita memiliki kelemahan, ada yang lemah secara keuangan, ada yang lemah dengan sikap malas, ada yang lemah secara seksual, ada yang lemah dengan emosi atau pengendalian diri. Namun mereka yang tetap jatuh di lobang yang sama atau mereka belum bisa mengatasi kelemahannya, kebanyakkan dikarenakan kebebalan hatinya untuk mau berubah.
3.Hilangnya kendali atas hasrat/kemauan
99 derajat celcius tidak cukup mendidihkan air, per sekian detik membedakan juara pelari 100m. Hasrat yang bisa tidak mendorong kita untuk menjadi manusia pembelajar.

Manusia pembelajar akan berani MEMBUAT PERBEDAAN dan lahirlah a true leader dan a great leader. Karena ia telah bertanggung jawab menciptakan masa depan bagi dirinya, bagi kelompoknya, bagi organisasinya dan bagi komunitas masyarakat nasional dan global.
Alfabet Pembuat Perbedaan
A : Accept. Terimalah diri anda sebagaimana adanya.
B : Believe. Percayalah terhadap kemampuan anda untuk meraih apa yang anda inginkan dalam hidup.
C : Care. Pedulilah pada kemampuan anda meraih apa yang anda inginkan dalam hidup.
D : Direct. Arahkan pikiran pada hal-hal positif yang meningkatkan kepercayaan diri.
E : Earn. Terimalah penghargaan yang diberi orang lain dengan tetap berusaha menjadi yang terbaik.
F : Face. Hadapi masalah dengan benar dan yakin.
G : Go. Berangkatlah dari kebenaran.
H : Homework. Pekerjaan rumah adalah langkah penting untuk pengumpulan informasi.
I : Ignore. Abaikan celaan orang yang menghalangi jalan anda mencapai tujuan.
J : Jealously. Rasa iri dapat membuat anda tidak menghargai kelebihan anda sendiri.
K : Keep. Terus berusaha walaupun beberapa kali gagal.
L : Learn. Belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
M : Mind. Perhatikan urusan sendiri dan tidak menyebar gosip tentang orang lain.
N : Never. Jangan terlibat skandal seks, obat terlarang, dan alkohol.
O : Observe. Amatilah segala hal di sekeliling anda. Perhatikan, dengarkan, dan belajar dari orang lain.
P : Patience. Sabar adalah kekuatan tak ternilai yang membuat anda terus berusaha.
Q : Question. Pertanyaan perlu untuk mencari jawaban yang benar dan menambah ilmu.

R : Respect. Hargai diri sendiri dan juga orang lain.
S : Self confidence, self esteem, self respect. Percaya diri, harga diri, citra diri, penghormatan diri membebaskan kita dari saat-saat tegang.
T : Take. Bertanggung jawab pada setiap tindakan anda.
U : Understand. Pahami bahwa hidup itu naik turun, namun tak ada yang dapat mengalahkan anda.
V : Value. Nilai diri sendiri dan orang lain, berusahalah melakukan yang terbaik.
W : Work. Bekerja dengan giat, jangan lupa berdo'a.
X : X'tra. Usaha lebih keras membawa keberhasilan.
Y : You. Anda dapat membuat suatu yang berbeda.
Z : Zero. Usaha nol membawa hasil nol pula.

17 October 2008

MENEMUKAN KEBAIKAN DALAM KESUKARAN

Orang pada umumnya berpikir/berpendapat jika semakin memiliki iman yang sungguh-sungguh dalam Kristus Yesus, apalagi orangnya baik hati, maka pastilah semua jalan hidupnya lancar, tanpa hambatan seperti jalan tol.
Makanya tidak heran ada perkataan orang tua kepada anaknya : "Kamu kalau mau hidupmu lancar harus jadi orang yang baik, baik sama orang lain, dan percaya Yesus !"
Tapi pemikiran/pendapat ini tidak sesuai kenyataan :
Contoh, kejadian Paskah dan Natal beberapa tahun lalu, yang termuat juga di berita nasional, serta kedua peristiwa ini sama-sama anak-anak Tuhan sehabis kepulangan mereka dari ibadah gereja :
1.Mau membahagiakan anaknya, kedua orang tua ini mengajak jalan-jalan anaknya ke Careefour. Namun ketulusan dan keinginan baik kedua orang tuanya “terbalaskan” kematian anaknya, karena ketimpa salah satu rak, ketika anaknya sedang main bola persis disamping rak yang ambruk tersebut.
2.Setelah menerima doa berkat yang dipanjatkan pendeta, di salah satu rumah ibadah salah satu ITC di Jakarta. Merekapun pulang dengan sukacita, mengendarai mobil dan turun ke lantai dasar (dari lantai 7). Namun musibah yang tidak mereka pernah mimpikan terjadi. Sopir dan semua penumpang mobil tewas, karena mobil yang mereka tumpangi terjatuh dari lantai 4 hingga lantai dasar.
Apa di benak anda dari kisah di atas ? Kalau dibenak saya, mengapa Tuhan membiarkan anak-anak-Nya tewas mengenaskan, padahal mereka adalah orang yang setia, bisa dilihat dari kepulangan mereka dari ibadah, dan kedua orang tuanya adalah ayah dan ibu yang baik, berusaha untuk menyenangkan anaknya hingga diajak bersenang-senang ke Carefour.

Lalu apakah Alkitab menyetujui cara pikir orang pada umumnya, dan bagaimana penjelasannya mengenai orang percaya yang juga tidak luput dari kesukaran.
Mari kita baca Yakobus 1:2
"Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan”
Apakah Yakobus tidak salah menulis ayat ini ?
Kita akan bertanya, bagaimana mungkin saya bisa berbahagia jika keadaan saya seperti ini :
·Dikhianati suami yang tidak setia
·Memiliki sakit penyakit yang tidak sembuh
·Toko yang sepi
·Belum dapat mencukupi nafkah keluarga
·Diperlakukan tidak adil
·Memiliki orang tua yang egois
·Anak yang sering sakit dan sulit makan
·Belum menemukan PH diusia yang mulai lanjut
·Belum dikaruniai anak, dll.
Mengapa Alkitab tetap mengatakan “Berbahagialah” ?
Begini penjelasannya :
Ada 2 Hukum Tuhan berlaku bagi anak-anak-Nya dan harus kita pegang saat menghadapi kesukaran :
HUKUM PERTAMA : Tuhan mencurahkan kekuatan-Nya
Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan." 2 Tawarik 16:9

