Anda diciptakan sama,namun anda diselamatkan untuk menjadi "BERBEDA"

26 November 2008

HAL YANG MELELAHKAN ANDA

Suatu kisah tua Indian Cherokee menceritakan tentang seorang kakek yang mengajarkan prinsip-prinsip kehidupan kepada cucu laki-lakinya. Indian Cherokee tua yang bijaksana itu berkata, “Nak, dalam diri setiap orang ada suatu peperangan yang sedang mengamuk antara dua serigala. Yang satu adalah serigala jahat. Serigala itu pemarah, iri hati, tidak mau mengampuni, sombong dan pemalas. Serigala yang satu lagi adalah serigala yang baik. Serigala tersebut penuh kasih, kebaikan, kerendahan hati, dan kendali diri.”
“Kedua serigala ini terus-menerus berkelahi,” kata sang kakek.
Anak laki-laki kecil itu memikirkannya, dan berkata, “Kakek, serigala yang manakah yang akan menang ?”
Sang kakek tersenyum dan berkata, “Yang mana saja yang kamu beri makan.”
Apa yang Anda beri makan dalam bagian hidup Anda, apakah Anda selalu memberi makan sikap mengeluh, mudah marah, mudah tersinggung ? Atau Anda memberi makan sikap positif ?
Don Colbert, MD dalam bukunya “Stress Less” mengatakan, ketika Anda berpikir negatif atas segala kejadian yang menimpa Anda, maka Anda akan menjadi kuatir, marah, takut sehingga hidup Anda menjadi tegang. Pemikiran dan pembicaraan yang menegangkan akan mengeluarkan hormon stres, terutama kortisol. Ditemukan orang-orang yang terlalu gemuk, tekanan darah tinggi, menderita diabetes, kelelahan dan kelemahan mengalami peningkatan kortisol.
Seperti iklan kolesterol “pzifer”, 80% kolesterol diakibatkan oleh dalam tubuh, selebihnya diakibatkan dari luar, yakni apa yang kita makan. Rupanya banyak penyakit dan penderitaan yang kita alami akibat dari gaya hidup kita. Jika Anda memiliki gaya hidup yang benar, maka Anda akan lebih sehat dan begitu sebaliknya.
Alkitab memberikan resep yang manjur untuk sebuah kehidupan yang bahagia, yaitu dimulai dari memikirkan hal-hal yang baik. Apa saja pikiran yang baik ?

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Filipi 4:8

Namun ada penghalang yang begitu kuat, yang membawa kita untuk tidak bisa melakukan ayat di atas. Anda perlu mengenal kendalanya apa saja, memahami caranya bekerja dan bagaimana cara menaklukkannya.
J. Sidlow Baxter, dalam bukunya Mark These Men, menggambarkan Saul seperti berikut :
Saul, raja Israel pertama, merupakan salah satu figur yang paling tragis dan menyolok di dalam perjanjian Lama…Dalam beberapa hal ia sangat besar tapi di bagian lain ia sangat kecil. Dalam beberapa hal ia memimpin dengan bijaksana, tapi dalam hal-hal lain ia mengambil keputusan-keputusan buruk. Di dalam dirinya terdapat seorang raksasa dan seorang kurcaci, seorang pahlawan dan seorang pengkhianat, seorang raja dan seorang budak, seorang nabi dan seorang penjahat, seorang yang diurapi Tuhan dan seorang yang dirasuki Setan. Ia memulai dengan begitu menjanjikan, namun menyusut dan menjadi buruk, dan berakhir dengan begitu tercela dalam proses penurunan yang sangat menghancurkan dirinya untuk selama-lamanya bagi mereka yang akan membaca, menandai, dan mempelajarinya.
Kehidupan Saul bisa menjadi contoh kehidupan manusia pada umumnya. Dia adalah simbol dari pemberontakan manusia ketika meminta seorang Raja, berarti menolak pemerintahan teokratis. Saul pertama-tama adalah pribadi yang begitu luar biasa, menyenangkan dan ideal. Namun tiga perempat hidupnya berkahir dengan penuh luka dan lelah. Saul berupaya memenangi peperangan dengan memakai caranya sendiri bukan dengan cara Tuhan. Saul sangat takut menerima kenyataan bahwa dirinya akan diganti dengan Daud.
Saul adalah orang yang lelah, karena dia memusatkan pada apa yang salah, bukan pada apa yang benar. Saul memusatkan diri pada masalah, bukan pada mencari solusi. Dia memusatkan diri pada apa yang hilang, bukan pada apa yang dia miliki.
Tahukah Anda apa yang terjadi beberapa hari kemudian pada balon-balon yang diisi helium itu ? Balon-balon itu semakin hari semakin turun, tidak seperti pada hari pertama yang ingin terbang setinggi-tingginya.
Demikian juga dengan hidup kita, kelelahan membuat Anda tidak bisa naik lebih tinggi, namun sebaliknya Anda akan ditarik semakin lebih rendah.
Ada 10 hal yang melelahkan kita :