Dapat dibuktikan di Alkitab :
·Nuh tidak ikut mati akibat air bah, karena Tuhan sudah memberitahukan sebelumnya.
·Musa bisa lepas dari musuh, tentara Mesir dan Laut Kolsom, karena Tuhan yang membelah lautan.
·Daud mengalahkan raksasa Goliat, karena kekuatan Tuhan.
·Elia mengalahkan nabi palsu lain karena kekuatan Tuhan.
·Nehemia bisa membangun tembok Yerusalem, karena Tuhan memberikan kemurahan hati raja Artahsasta.
·Murid Yesus yang frustasi tidak dapat ikan, dengan kekuatan Tuhan Yesus mereka mendapat ikan yang banyak sekali.
·Murid Yesus bingung memberi makan 5 rb orang, dengan 5 roti dan 2 ikan, Yesus mengubahnya, dan memberikan dengan berlimpah kepada 5 rb orang.
·Petrus menjadi berani, saat dia menerima Roh Kudus.
HUKUM KEDUA : Ada kebaikan di setiap kesukaran
Kebaikan =Kesukaran
Kesukaran=kebaikan
Filsuf Socrates mengatakan : “Tanpa teruji (penderitaan), hidup tak bermakna”.
Mengapa kita manusia seringnya tidak bisa melihat kebaikan Tuhan di setiap kesukaran yang kita alami ?
1.Karena kita cenderung TIDAK SABAR.
Suatu hari,
pada saat sebuah lubang kecil timbul di suatu kepompong seorang pria duduk dan memperhatikan bagaimana seekor bayi kupu kupu selama ber jam jam berjuang untuk memaksa mengeluarkan badannya melalui lubang tsb.
Akan tetapi kemudian,proses tersebut berhenti tanpa ada kemajuan lebih lanjut.
Tampaknya sudah sekuat tenaga dan bayi kupu kupu tidak bisa bergerak lebih jauh lagi.
Sehingga Akhirnya sang lelaki tersebut memutuskan untuk menolong kupu-kupu itu......diambilnya sebuah gunting untuk membuka kepompong tersebut
Dan....Kupu-kupu tersebut akhirnya keluar dengan mudah.
walau dengan tubuh yang lemah, kecil dan sayap yang mengkerut.
Sang lelaki terus mengamatinya dengan berharap bahwa, suatu saat, sayapnya akan terbuka, membesar dan berkembang,
agar bisa menyangga tubuhnya dan menjadi kuat.
Ternyata tidak terjadi apa –apa ........................................!dan kupu-kupu tersebut menghabiskan sisa waktu hidupnya dengan merangkak beserta tubuhnya yang lemah dan sayap yang mengkerut tidak pernah bisa terbang.
Lelaki baik dan penolong ini tidak mengerti bahwa kepompong yang menjerat maupun perjuangan yang dibutuhkan oleh kupu-kupu untuk dapat lolos melewati lubang kecil, adalah cara ALLAH untuk mendorong cairan tubuh dari kupu-kupu kesayapnya ,agar kuat dan siap untuk terbang sewaktu waktu setelah bebas dari kepompongnya nanti.
Perjuangan mutlak dibutuhkan dalam menjalani hidup kita ini.
Apabila ALLAH membolehkan kita hidup tanpa hambatan ,itu hanya akan membuat kita lemah.
Kita tidak akan sekuat ini.
Tidak pernah bisa se Sukses ini
Saya memohon diberi Kekuatan...
Dan ALLAH memberikan Kesulitan agar membuat saya Kuat.
Saya memohon agar menjadi Bijaksana...
Dan ALLAH memberi saya Masalah untuk diselesaikan.
Saya memohon Kekayaan...
Dan ALLAH memberi saya Bakat,Waktu, Kesehatan dan Peluang .
Saya memohon Keberanian…..
Dan ALLAH memberikan hambatan untuk dilewati.
Saya memohon Rasa Cinta...
Dan ALLAH memberikan orang orang bermasalah untuk dibantu.
Saya memohon Kelebihan...
Dan ALLAH memberi saya jalan utk menemukannya.
“Saya tidak menerima apapun yang saya minta..
.......Akan tetapi saya menerima semua yang saya butuhkan "
HIDUPLAH DENGAN KEBERANIAN, HADAPI SEMUA HAMBATAN DAN TUNJUKKAN BAHWA KAU MAMPU MENGATASINYA.
USAHAKANLAH SEKUAT TENAGA UNTUK “MENEMUKAN” BAKATMU, LUANGKAN WAKTU BELAJAR UNTUK MENAMBAH PENGETAHUAN DAN KETERAMPILANMU, JAGA KESEHATANMU,GUNAKAN WAKTUMU HANYA UNTUK KEGIATAN YANG BERKAITAN DENGAN MISIMU,BANYAK BANYAK LAH BERDOA AGAR DITUNJUKKAN JALAN YANG BENAR DALAM MENEMUKAN PELUANG, PERLUAS JARINGANMU DAN JANGAN BOSAN BOSANNYA BERUSAHA.

2.Karena Kita Manusia TIDAK MELIHAT DARI SISI ALLAH.
Suatu hari dua malaikat sedang berjalan bersama. Satu malaikat senior dan satunya lagi malaikat junior. Karena hari sudah larut malam, mereka memutuskan untuk menginap di salah satu rumah penduduk. Pada malam itu mereka kebetulan menginap di rumah orang kaya. Namun orang kaya ini adalah orang kaya yang tidak baik hati. Dengan hati yang terpaksa, karena tidak bisa menolak kedua tamu yang tak diundang itu, orang kaya itu memberikan tempat pembaringan kedua malaikat itu di gudangnya. Sebelum mereka tidur, malaikat junior memperhatikan dan sempat mengomel, karena orang kaya yang pelit itu sudah sangat keterlaluan, dinding rumahnya sendiri saja tidak mau diperbaiki karena sudah retak dan rusak. Karena sudah letih sehabis perjalanan pulang yang jauh, malaikat juniorpun tertidur lelap terlebih dahulu. Keesokan paginya, ketika malaikat junior bangun, dia melihat dinding sekeliling rumah orang kaya itu sudah bagus, tidak retak dan rusak lagi.
Lalu merekapun pemitan dan melanjutkan perjalanan. Di malam kedua mereka kebetulan menginap di rumah orang miskin. Karena orang miskin ini sangat murah hati, mereka diberi tempat pembaringan di kamar utama orang miskin itu. sedangkan orang miskin itu tidur diruang tamunya. Singkat cerita kedua malaikat itu tidur. Saat subuh, malaikat junior bangun karena dikagetkan dengan teriakan tangisan seorang wanita, dan setelah diketahui itu adalah istri dari orang miskin tersebut. Dengan bergegas keluar, malaikat junior itu menemukan wanita itu menangisi sapinya yang mati. Lalu malaikat junior itu menemui malaikat senior, dan dengan marah malaikat junior berkata : “Saya tidak setuju dengan perbuatanmu. Orang kaya yang pelit dan tidak murah hati kamu bantu dengan menjadikan dinding rumahnya tidak rusak dan retak lagi. Sedangkan orang miskin ini, kamu biarkan dia kehilangan sapi kesayangan dan harta satu-satunya.”
“Tenang dulu !” kata malaikat senior. “Saya memperbaiki dinding rumah orang kaya itu, karena di dalam dinding banyak sekali emas dan permata ! kalau saya tidak memperbaiki dinding ini, maka orang kaya itu akan semakin kaya dan tidak dapat memberkati orang lain. Kamu tahu, semalam waktu kamu tidur ada datang malaikat pencabut nyawa, yang akan mencabut nyawa istri orang miskin ini. Tapi saya menghalanginya, dan saya menyuruhnya mencabut nyawa sapinya saja.” demikian kata malaikat itu menjelaskan.


“Anugerah adalah mendapat lebih dari yang sepatutnya dan hilang lebih sedikit dari yang sehrsnya”

3.Kita manusia cenderung TIDAK PERCAYA ADA KEBAIKAN TUHAN di setiap Kesukaran.
Saya mendengarkan seminar bisnis di gereja saya beberapa waktu lalu. Pembicaranya adalahMachless Kohinoor. Kisah lalu hidupnya bukanlah lancar. Ini terkuak ketika sesi tanya jawab, ada yang bertanya kepadanya : “Pernahkah Anda mengalami masa sulit, dan bagaimana Anda mengatasinya ?”
Dia menceritakan dulu pernah mengalami 2 masalah besar di kehidupannya. Pertama dia mengalami kebangkrutan perusahaan yang dipimpinnya, akibat krisis setelah 11 September (Musibah WTC). Setelah kejadian itu, dia mendirikan perusahaan patungan dengan teman-temannya. Namun teman-temannya menipunya, hingga semua uangnya habis. Dia harus menjual segalanya, hingga dia harus membawa keluarganya tinggal di kos. Sampai titik terendahnya, untuk uang makan esokpun dia sudah tidak punya, dan dia bergumul bagaimana harus makan dan memberi makan keluarganya.
Saat titik kritis ini, dia mendapat tawaran meinvestasikan uang temannya di perdagangan saham Singapure, dengan cara yang tidak halal. Dengan komisi 10% dari keuntungan. Kalau keuntungannya hanya 100jt, dia dengan mudahnya menolaknya. Namun kalau keuntungannya hingga 1M lebih, tidak mudah baginya saat itu untuk melepaskannya. Tapi dia tetap menolaknya.
Karena iman dan kepercayaannya kepada Tuhan, dibalik kesukaran ada kebaikan Tuhan yang menantikan. Dia mulai menulis artikel, dan ditawarkan untuk dimuat di majalah SWA. Awalnya dia hanya dibayar 500rb per tulisan. Sekarang 3jt per tulisan. Dari tulisan itulah, dia dicari-cari orang, dan banyak perusahaan merekrutnya menjadi konsultan. Dari sanalah dia semakin bersinar. Pertanyaannya : “Andaikan dia tidak mengalami kebangkrutan dan ditipu teman-temannya habis-habisan, apakah dia bisa menjadi konsultan bisnis ?” Tentu saja tidak, namun lewat kesukaranlah, seringkali Tuhan membalikkan arah kehidupan kita, dan pastilah ada kebaikan yang menanti.

Angin badai tidak hanya berfungsi merusak, namun juga berfungsi MEMINDAHKAN Anda :

Ada kata bijak :
"Tuhan lebih tertarik mengubah Anda dibandingkan mengubah keadaan-keadaan Anda."
Maksudnya :
1.Hubungan Tuhan yang Jauh Dibawa mendekat Tuhan. Disinlah keintiman sesungguhnya terjadi. Bukankah doa yang sangat berkualitas terjadi pada saat kita sedang dalam masalah.
Titik terendah dikehidupan saya, ketika saya harus menerima pendarahan istri saya di kehamilannya yang kedua (kehamilan pertama gugur). Anak yang kami nantikan, belum tentu menjadi kenyataan karena pendarahan ini. Saya harus terbangun malam hari, setiap kali istri saya ke kamar kecil. Dan saya terus memantai perkembangan pendarahannya. Di saat seperti inilah saya dengan sungguh hati berdoa dan bergantung penuh kepada kemurahan Tuhan.
2.Kita yang Mulanya Tidak Melihat akan Melihat Kemuliaan-Nya. Kita akan berpengalaman hidup lagi dengan Tuhan.
Bagaimana mungkin kita bisa melihat Allah yang berkuasa, tapi kita tidak pernah memiliki permasalahan/penderitaan/kesukaran ?
(Karena Dia adalah El – Shaddai)
Bagaimana mungkin kita bisa melihat Allah yang menyediakan, jika kita tidak pernah kekurangan ?
(Karena Dia adalah Yahweh Yireh)
Bagaimana mungkin kita bisa melihat Allah yang selalu hadir, jika kita tidak pernah kesepian ?
(Karena Dia adalah Immanuel)
Bagaimana mungkin kita bisa melihat Allah yang penuh damai sejahtera, jika kita tidak mengalami kehilangan hingga dukacita ?
(Karena Dia adalahY ahweh – Shalom)

Anda perlu tahu, ada ratusan gelar pada diri Tuhan Yesus. Itu semua bisa kita rasakan, jika kita melewati kesukaran.

3. Kita Dibentuk Semakin menjadi Serupa Kristus. Melalui kesukaranlah, seringkali dijadikan alat oleh Tuhan untuk membentuk karakter kita. Masalah sebenarnya bekerja untuk ( kebaikan ) kita.
Seorang bayi perempuan yang baru berusia enam minggu mendadak kehilangan penglihatannya. Penyebabnya sepele, seorang dokter salah meramu obat saleb ketika ia dipanggil untuk mengobati mata bayi tersebut. Belakangan ditemukan bahwa dokter tersebut adalah dokter gadungan, dan di abad ke-19 memang banyak berkeliaran dokter palsu dari kota ke kota. Penderitaannya tidak berhenti di sana. Ketika ia berusia satu tahun, ayahnya meninggal dunia sehingga ia dibesarkan oleh ibu dan neneknya tanpa ayah. Namun iman ibu dan neneknya kepada Kristus, yang diturunkan kepadanya, membangun sebuah daya tahan yang luar biasa dalam dirinya. Ia menolak untuk tenggelam dalam penderitaan dan mengasihani diri sendiri. Ia masuk ke sekolah khusus untuk orang buta, di mana ia belajar piano, gitar, dan vocal. Beberapa tahun kemudian, ia menjadi guru di sekolah tersebut, dan menikah dengan seorang musikus yang juga guru di sekolah yang sama, sekaligus juga seorang buta. Mereka begitu berbahagia dikarunia seorang putrid bernama Frances, namun kebahagiaan mereka terpotong ketika Frances meninggal saat baru beberapa bulan.
Namun dalam kegelapan hidupnya itu, iman perempuan ini bersinar bagai cahaya bintang di tengah gelap gulitanya langit. Di masa tuanya, ia berkata : “Dalam pemeliharaan-Nya yang sempurna, Allah memilih agar aku buta seumur hidup, dan aku bersyukur kepada-Nya untuk dispensasi tersebut. Selama lebih dari 85 tahun, aku tidak pernah marah kepada-Nya karena aku tahu bahwa Allah yang baik, dalam belas kasih-Nya yang tak terbatas, melalui berbagai kejadian hidup memakai aku secara khusus untuk melakukan pekerjaan yang aku masih lakukan sampai saat ini.
Sejarah gereja mencatat perempuan ini menulis lebih dari 6.000 lagu-lagu himne yang sampai hari ini dinyanyikan setiap minggu di gereja-gereja di seluruh dunia. Nama perempuan ini adalah Fanny Crosby.
Crosby menulis, “Jika aku memiliki penglihatan, aku takkan mampu menyanyikan lagu himne untuk memuji Tuhan dengan baik, karena aku akan mudah diganggu berbagai hal menarik tentang dunia dan diriku sendiri. Betapa indah bila nanti saat aku bertemu Tuhan di surga, wajah pertama yang akan menyapa penglihatanku adalah wajah Sang juruselamatku.”

Kesukaran memang menyakitkan saat kita jalaninya. Tapi kebaikan sedang menanti di ujung kesukaran.
IBRANI 10 : 35 katakan : “Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantikannya”
Besar upah mereka yang dengan setia menantikan Tuhan, walau sedang dalam kesukaran

18 September 2008

FUNGSI TEOLOGI DALAM PEMBERITAAN INJIL

BAB I PENDAHULUAN
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Matius 28:19-20

Ada 7 sifat yang terdapat di dalam Amanat Agung di atas :
1.Amanat agung bersifat surpraalamiah, karena disampaikan oleh Yesus yang sudah bangkit
2.Amanat agung bersifat otoritas, karena ini adalah amanat dan hal pengutusan
3.Amanat agung bersifat positif, karena perintah untuk pergi mencari jiwa bukan mengundang orang lain
4.Amanat agung bersifat universal, karena diberitakan kepada siapapun, di manapun, tanpa batas
5.Amanat agung bersifat gerejawi (ekklesiastik), artinya berita injil guna membentuk jemaat (gereja)
6.Amanat agung bersifat doktrinal, artinya mengajarkan mereka akan kebenaran Allah
7.Amanat agung bersifat kekekalan, artinya dilakukan hingga akhir zaman