HAL PERTAMA : Mengejar Hal yang bukan Porsi Anda
Selain kehebatan Daud mengalahkan Goliat, ada hal yang tak kalah penting yaitu perbedaan sikap antara Daud dan Saul dalam menghadapi tekanan. Saat Saul diberitahu akan digantikan dengan raja lain yang lebih taat kepada Tuhan dibandingkan dirinya (1 Sam 13:14), Saul menjadi uring-uringan. Sejak saat itu hidupnya habis untuk memusatkan pada diri dan kekuasaannya, sehingga ia menjadi orang yang sangat tidak percaya dengan orang lain dan hidupnya dengan penuh kemarahan, dengki dan ketakutan (1 Sam 18:8-9).
Berbeda dengan Daud saat ia tidak diijinkan Tuhan untuk membangun bait Allah, dan anaknya Salomo yang akan membangun bait Allah. Daud tidak menjadi iri atau takut tersaingi.
Perbedaan antara Saul dan Daud sebenarnya adalah penerimaan diri untuk dibatasi atau menerima porsi yang sudah ditentukan oleh Tuhan untuk dirinya. Saul tidak mau dibatasi, tidak demikian dengan Daud. Yang mau dibatasi Tuhan akan hidup dengan bahagia, yang tidak mau dibatasi Tuhan hidupnya akan menjadi sangat melelahkan.
Anda bisa membayangkan apa yang terjadi jika saya tidak membatasi memakan makanan daging berkaki empat, jeroan, telor kuning, cumi, udang, tentu saja kolesterol saya akan naik tinggi. Jika saya tidak membatasi memakan es krim, selain mengakibatkan kanker (kantong kering), gula darah saya bisa naik tinggi. Apa yang terjadi pada mereka yang tidak mau dibatasi dengan berhubungan intim hanya dengan satu istri, paling tidak ada permasalahan dalam pernikahan atau hubungan dengan pasangan kita, bisa juga terkena penyakit kelamin, dan yang paling mematikan adalah kita akan terkena HIV.

Begitu juga dengan kehidupan ini, jika kita tidak mau dibatasi, banyak hal yang akan merugikan kita.
Masih ingatkah kita tentang perumpamaan tentang talenta ?
"Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.
Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Matius 25:14-15.