Sebelum Amanat Agung, terjadi kematian satu orang, yaitu Anak Allah yang tunggal; setelah Amanat Agung, terjadi kematian syahid dari orang-orang yang mencintai Yesus Kristus. Sebelum Amanat Agung, Bapa mengirim Anak-Nya; setelah Amanat Agung, Anak mengirim gereja. Sebelum Amanat Agung, darah Yesus yang dialirkan; sesudah Amanat Agung, darah orang-orang yang mencintai Tuhan dan menyerahkan diri menjadi sukarelawan-sukarelawati Injil dialirkan. Sebelum Yesus Kristus memberikan Amanat Agung, ada kematian dan kebangkitan-Nya; setelah Amanat Agung, ada kuasa kematian dan kebangkitan Yesus yang mempersiapkan, melengkapi, dan memberikan kuasa kepada gereja. Sebelum Amanat Agung ada Roh Allah, Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal yang berada secara tidak terbatas di atas pribadi Kristus; sesudah Amanat Agung ada Roh Allah, Roh yang sama mendampingi, menguasai, memenuhi, mengurapi, dan mengirim mereka menjadi utusan Injil ke mana-mana. Puji Tuhan! Sesudah Roh Kudus bekerja, David Livingstone dan Moffat pergi ke Afrika; C.T. Studd, Hudson Taylor, dan Richard Timothy pergi ke Tiongkok; Judson pergi ke Birma; dan Nommensen pergi ke Tapanuli.
BAB II POKOK-POKOK TEOLOGI SISTEMATIKA
Injil adalah satu-satunya kabar baik dari Tuhan Allah, yang ditujukan bagi orang berdosa, bahwa Kristus yang diutus oleh Allah sudah mati dan sudah bangkit menjadi Penebus orang berdosa. Dia mati karena dosa kita masing-masing, dan Dia bangkit dengan tujuan memberikan kebenaran Allah kepada kita, yang datang kepadaNya.
Mengabarkan Injil bukan satu gerakan menambah anggota gereja, bukan suatu pidato mengenai keagamaan. Mengabarkan Injil merupakan peperangan yang membawa manusia keluar dari tangan setan masuk ke dalam tangan Allah.
Oleh karena itu, sangat mustahil, Pekabar Injil bisa memenangkan jiwa manusia bagi Kristus, tanpa mengenal kebenaran pokok tentang Dosa, Kristus dan Keselamatan.
Ketidaktaatan Adam dan Hawa memasukkan dosa ke dalam dunia umat manusia. Hal ini berarti manusia menjadi cemar dan memiliki natura dosa dalam dirinya. Semua umat manusia berpartisipasi dalam dosa Adam (Roma 5:12). Sebagaimana Lewi (meskipun belum dilahirkan) membayar persepuluhan kepada Melkisedek melalui Abraham di mana Lewi telah “hadir sebelumnya” di dalam Abraham (Ibr 7:9-10), dengan cara yang sama, semua manusia telah “secara keturunan hadir” dalam Adam pada waktu Adam berdosa dan karena itu semua manusia berperan serta dalam dosa itu. Allah menyatakan semua manusia bersalah karena semua manusia adalah bersalah.
Oleh karena itulah Kristus Yesus mati. Arti dasar dari kematian Kristus adalah karakter subtitusionarinya. Ia mati menggantikan orang berdosa sehingga Ia dapat membeli kebebasan bagi mereka (penebusan), memulihkan hubungan mereka dengan Allah (perdamaian), dan dengan itu memuaskan tuntunan kebenaran dari Allah yang suci (pengampunan dan justifikasi).
Atas dasar inilah dapat mendeklarasikan orang berdosa yang percaya sebagai orang benar dan menerima mereka dalam persekutuan tanpa ada kompromi dari pihak-Nya. Semua dosa orang percaya ditanggung oleh Kristus, yang sepenuhnya menebus mereka dan membayar untuk mereka melalui kematian-Nya.
Bagian tanggung jawab kita, adalah memiliki iman dalam Kristus. Ada 3 unsur; pengetahuan (tahu tentang kebenaran Kristus yang menyelamatkan), keyakinan (secara emosi yakin dalam kebenaran itu) dan percaya.
Memang ada tanggung jawab manusia dalam keselamatan, namun ada sisi Ilahi untuk keselamatan di mana tindakan Allah yang berdaulat menjamin keselamatan orang berdosa. Dalam kedaulatan kehendak-Nya yang baik, dan tidak berdasar pada usaha manusia, Allah memilih sejumlah orang untuk menjadi penerima anugerah khusus dan keselamatan kekal. Bahkan pilihannya sejak kekekalan (predestinasi). Lalu orang percaya diadopsi atau menempatkan sebagai anak, kehilangan hak lama, mendapat hak baru dalam Kristus dan menjadi ahli waris-Nya.
Kitab suci juga membahas regenerasi sebagai pemberian kehidupan baru kepada orang percaya. Hal ini terjadi secara instant, saat Roh Kudus memberikan hidup baru. Dan bukan hasil dari usaha manusia. Saat itu orang percaya menerima natur yang baru, yakni natur ilahi. Hidup yang baru, artinya memiliki pikiran, hati, kehendak yang baru.
Orang percaya akan menerima jaminan dari Allah Bapa, karena Bapa telah memilih mereka untuk keselamatan kekal. Putra Allah juga memberikan jaminan, telah menebus, mengangkat murka Allah, membenarkan orang percaya, memberikan pengampunan, dan menguduskan orang percaya. Ia terus menjadi Pembela dan Pengantara. Roh Kudus memberikan jaminan penyertaan selama-lamanya dalam orang percaya. Memetaraikan orang percaya, menjamin warisan kita di masa depan.
BAB III STRATEGI DAN METODE PI
Rick Warren berkata : “Allah telah memberikan Anda sebuah pesan kehidupan untuk dibagikan.” Setelah Yesus naik ke Sorga, Allah berbicara kepada dunia melalui diri kita. Ada 4 pesan kehidupan kita yang harus kita bagikan, yakni :
1.Kesaksian kita : kisah tentang bagaimana kita memulai hubungan dengan Yesus
2.Pelajaran-pelajaran kehidupan kita : pelajaran-pelajaran terpenting yang Allah sudah ajarkan kepada kita
3.Kerinduan ilahi kita : hal-hal yang harus kita beri perhatian utama karena untuk itulah Allah membentuk kita (penganiayaan, kecanduan, kemandulan, depresi, penyakit atau kesulitan lainnya)
4.Kabar baik : berita mengenai keselamatan
Berikut ini, kita akan mengenal dua metode atau srategi pengabaran Injil, yang sederhana dan menyatu dengan kehidupan seharian kita.
Metode mengakabarkan Injil – secara pribadi (MIP)
Prinsipnya orang lain harus didekatkan sesuai dengan kepribadiannya. Manusia tidak sanggup memahami setiap pribadi (kecerdasan, perasaan dan kemauan), selain dari pertolongan dari Allah.
Namun ada sifat-sifat tertentu yang umum pada semua orang. “Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu' (Amsal 27:19). Dengan kata lain, kita sering melihat diri kita sendiri tercermin dalam diri sesama kita. Sering reaksi kita sama dengan reaksi mereka, dan perasaan kita sama dengan perasaan mereka. Maka dalam melakukan pendekatan kepada mereka, kita dapat mempertimbangkan reaksi dan perasaan mereka dengan menempatkan diri kita pada posisi mereka sebagai pendengar berita Injil. Dalam menjalankan MIP kita harus selalu memakai metode yang sesuai dengan kepribadian kita sendiri dan juga dengan kepribadian orang yang kita injili. Janganlah meniru metode orang lain kalau itu membuat kita canggung dan kikuk.
Tanggung jawab umum dari pemberita Injil adalah :
- Berdoa baginya
- Jadilah teladan
- Jadilah sahabatnya
- Bersaksi tentang apa yang Kristus perbuat bagi saya
Kalau kesempatan itu sudah tiba, beberapa petunjuk pembimbing bisa dijadikan sebagai pedoman.
A.Carilah tempat dan waktu yang tenang untuk bicara
Hindarilah hal-hal yang dapat mengganggu pembicaraan itu.
B.Sediakan Alkitab
Alkitab mutlak harus ada, guna memungkinkan kita dapat bersama-sama melihat
ayat-ayat inti. Dari awal pembicaraan harus jelas, bahwa berita yang kita
sampaikan bukan dari diri kita sendiri, melainkan Firman yang berasal dari Tuhan.
Tujuan kita ialah, supaya Tuhan sendiri yang berbicara kepada sahabat itu dengan
perantaraan Firman-Nya.
C.Berita jelas dan sederhana
Sebisa-bisa mungkin pemberitaan kita jelas, sederhana dan mudah dipahami. Mungkin
sang sahabat sedang menghadapi suatu soal atau kesukaran. Kita tidak boleh masa
bodoh terhadap hal itu. Kita harus turut prihatin merasakannya. Namun kita harus
berusaha supaya tidak menyimpang dari pokok berita yang kita sampaikan. Kita
harus terus melanjutkan percakapan tentang Kristus dan kebutuhan kita akan Dia.
D.Lugas dan sopan
Jangan lupa, seorang yang belum percaya masih 'buta'. Adalah suatu kebodohan
kalau kita kehilangan kesabaran karena ia 'buta' sehingga tidak dapat melihat.
Baiklah kita berusaha tidak marah. Juga menghindari perdebatan apalagi
perbantahan. Kalau dia tak dapat atau sukar mengerti apalagi setuju, bahkan kalau
nampak ia tidak sungguh- sungguh mencari Tuhan, baiklah dulu menghentikan
percakapan itu. Dalam hal demikian kita dituntut berdoa lebih banyak, sambil
menunggu kesempatan untuk bersaksi lagi.
E.Kesaksian pribadi menopang dan menghidupkan pemberitaan
Kita dipanggil bukan melulu hanya untuk menjelaskan siapa Kristus, apa yang telah
dikerjakan Kristus dan apa yang dapat diperbuat-Nya untuk sahabat kita. Tapi kita
juga wajib memberikan kesaksian kita pribadi tentang pengalaman kita sendiri
dengan Kristus.
F.Tetap memandang kepada Tuhan selama percakapan
Hanya Roh Kudus-lah yang dapat membuka mata hati orang yang belum percaya.
Kiranya Tuhan berkenan menggunakan kata-kata kita membuka mata. rohani orang itu,
dan baiklah kita ingat bahwa kita adalah alat Tuhan. Tuhan sendirilah yang dapat
membuka mata hati orang yang “buta” itu.

Ada banyak cara untuk memberitakan Injil. Namun perlu kita sadari, bahwa masalah orang-orang yang membutuhkan berita Injil adalah bermacam-macam. Kepribadian mereka juga bermacam-macam. Karena itu pola pengabaran Injil harus lugas dan bervariasi, tidak boleh kaku dan terpaku pada satu metode.
Sekalipun demikian kita akan tertolong bila mengingat, bahwa orang yang mau datang kepada Kristus pada dasarnya menempuh tahapan-tahapan seperti dikemukakan di bawah ini. Juga penting sekali mengingat beberapa ayat yang terkait dengan tahapan-tahapan itu:
1.Sesuatu untuk diakui.
2.Sesuatu untuk dipercayai.
3.Sesuatu untuk dipertimbangkan.
4.Sesuatu untuk diperbuat.
A.Sesuatu untuk diakui: bahwa kita adalah orang berdosa dan memerlukan penyelamatan
Menurut Firman Allah, kita adalah orang-orang yang:
1. Berdosa.
Alkitab memberi arti negatif, “dosa” adalah kegagalan (Roma 3:22,23), dan “dosa” adalah pemberontakan melawan Tuhan dan kekuasaan-Nya (1Yohanes 3:4; bnd Matius 22:36-40).
2. Bersalah.
Dosa-dosa kita mengakibatkan kita jatuh di bawah pengadilan Allah yang adil, dan menjauhkan kita dari Dia (Yesaya 59:1,2; Filemon 6:23).
3. Tak berdaya.
Kita tak berdaya untuk menyelamatkan diri kita sendiri. Apa pun usaha kita, dan betapa kerasnya pun kita berusaha, kita pasti gagal; kebenaran dan kesalehan kita tidak bersih di mata Allah Yang Mahakudus (Yesaya 64:6). Karena itu tak seorang pun dapat selamat oleh perbuatan baiknya (Efesus 2:8,9). Justru kita
memerlukan juruselamat.
B.Sesuatu untuk dipercayai: Yesus Kristus datang dan mati untuk menjadi Juruselamat kita
Orang bisa saja mengakui bahwa dia membutuhkan juruselamat. Tapi pengakuan itu belum cukup. Dia harus percaya bahwa Yesus ialah Juruselamat satu-satunya yang dia perlukan. Kemampuan Yesus menyelamatkan baru jelas bila seorang mengerti siapa Dia dan apa yang telah Dia perbuat.
1.Yesus adalah Tuhan dan manusia sekaligus (1Timotius 2:5,6).
2.Yesus telah mati untuk dosa-dosa kita (Yesaya 53:5,6;
1Petrus 2:24; 3:18).
C.Sesuatu untuk dipertimbangkan: Kristus bukan hanya Juruselamat kita, tapi juga Tuhan kita
Orang Kristen menyerah tanpa syarat kepada Kristus, sesuai dengan kepribadian Kristus. Artinya, kita tidak boleh mengambil dan memilih hanya segi-segi tertentu saja dari Kristus, dan menyerahkan diri hanya pada segi-segi tertentu itu karena kebetulan cocok dengan selera kita sendiri. Itu sama sekali tidak boleh, karena Yesus adalah Juruselamat sekaligus Tuhan dan Raja, yang tuntutan dan kedaulatan-Nya mutlak atas hidup kita seutuhnya.
Penyerahan yang benar dan sungguh, mustahil tanpa:
1. Pertobatan.
Kita harus berbalik dari dosa-dosa lama maupun dari dosa-dosa kini yang biasa
kita lakukan (Kisah Para Rasul 3:19).
2. Penyerahan diri.
Kita harus menyerahkan diri kepada kuasa Kristus untuk hidup kita selanjutnya
(Markus 8:34; Yohanes 13:13; Lukas 14:25-35).
D.Sesuatu untuk diperbuat: menyerahkan diri kita kepada Kristus sebagai Juruselamat pribadi dan Tuhan
Penyerahan diri meliputi baik mempercayai Kristus dan mempercayakan diri kepada Dia sebagai Juruselamat, sekaligus pasrah berserah kepada Dia dan mematuhi-Nya selaku Tuhan.
Dalam Perjanjian Baru, “penyerahan diri” diuraikan dalam dua sisi:
1. 'Datang' kepada Kristus, supaya Dia menerima kita (Matius 11:28; Yohanes 6:37).
2. 'Menerima' Kristus, supaya Dia datang kepada kita (Yohanes 1:12; Wahyu 3:20).

Kalau kita yakin bahwa sahabat itu sudah siap untuk bertobat, maka baik sekali mengajak dia berdoa pada saat itu juga. Tapi janganlah memaksa dia mengambil langkah itu. Kalau dia belum yakin, maka bijaksana sekali mempersilakan dia pulang untuk mengambil keputusan sendiri. Jika yang terjadi adalah demikian, mohonlah supaya dia memberitahu bila dia telah mengambil keputusan. Kalau dia berjanji
akan memberitahu kemudian, buatlah perjanjian (sebelum dia pergi) untuk bertemu lagi.
Jim Petersen dan Mike Shamy, perintis pelayanan The Navigator, dalam bukunya Menjadi Garam dan Terang bagi Kalangan Terdekat, memberikan pola hidup agar kita menjadi saksi-Nya.
Pertama, mengambil prakarsa-prakarsa kecil. Dengan memberikan sapaan dan menyebut nama, dari sana kita bisa masuk ke hubungan dan komunikasi yang lebih dalam dengan orang lain.
Kedua, berdoa dan memberi tanggapan. Berdoa bagi lingkungan kita, mengartikan kita berserah kepada Allah dan Allah saja yang memimpin keberhasilan kita. Juga diperlukan ketekunan atas apa yang sudah kita doa-doakan.
Ketiga, melayani orang lain. Kristus akan tampak nyata, saat kita melayani, dengan memenuhi kebutuhan orang lain.
Keempat, mempercakapkan iman. Dengan komunikasi yang terbuka, jujur dan tulus, akan mendorong orang lain nyaman berhubungan dengan kita. Lalu kita harus membangkitkan komunikasi yang menyentil keingintahuan teman-teman kita untuk mengenal Allah.
Kelima, bermitra. Kita tidak memiliki waktu dan tenaga seorang diri untuk menangani pekabaran Injil. Kita perlu mitra.
Keenam, membiarkan kitab suci berbicara. Apologetik kita yang paling cemerlang pun pudar dibandingkan dengan kuasa Kitab Suci untuk menghantarkan orang lain untuk beriman kepada Yesus Kristus. Kita perlu banyak waktu merenungkan dan merasakan firman itu di dalam hidup kita.
Ketujuh, membidani kelahiran baru. Kita menjadi perantara untuk seseorang bertobat, bukan tuntutan tanda-tanda lahiriah, yang bisa tidak langgeng.

BAB IV PENGARUH PEMAHAMAN TEOLOGI DALAM KEBERHASILAN PI
Bolehkah orang Kristen penginjili tanpa tahu apa yang diberitakan ? Bolehkah orang yang mengerti teologi tidak pergi memberitakan Injil ?
Inilah fenomena yang alami gereja saat ini, orang hanya mau jadi teolog tanpa mau menginjili atau sebaliknya, mau mengabari Injil tapi tidak mau memahami teologi.
Kita dapat belajar dari teladan Paulus. Dia adalah seorang teolog atau penginjil ? Setelah Paulus menerima wahyu, dia meneliti kebenaran dengan serius, untuk mengenal Kristus dengan sempurna.
Charles R. Swindoll menuliskannya sebagai berikut :
Selama tiga tahun, Saulus tinggal entah di mana di gurun pasir, terputus dari kebiasaan hidupnya yang lama – dalam kesunyian, keheningan, dan dalam keadaan tak dikenal. Lakukan hitung-hitungan dan Anda akan mendapatkan lebih dari 1000 hari yang tak ternilai dalam kehidupan Paulus. Seribu hari lebih kemungkinan besar ia habiskan dengan menyendiri. Sendiri saja. Berpikir. Berdoa. Bergumul. Mendengarkan Tuhan. Saya yakin di sanalah, di tempat tandus di mana ia tak dikenal, Paulus mengembangkan teologinya. Ia bertemu Allah, secara intim dan mendalam. Dengan keheningan dan kesendirian, ia menduga-duga misteri-misteri mengenai kedaulatan Allah, umat pilihan, kerusakan manusia, ketuhanan Kristus, kuasa Kebangkitan yang ajaib, Gereja, dan hal-hal yang menyangkut masa yang akan datang, yang tidak dapat dimengerti. Ini menjadi tiga tahun kursus kilat mengenai doktrin yang benar di mana dari padanya akan mengalir suatu khotbah, pengajaran, dan tulisan seumur hidup.
Paulus juga menginjili dengan dinamis, dengan cara yang sangat fleksibel, dengan tekad yang kuat dan jangkauan yang luas. Jadi penginjilan harus didasarkan pada teologi, dan teologi harus berdasarkan wahyu Allah dalam Alkitab.
Seringkali kegagalan penginjilan terjadi, apabila :
1.Menganggap Injil adalah agama dan prinsip moral pada umumnya.
2.Tidak melepaskan orang lain dari kerajaan setan.
3.Hanya memberitakan, bukan memuridkan

Hugh Thomas Kerr mengatakan: "Kita diutus bukan untuk memberitakan sosiologi tetapi keselamatan; bukan untuk perbaikan tetapi penebusan; bukan demi kebudayaan baru tetapi pertobatan; bukan demi sistem sosial yang baru tetapi kelahiran baru. Oleh sebab itu dalam penginjilan kita harus berusaha membawa orang lain menjadi murid Tuhan, jangan merasa puas dengan hanya memberitakan injil. Kita harus belajar seperti Paulus yang tidak saja memberitakan injil, tetapi juga membawa orang lain percaya kepada Yesus Kristus dan menggabungkan diri dalam gereja serta mendirikan gereja baru.