Perumpamaan tentang talenta ini sering kali dihubungkan dengan memaksimalkan potensi diri yang diberikan Tuhan kepada kita masing-masing, minimal satu talenta. Potensi itu harus digunakan dan dihasilkan, karena nantinya kita harus mempertanggung jawabkan potensi itu. Tidaklah salah, tapi perumpamaan tentang talenta tidak hanya berbicara tentang itu. Perumpamaan ini menegaskan juga pada kita untuk :
·Mengakui bahwa Tuhan yang memberikan talenta kepada kita
·Tuhan memberi sesuai dengan kemampuan kita, agar kita mampu bertanggung jawab
·Tuhan memberikan talenta kepada setiap orang dengan jumlah yang berbeda-beda
·Tuhan mengajarkan adanya pembatasan, agar kita tidak lelah
Pernahkah Anda membayangkan, apa yang terjadi jika yang semula diberikan dua talenta, diberikan 4 talenta dan yang semula diberikan 5 talenta diberikan 7 talenta ?
Saya percaya yang diberi 4 talenta akan menghasilkan 4 talenta, dan yang diberikan 7 talenta akan menghasilkan 10 talenta. Mengapa demikian ? Karena Tuhan Maha Tahu, Dia tahu porsi kemampuan kita masing-masing. Dia sangat tahu batas maksimal yang kita bisa.
Beberapa minggu lalu saya membeli mesin genset, karena seringnya mati lampu. Ahli genset itu mengatakan, “Jika gensetnya mau awet, gunakan listrik hanya seperlunya. Jika kapasitas tertulisnya 9.000 VA, itu berarti kemampuan maksimal sesungguhnya hanya 6.000 VA, dan kapasitas efektifnya 5.500 VA. Jadi gunakanlah tidak lebih dari 5.500 VA !”
Allah tahu batas efektif setiap kita. Jika Anda tidak mau dibatasi, tentu akan terjadi kelelahan yang luar biasa pada diri Anda.
Orang yang tidak mau dibatasi akan memiliki ambisi yang tidak sehat, ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
·Tidak bisa tidur pada saat keinginannya tidak tercapai
·Menambah jam kerja dalam waktu yang cukup lama demi tercapai impiannya
·Mengabaikan dua kali suara pasangan hidup yang mengingatkannya
·Emosi yang tidak terkendali
·Ambisi yang dilatarbelakangi iri hati, gengsi dan demi nama baik
Ambisi yang tidak sehat menempati tiga besar perusak kehidupan seseorang. Pertama tidak adanya iman, kedua karakter buruk, dan ketiga ambisi yang tidak sehat.
Jika kita lakukan yang terbaik dari apa yang bisa kita jangkau, hal ini akan berdampak luar biasa. Keberhasilan tidak pernah datang dari mengejar sesuatu yang di luar jangkauan kita. Walaupun Abraham diberikan kesempatan untuk memiliki tanah, keinginan hatinya sesungguhnya adalah untuk mendapatkan seluas-luasnya tanah, tapi Allah membatasi dia dengan kemampuan matanya memandang. Sangat jelas sekali, Tuhan menginginkan kita untuk mau dibatasi. Kalau begitu kenapa kita harus mengejar hal yang tidak bisa kita jangkau ?