BAB V KESIMPULAN
Berita Injil adalah tugas dan gaya hidup setiap orang percaya. Berita Injil adalah berita tentang Allah. Agar kita bisa memberitakan tentang Allah yang menyelamatkan, kita perlu memahami tentang Dia, yang telah di wahyu kan dalam Alkitab, atau bahasa akademisnya adalah teologi. Sangatlah sembrono, apabila kita menginjili tanpa membawa kebenaran Allah bagi orang yang kita beritakan. Kasih (empathy), pengertian (understanding), mengandalkan kuasa Roh Kudus adalah 3 kunci rahasia keberhasilan pemberitaan Injil yang kita lakukan.

RESENSI BUKU - Basic Theology : Charles C. Ryrie

Charles C. Ryrie berpendapat, setiap orang perlu menjadi seorang teolog. Karena teologi berarti memikirkan tentang Allah, kita perlu memikirkan mengenai Allah yang benar. Dengan latar belakang ini, Charles C. Ryrie menulis buku Basic Theology, terutama tertuju kepada teolog yang tidak profesional.
Teologi berasal dari theos yang artinya Allah dan logos yang artinya pernyataan yang rasional. Sedangkan teologi Kristen merupakan studi yang berdasarkan Alkitab.
Beberapa anggapan dasar yang harus dipahami, saat mempelajari teologi. Pertama anggapan intepretatif, didalam memperlihatkan pernyataan diri-Nya kepada kita, Allah ingin menyampaikannya, bukan mengaburkan kebenaran-Nya. Kedua, anggapan sistematis, eksegesis berhubungan dengan arti teks, sedangkan teologi merangkaikan arti teks tersebut. Ketiga, anggapan pribadi, orang perlu percaya karena penyataan Allah tidak akan dapat dimengerti sepenuhnya oleh pikiran kita yang terbatas. Orang harus berpikir secara teologis.