HAL KEDUA : Tidak Menerima Keberadaan Anda
Anda tahu apa yang terjadi pada selebritis Gugun Gondrong. Penyakit yang tidak jelas, membuatnya harus terbaring dan tidak bisa berbicara. Ironisnya lagi, istrinya harus menerima keadaan suami yang seperti itu, padahal mereka belum setahun menikah. Bagaimana perasaan Anda jika menjadi istrinya ? Pada umumnya kita akan sedih, putus asa, mengeluh dan kecewa. Tidak demikian dengan istrinya. Menurut penuturan Ibunya Gugun Gondrong, dia bangga dan kagum dengan kedewasaan menantunya, yang luar biasa menghadapi cobaan ini. Dia tidak membenamkan dirinya pada kesedihan. Dia tidak menambah penderitaan dirinya dengan menjadi pembuat masalah. Dia bukanlah pembuat masalah, namun dia membawa penyelesaian. Terbukti dengan usahanya untuk membuat suaminya tersenyum melalui sikap optimis dan sikap keteguhan hatinya, walau jalan hidupnya penuh duri.
Menerima keadaan itulah kuncinya. Keadaan pahit akan mudah dan enak dilewati, jika kita menerima keadaan-keadaan pahitpun akan terasa mudah kita menjalaninya. Semua jenis emosi pemicunya adalah tidak bersedia menerima keadaan. Perasaan dendam akan tetap tersimpan rapi di hati, jika Anda tidak bersedia menerima perlakuan tidak adil yang dilakukan oleh orang tua Anda. Kemarahan akan tetap muncul dan menguasai Anda, jika Anda tidak bisa menerima perlakuan ketidaksetiaan suami Anda. Semakin Anda tidak bisa menerima keadaan yang menimpa Anda, semakin Anda ditarik untuk menjadi lelah.
Beberapa minggu lalu kepala saya pusing-pusing, dan saya sedikit kuatir ada apa dengan kesehatan saya, karena belum pernah saya mengalaminya sebelum ini. Sabtu pagi saya ke dokter, dan dokter menyatakan saya kecapekan dan diberikan dua jenis obat untuk diminum. Minggu pagi kepala saya tetap pusing dan ditambah dengan merah-merah di kulit muka saya. Dugaan pertama karena saya alergi obat itu, lalu saya ke dokter lagi. Rupanya saya terkena penyakit cacar. Lantas saya mulai mencari tahu, siapa yang menularkan penyakit ini ? dan saya teringat pegawai yang beberapa minggu lalu sebelumnya tidak masuk kerja karena kena penyakit cacar. Mulailah di hati saya pikiran negatif, perasaan marah, dan tidak menerima karena dia penyebab saya sakit. Namun saya tidak meneruskan pikiran itu, dan saya mengatakan pada diri saya sendiri, “Kamu harus menerima keadaan ini, jangan menyalahkan siapapun untuk keadaan sakit. Jika kamu tidak menerima keadaan ini, maka kamu akan menjadi lelah.”
Pada umumnya orang tidak menerima keadaannya karena :
·Mengharapkan dunia dengan orang-orang yang adil
·Tidak mau berkorban bagi kesalahan orang lain
·Kasih tak bersyarat yang tidak berfungsi
·Apa maunya kita harus terjadi/dipenuhi
·Orang lain seharusnya melakukan yang benar
Lisa dan suaminya Kevin ingin mempunyai seorang bayi, tapi Lisa tidak bisa mengandung. Ia menjalani berbagai cara untuk bisa mengandung, sampai mereka menghabiskan uang yang banyak. Sampai beberapa tahun akhirnya dokter mengatakan, “Lisa, aku sangat menyesal. Tidak ada lagi yang kami bisa lakukan untukmu. Anda tidak bisa mempunyai anak.
Lisa begitu kecewa dan putus asa. Ia sangat dikuasai oleh keinginannya untuk mempunyai seorang bayi, sehingga dia sangat terkuras secara emosional dan jasmani. Sampai suatu hari ia berdoa, “Tuhan, aku tidak akan meminta-Mu lagi untuk memberikanku seorang bayi. Engkau sudah tahu apa yang kuinginkan. Aku hanya menyerahkan semuanya kepada-Mu.” Sekarang mereka sudah bahagia dan mempunyai tiga orang anak, mereka mengadopsinya.
Bagaimana anda bisa hidup tanpa lelah jika Anda sering mengeluh dengan pekerjaan anda sekarang, bos anda yang tidak anda suka, istri/suami yang tidak mengerti Anda, orang tua yang tidak memperhatikan Anda, dll.
Semakin mudah Anda beradaptasi, semakin cepat pula Anda menikmati hari-hari Anda.
Iblis tidak bisa menerima keberadaannya dibawah Tuhan, sehingga dia melawan Tuhan, tapi iblis kalah dan dibuang Tuhan. Kain tidak bisa menerima keberadaannya, dia iri hati karena persembahan saudaranya diterima dan persembahannya tidak. Esau tidak bisa menerima keberadaannya lebih rendah dari adiknya Yakub. Saudara-saudara Yusuf tidak bisa menerima keberadaannya untuk sujud menyembah kepada Yusuf. Saul tidak bisa menerima keadaanya bahwa dia akan digantikan oleh Daud.
Banyak hal di dalam kehidupan ini tidaklah penting siapa yang benar dan siapa yang salah. Ada yang lebih penting dari itu, untuk menerima keberadaan Anda saat ini.