Hal ini melibatkan pemikiran secara eksegetik (untuk memahami arti yang tepat), pemikiran secara sistematis (untuk dapat menghubungkan fakta-fakta secara saksama), pemikiran secara kritis (untuk mengevaluasi prioritas dari bukti yang bersangkutan), dan pemikiran secara sintesis (untuk menyatukan dan menyampaikan pengajaran sebagai suatu keseluruhan). Orang harus bergantung kepada Roh Kudus, yang akan dinyatakan dalam kerendahan hati pikiran dan kerajinan dalam mempelajari apa yang telah Roh ajarkan kepada orang lain di sepanjang sejarah.
Otoritas juga merupakan prinsip mendasar dalam studi teologi. Otoritas di dalam liberalisme, akal selalu menempati tempat yang dominan. Otoritas neo-ortodoks kadang digolongkan ke dalam liberalisme, mengajarkan secara liberal mengenai Alkitab, dan kadang digolongkan ke dalam konservatif, dengan penekanan Allah, bukan manusia yang harus memprakarsai pewahyuan. Otoritas di dalam konservatif yang diajarkan Katolik Konservatif adalah gereja. Memang Alkitab dipercayai, tetapi harus ditafsirkan oleh gereja. Protestan Konservatif menghapus dasar otoritas yang humanis dan subyektif dalam ajaran liberal, dan menghilangkan gereja sebagai dasar otoritas.
Kitab suci memperlihatkan dua fakta : Allah yang tak dapat dipahami dan Allah yang dapat diketahui. Mengenal Allah haruslah melalui Allah sendiri yang berbicara tentang dirinya, dalam hal ini ukuran yang tak dapat salah yang menentukan kebenaran sejati adalah firman Allah yang tertulis. Pengetahuan tentang Allah diperoleh sejauh mana Allah menyatakannya bagi kita. Ada dua cara Allah memprakarsai penyataan diri-Nya : melalui penyataan umum dan penyataan khusus. Penyataan umum tampak pada hasil ciptaannya, keteraturan dan manusia. Mengatakan bahwa alam semesta tidak berasal dari sesuatupun berarti alam semesta ini menciptakan dirinya sendiri. Ini berlawanan dengan akal sehat. Keteraturan dunia ini mengharuskan adanya seorang yang menrencanakannya. Dan bagaimana mungkin manusia sebagai makhluk bermoral, cerdas dan hidup dapat terpisahkan dari satu Allah yang mempunyai moral, cerdas dan hidup ?
Penyataan khusus mencakup berbagai cara yang dipakai Allah untuk menyampaikan wahyu-Nya yang disusun di dalam Alkitab.
Bila kita mendaftarkan semua sifat Allah yang dapat kita kumpulkan dari penyataan, kita belum sepenuhnya menggambarkan Allah. Ada 14 daftar kesempurnaan Allah : kekal (selalu ada dan tak pernah berakhir), bebas (Ia tidak tergantung), tetap (tidak dapat berubah), tak terbatas (tidak terikat), kesucian (nyata bersih dan terpisah dari yang najis), kasih (tidak mementingkan diri-Nya sendiri), mahakuasa (sanggup melakukan apa saja), mahahadir (Allah ada di mana-mana), mahatahu (Allah tahu segala sesuatu), keadilan (tidak ada tindakan yang diambil-Nya bertentangan dengan sifat-Nya), sederhana (bukan Pribadi campuran), kedaulatan (yang utama, kepala, yang tertinggi), kebenaran ( jujur, setia dan konsisten), keesaan (hanya satu Allah yang tak dapat terbagi).
Banyaknya nama Allah di dalam Kitab Suci, menambah penyataan tentang sifat-Nya. Nama ini merupakan gambaran Allah tentang diri-Nya sendiri bukan sekedar nama yang diberikan oleh orang. Elohim, menunjukkan suatu Keallahan yang kekuatannya besar. Nama gabungannya adalah El-Shaddai (Allah yang Maha Kuasa), El-Elyon (Allah yang Mahatinggi), El-Olam (Allah yang Kekal), El-Roi (Allah yang melihat).
Nama utama kedua bagi Allah adalah nama pribadi, YHWH, Tuhan atau Yahweh. Kata adonai, adalah pengganti nama Yahweh, karena kata ini dianggap sacral oleh bangsa Israel. Nama Yahweh menekankan diri-Nya yang tak berubah, jaminan penyertaan Allah dan berkaitan dengan kuasa Allah untuk bekerja bagi umat-Nya. Nama-nama gabungannya : Yahweh-Yireh (Tuhan menyediakan), Yahweh-Nissi (Tuhan adalah Panji-panjiku), Yahweh-Shalom (Tuhan itu Damai Sejahtera), Yahweh-Sabboath (Tuhan semesta alam), Yahweh-Makkaddeshkem (Tuhan yang menguduskan), Yahweh-Roi (Tuhan adalah gembalaku), Yahweh-Tsidkenu (Tuhan keadilan kita), Yahweh-Shammah (Tuhan hadir di situ), Yahweh-Elohim-Israel (Tuhan, Allah Israel).
Theos adalah penunjukkan yang paling sering tentang Allah di dalam Perjanjian Baru. Kurios, sebutan lain di dalam Perjanjian Baru, yang berarti tuan atau bapak. Despotes, mengandung arti kepemilikan. Serta kekhususan penyataan Perjanjian Baru ialah bahwa Allah sebagai Bapa dari pribadi-pribadi.
Allah itu esa yang berpribadi tiga. Terbukti Bapa diakui sebagai Allah (Yoh 6:27; 1 Pet 1:2). Yesus Kristus diakui sebagai Allah (kemahatahuan Mat 9:4, mahakuasa (Mat 28:18), mahahadir (Mat 28:20). Roh Kudus diakui sebagai Allah. Ia disebut Allah (Kis 5:3-4), Ia maha tahu (1 Kor 2:10), dan mahahadir (1 Kor 6:19).
Alkitab merupakan sarana yang paling menyeluruh dari semua saluran penyataan khusus. Wahyu di dalam Alkitab bukan hanya menyeluruh meskipun sebagian, tetapi juga teliti, berkesinambungan, progresif dan mempunyai tujuan.
Doktrin pengilhaman bukanlah sesuatu yang dipaksakan oleh para teolog terhadap Alkitab, tetapi merupakan ajaran Alkitab sendiri. Pengilhaman berarti Allah memimpin para penulis sehingga mereka menuliskan pesan-Nya dalam Alkitab. 2 Timotius 3:16, menjelaskan : semua tulisan (keseluruhan Alkitab) diilhami dan berfaedah, segenap Alkitab dinapaskan Allah ( ini menjelaskan cara pengilhaman) dan segenap Alkitab bermanfaat (ini menyatakan tujuan dari pengilhaman). 2 Petrus 1:21, memberitahukan dengan bagaimana Allah memakai penulis manusiawi untuk menghasilkan Alkitab. Roh Kudus mendorong dan mengangkat mereka. 1 Korintus 2:13 mengajarkan bahwa kata-kata yang dipakai dalam Alkitab adalah diilhami.
Ketidakkeliruan Alkitab secara sederhana berarti bahwa Alkitab mengatakan benar. Kebenaran dapat dan termasuk taksiran, kutipan bebas, bahasa gejala yang nampak dan laporan yang berbeda dari peristiwa yang sama selama tidak bertentangan. Tuhan Yesus memberikan padangan-Nya tentang Alkitab. Matius 4:1-11, Pencobaan pertama dijawab bahwa manusia hidup oleh setiap Firman yang keluar dari mulut Allah. Pencobaan kedua, iblis mencoba untuk memenggal ayat di dalam Maz 91:11-12, namun Tuhan menjawab bahwa bersandar pada sepotong ayat berarti mencobai Allah. Dan setiap serangan setan, Yesus berkata “ada tertulis” bukan “Alkitab bersaksi”, karena Dia percaya kebenaran isi Alkitab.
Dan masih banyak bukti lain yang meyakinkan bahwa Yesus sepenuhnya percaya isi Alkitab (seperti : Mat 5:17-18, Yoh 10:31-38, Mat 22:23-33, Mat 22:41-46).
Kanon mempunyai dua arti. Menunjuk pada daftar kitab yang lolos uji atau aturan tertentu dan dianggap berwibawa dan kanonik. Tetapi juga berarti bahwa kumpulan dari kitab-kitab dalam kanon menjadi ukuran kehidupan kita. Kanon perjanjian lama diambil dari bukti perjanjian lama sendiri, seperti dari torat, kitab para nabi dan maleakhi. Selain itu bukti diambil dari gulungan kitab dari Laut Mati, bukti lain (seperti pengantar ecclesiasticus, philo, josephus, jamnia, bapa-bapa gereja. Juga bukti dari Perjanjian Baru, kutipan-kutipan Perjanjian Lama dalam Perjanjian Baru.
Proses kanon Perjanjian Baru, melalui kesaksian masa rauli/para rasul, kesaksian dari masa 70-170 M dan kesaksian dari masa 170-350 M, konsili Karthago 397 M dan catatan atas pendapat Luther terhadap surat Yakobus.
Hermeneutika adalah ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip penafsiran. Hermeneutika allegoris alegori mewakili suatu symbol, dan sangat bertentangan dengan hermeneutika harfiah yang menafsirkan Alkitab secara kata per kata tanpa makna simbol.
Perjanjian Lama selalu menyebut malaikat-malaikat sebagai makhluk yang nyata, yang berwujud, yang sungguh-sungguh ada, begitu juga di Perjanjian Baru, seperti di dalam ajaran Yesus, malaikat-malaikat melayani Kristus di padang gurun. Malaikat adalah makhluk yang diciptakan. Mereka memiliki sifat penting sebagai pribadi, seperti manusia, yang memiliki kecerdasan, perasaan dan kemauan. Malaikat bersifat roh dan tidak bertubuh. Malaikat keberadaannya lebih tinggi dari manusia (Ibr 2:7-9). Penggolongan malaikat menyatakan bahwa memang mereka terorganisasi, mulai dari penghulu malaikat (Mikhael), pemimpin-pemimpin terkemuka, penguasa-penguasa pemerintah, kerub (pelindung kekudusan Allah) dan serafim (pelayan di takhta Allah). Allah mengutus malaikat untuk menjadi pelayan atau penolong bagi orang-orang percaya.
Sama seperti malaikat, setan juga memiliki kepribadian. Dia juga adalah ciptaan, bukan pencipta, dan termasuk makhluk roh. Setan dinamakan iblis, si jahat, seekor ular, seekor naga merah yang besar, dll. Salah satu kegiatan setan adalah pendakwa atau pemfitnah orang-orang percaya. Setan juga sebagai penggoda atau pencoba. Perjanjian Baru dengan tepat menunjukkan dosa yang secara khusus dimiliki Setan sebagai kesombongan, kecongkaan atau keangkuhan (1 Tim 3:6). Di dalam hubungan dengan Kristus, dia ingin meniadakan penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib. Dalam hubungan dengan Allah, setan menawarkan dosa untuk menyamai Allah. Dalam hubungan dengan bangsa-bangsa, setan menggalang penyesatan. Dalam hubungan dengan orang yang belum percaya, setan membutakan pikiran mereka agar tidak menerima Injil. Dalam hubungan dengan orang percaya, setan mencobai. Atas seijin Tuhan setan memiliki otoritas yang sangat tinggi atas kosmos (dunia). Orang percaya dapat hidup dengan kemenangan dalam dunia yang dikuasi setan ini melalui iman di dalam Kristus yang telah menjadi pemenang atas setan (1 Yoh 5:4-5).
Kesaksian Kristus, di dalam Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama menegaskan realitas roh-roh jahat. Malaikat yang jatuh inilah yang disebut roh-roh jahat. Mereka seperti pribadi dan makhluk roh. Mereka melakukan kegiatan dengan sasaran yang menentang kebaikan dalam kaitan dengan kehendak Allah. Pada umumnya roh-roh jahat bertindak sebagai utusan setan untuk menyebarluaskan rencananya guna menggagalkan rencana Allah.
Perlu iman dan fakta untuk memahami asal mula kehidupan. Kej 1:1 mengidentifikasi Elohim sebagai sang Pencipta. Manusia diciptakan karena direncanakan dan memiliki dua aspek, memakai debu dan meniupkan napas kehidupan ke dalamnya. Manusia dicipta sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Manusia terdiri dari jiwa (bagian rohani dan emosi), roh (bagian non materi dari manusia), hati (pusat kehidupan fisik dan jiwa), hati nurani (saksi dalam diri seseorang), pikiran (pengenalan, pengertianm, penilaian, pemutusan, juga perasaan), daging (materi dari tubuh manusia) dan kehendak (kemauan). Manusia jatuh dalam dosa saat dicobai iblis, dalam bentuk ular, untuk tidak menaati Allah.
Ada bermacam-macam arti dosa dalam Perjanjian Lama, salah satunya Khata, artinya tidak mengenai sasaran. Dalam Perjanjian Baru, salah satunya Kakos, artinya buruk atau tidak baik. Dosa adalah tidak mencapai sasaran, kebejatan, pemberontakan, kesalahan, memilih jalan yang tidak benar, kejahatan, penyimpangan, keadaan tidak beriman, perbuatan jahat, pelanggaran terhadap hukum, kebodohan dan kesengajaan meninggalkan jalan benar. Ada 3 sumber dosa : iblis, dunia (sistem dunia) dan hati. Dosa warisan dapat didefinisikan sebagai keberadaan berdosa dari semua orang yang dibawa sejak lahir. Sedangkan dosa pertalian ditularkan secara langsung dari Adam kepada setiap orang dalam tiap-tiap generasi. Meskipun demikian, dosa pribadilah yang menyadarkan kenyataan akan dosa.
Praeksistensi Kristus berarti bahwa Ia telah ada sebelum dilahirkan. Kekekalan Kristus berarti Ia sudah ada sebelum kelahiran-Nya bahkan sebelum penciptaan. Buktinya Ia bilang ada sebelum Abraham ada (Yoh 8:58). Sebelum berinkarnasi, Yesus turut di dalam penciptaan. Inkarnasi berarti kedatangan Yesus sebagai manusia. Cara inkarnasinya melalui kelahiran perawan dan berasal dari garis keturunan Daud. Tujuan inkarnasi : menyingkapkan Allah kepada kita, teladan bagi kehidupan, pengorbanan yang efektif bagi dosa, menggenapi perjanjian kepada Daud, memusnahkan pekerjaan iblis, imam besar yang penuh simpati dan hakim yang memenuhi syarat. Pribadi Kristus yang berinkarnasi adalah sempurna manusia dan Allah. Selain itu, Yesus adalah nabi (Mat 13:57), imam (Ibr 7:1-3) dan raja (Luk 1:32-33). Bukti ketidakberdosaan Kristus adalah disebut sebagai Anak Kudus (Luk 1:35), tidak bisa dibuktikan berdosa (Yoh 8:46), Ia diakui tidak bersalah saat penyaliban (Mat 27:4). Bukti kebangkitan Kristus adalah penampakan setelah kebangkitan, dampak dari kebangkitan (seperti kubur kosong). Bukan hanya kebangkitan, Kristus sudah naik ke Surga. Setelah kenaikan-Nya ke Surga, Yesus melayani sebagai kepala tubuh Kristus, selaku imam bagi umat-Nya dan menyiapkan tempat bagi kita. Dan nanti Dia akan membangkitkan orang mati, memberi upah semua orang dan memerintah dunia ini.
Dari sudut pandang Allah, keselamatan meliputi segenap karya Allah dalam membawa manusia keluar dari hukuman menuju pembenaran, dari kematian ke kehidupan kekal, dari musuh menjadi anak. Karena manusia telah penuh dosa dan tak berdaya sama sekali, maka harus ada seorang yang lainnya yang turun tangan dan menolong dirinya. Pribadi yang terlibat dalam korban penebusan itu ialah Allah yang menjelma menjadi manusia, hanya penderitaan di kayu saliblah yang merupakan penebusan. Ada 4 ajaran dasar makna kematian Kristus : kematian Kristus merupakan pengganti bagi orang berdosa, penebusan dalam hubungannya dengan dosa, pendamaian dalam hubungannya dengan manusia dan pengampunan dalam hubungannya dengan Allah. Sehingga kita : dibenarkan (dengan menjadikan kita benar dihadapan Allah, 2 Kor 5:21), diadopsi (diangkat dalam keluarga Allah). Dalam keMahatahuan Allah, Dia memilih orang-orang yang diselamatkan. Dasar pemilihan-Nya dalah diri-Nya sendiri, dan pemilihannya adalah secara individu, pemilihannya sebelum dunia dijadikan. Keselamatan terterapkan melalui insyaf (melihat keadaan dosanya), panggilan ( menerima undagan Allah), kelahiran kembali (hidup baru bagi orang percaya), iman (percaya Yesus menghapus dosa).
Siapakah Roh Kudus itu ? Roh Kudus adalah suatu Pribadi, Dia Allah (melalui sebutan sebagai Allah, sifat Allah dan tindakan-Nya hanya dapat dilakukan Allah). Roh Kudus dalam Perjanjian Lama turut serta dalam penciptaan dan terlibat dalam perencanaan alam semesta. Roh Kudus adalah Pelaku dalam pewahyuan dan penulisan firman Allah kepada manusia. Roh Kudus turut serta dalam pembuahan di rahim perawan Maria, mengurapi dan memberi kuasa kepada Yesus. Roh Kudus mendiami dan memeteraiakn orang percaya selama-lamanya. Arti pemeteraikan adalah tanda jaminan atas janji Allah dan kesucian yang mengartikan kita akan menjadi sempurna. Baptisan Roh Kudus adalah memasukkan orang-orang percaya di dalam tubuh Kristus. Karunia-karunia rohani adalah suatu kemampuan yang diberikan Allah untuk pelayanan. Karunia rohani ini pasti dimiliki setiap orang percaya, yang musti dikembangkan dan digiatkan untuk pekerjaan Tuhan. Kepenuhan rohani merupakan kekuasaan Allah yang memberi kita kuasa oleh Roh Kudus untuk melakukan aktivitas khusus dan Roh Kudus memenuhi kita dengan sifat-Nya sendiri. Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan memancarkan sifat seperti Kristus, keterlibatan dalam penginjilan, pujian/penyembahan/ucapan syukur/ketundukan. Selain itu Roh Kudus juga mengajar, membuat orang percaya memahami isi Alkitab. Membimbing agar kita lepas dari jalan kegelapan. Meyakinkan akan jaminan di dalam Allah. Berdoa untuk setiap keluahan kita yang tak terucapkan.
Gereja dalam perjanjian baru diartikan perhimpunan dari orang-orang yang dipanggil keluar. Gereja universal adalah semua orang percaya di bumi dan sorga. Gereja lokal adalah tempat saya bersekutu terus menerus. Kristus adalah Pendiri gereja dan gereja adalah milik-Nya. Ada beberapa bentuk pemerintahan dalam gereja : pemerintahan minimal (dipimpin sekelompok kecil penatua), pemerintahan nasional (diatur oleh pemimpin negara), pemerintahan hirarkis (kelompok pendeta yang memiliki urutan pangkat), pemerintahan jemaat (kekuasaan tertinggi di jemaat), pemerintahan federal (kedaulatan individu diserahkan ke kekuasaan pusat). Pemimpin dalam gereja terdiri dari Penatua dan Diaken. Ada beberapa ordonasi (lambang) utama di dalam gereja, yakni : baptisan, perjamuan Tuhan dan perjamuan kasih. Tuhan menyatakan dua dasar yang benar dari suatu ibadah : roh (tanpa batas ruang) dan kebenaran (murni/tidak pura-pura).
Ekskatologi berarti teologi tentang akhir zaman, meliputi : keberadaan sesudah kematian tetapi sebelum dibangkitkan, kebangkitan, pengangkatan gereja, kedatangan Kristus kedua kali dan Kerajaan Seribu Tahun. Ada 3 sistem ekskatologi : Postmillenialisme, Amillenialisme dan Premillenialisme. Postmillenialisme adalah pandangan yang berhubungan dengan masa akhir zaman yang percaya bahwa kerajaan Allah sekarang sedang meluas di dunia, bahwa dunia akhirnya akan dikristenkan, dan bahwa kedatangan Kristus terjadi pada akhir dari suatu periode panjang yang penuh dengan kebenaran dan kedamaian (seribu tahun), lalu kebangkitan secara umum, penghakiman secara umum dan permulaan sorga dan neraka. Amillenialisme adalah suatu pandangan mengenai akhir zaman yang berpendapat bahwa kerajaan seribu tahun itu tidak ada sebelum dunia berakhir. Sesudah kedatangan Kristus kedua kali, ada kebangkitan secara umum dan penghakiman untuk seluruh manusia secara umum. Premillenialisme adalah suatu pandangan yang menyatakan bahwa kedatangan Kristus yang kedua kali akan terjadi sebelum seribu tahun, dan Ia akan mendirikan kerajaan Kristus di bumi selama seribu tahun, ada beberapa kebangkitan dan penghakiman yang terjadi. Kekekalan akan dimulai sesudah kerajaan seribu tahun diakhiri. Peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa akhir abad gereja adalah kemurtadan dan agama oikumene akan mencapai puncaknya. Akan datang masa sengsara, yang belum pernah terjadi dan tidak hanya terjadi di suatu tempat, sebaliknya diseluruh dunia. Masa ini harus di mulai sebelum pengangkatan gereja. Ada 3 pandangan waktu pengangkatan : sebelum masa kesusahan (tribulansi), pertengahan masa kesusahan, sesudah masa kesusahan. Penghakiman akan terjadi bagi orang-orang percaya, memperoleh pahala atau tidak atas segala pekerjaannya di dunia. Penghakiman orang-orang suci perjanjian lama, mereka akan menerima pahala. Penghakiman orang-orang suci pada masa kesusahan, tidak jelas tentang pengadilan dan pemberian pahala. Penghakiman orang Yahudi yang tetap hidup pada masa kesusahan, agar memilah hanya orang percaya yang akan masuk kedalam kerajaan. Penghakiman orang-orang non yahudi, mereka yang tidak memiliki iman dimasukan ke dalam lautan api. Penghakiman setan dan malaikat yang jatuh, diadili saat penutupan kerajaan 1000 tahun. Penghakiman bagi orang mati tidak selamat, mereka akan dihakimi oleh Kristus Tuhan. Kebangkitan akan terjadi dengan urutan sebagai berikut : kebangkitan Kristus, kebangkitan mereka yang menjadi milik Kristus pada kedatangan-Nya, kebangkitan orang mati yang tidak diselamatkan.
Buku ini memberikan manfaat yang sangat baik bagi kaum awam untuk memahami secara menyeluruh tentang teologi. Disertai dengan contoh-contoh, memudahkan kita untuk memahami maksud penulis dalam menguraikan topic-topik yang abstrak. Buku ini juga memberikan imbangan pendapat dari penulis atau pandangan lain, baik yang sudah lama, maupun yang baru. Dengan demikian, memberikan kita wawasan yang menyeluruh, atau tidak hanya padangan yang dianut oleh penulis.
Namun buku ini akan menjadi lebih baik atau sempurna, kurang memberikan penjelasan yang detail pada topik Yesus Kristus dan Keselamatan, dibandingkan dengan pengupasan topik Alkitab dan Ekskatologi.