HAL KETIGA : Sering Berpikir Buruk
Dari pikiranlah segala sumber masalah. Suatu hari tunawisma di AS tidak mendapatkan tempat menginap yang biasa disediakan oleh pemerintah. Namun pada malam itu udaranya sangat dingin, dan dia harus mencari ruangan tertutup yang bisa menghangatkan tubuhnya. Tidak jauh dari pandangan dia melihat sebuah mobil box. Lalu bergegas dia mendekati mobil itu, lalu masuk kedalam boxnya. Setelah dia masuk, dia baru menyadari bahwa mobil yang dia masukin tersebut adalah mobil box pendingin. Lalu dia berpikir, “Saya bisa mati kedinginan di mobil ini.” Semakin lama, semakin dia merasakan dingin yang menyengat tubuhnya. Keesokkan harinya orang-orang menemukannya mati di dalam mobil box pendingin itu.
Polisipun langsung mencari tahu penyebab kematian tunawisma tersebut. Banyak orang memperkirakan bahwa orang tersebut mati karena kedinginan. Ada satu orang polisi yang teliti melihat tombol on/off box pendinginnya, dan yang mengejutkannya, tombolnya pada posisi off. Tunawisma tersebut mati kedinginan dari pikirannya sendiri.
Fakta : 80% dari yang kita kuatirkan tidak akan terjadi.
Selain kebingungan dengan posisi kekuasaannya, Saul mulai menuduh pegawai dan imam Ahimelekh merencanakan kecelakakan baginya (1 Sam 22:7-19).
Thomas Edison membuang lampu pijar karbon yang tak berhasil. Inilah yang membuatnya berhasil menemukan lampu pijar. Dia tidak menumpukkan ketidakberhasilannya pada ruangan kerjanya, tumpukan itu dia buang langsung setelah tahu lampu pijar yang dia coba gagal. Thomas Edison tidak mau memasukkan pikiran gagal di dirinya.
Filsuf & Psikolog AS William James berkali-kali mengatakan bahwa kalau kita mengubah pemikiran kita, kita mengubah kehidupan kita.
Anda dan saya bisa berpikir yang menyimpang. Berikut ini kategorinya
1.Semua atau tidak sama sekali. Berpikir hitam atau putih.
2.Tidak ada kata berhasil jika Anda sudah gagal.
3.Saringan negatif berfungsi dan saringan positif tidak. Anda suka tinggal dalam peristiwa negatif.
4.Meniadakan atau tidak memperhitungkan hal-hal positif.
5.Cepat/melompat menyimpulkan.
6.Membesarkan atau meremehkan.
7.Lebih mempertimbangkan dengan perasaan.
8.Pernyataan-pernyataan seharusnya.
9.Menjuluki hal negatif bagi diri sendiri dan orang lain
10.Menyalahkan diri sendiri.

Setelah Badai Katrina, para reporter sedang mewawancarai orang-orang di New Orleans yang mengalami badai itu. orang-orang menceritakan kisahnya, dan sebagian besar dari mereka merasa sangat negatif dan pahit hati, dengan mempersalahkan orang lain, mempersalahkan pemerintahan mempermasalahkan Tuhan.
Seorang perempuan muda maju ke arah mikrofon, ia tersenyum lebar, dan wajahnya tampak hampir bercahaya. Reporter itu bertanya kepadanya dengan sinis, “Baiklah, ceritakanlah kepada kami kisahmu. Apa yang salah ?”
“Tidak ada yang salah,” kata perempuan itu. “Saya tidak berada di sini untuk mengeluh. Saya ada di sini hanya untuk bersyukur kepada Tuhan bahwa saya masih hidup dan saya masih mempunyai kesehatan saya. Saya bersyukur kepada Tuhan bahwa anak-anak saya baik-baik saja.”
Reporter itu sangat terkejut. Semua orang lain telah mengeluh tentang tidak adanya listrik atau air. Suhunya lebih dari 38 derajat celcius dan mereka tidak mempunyai AC. Reporter itu menyelidiki lebih lanjut, “Yah, bagaimana dengan listrik Anda ?” Apakah Anda mempunyai AC ?”
Perempuan itu berkata, “Tidak, saya tidak hanya tidak mempunyai listrik, saya bahkan tidak mempunyai rumah. Rumah saya hanyut dalam banjir.” Kemudian ia tersenyum sementara berkata, “Saya akan memberitahukan apa yang saya miliki.” Ia meraih dan mengangkat Alkitabnya, “Saya mempunyai harapan, saya mempunyai sukacita, saya mempunyai damai sejahtera,” katanya. Dengan air muka yang bercahaya, ia melanjutkan, “Saya tahu bahwa Tuhan ada di pihak saya.”
Berhentilah tinggal dalam apa yang salah dan mulailah bersyukur atas apa yang benar.
Ada seorang pemudi bertanya kepada saya, “Kenapa saya bisa mengerjakan banyak hal tapi semua yang saya kerjakan tidak bisa menghasilkan dengan maksimal ?” Saya merasakan ada sesuatu yang salah dengan dia. Saya pun terus mendengarkan dia, dan sesekali bertanya, untuk mencari permasalahannya sebenarnya. Akhirnya saya temukan ada kepahitan yang mendalam pada dirinya, karena perlakuan yang tidak adil dari orang tuanya (pemudi ini dua bersaudara, dan dia anak bungsu). “Saya buktikan ke papi bahwa saya bisa menyelesaikan kuliah, tanpa bantuannya. Saya bisa bekerja dan beli motor sendiri, bahkan saya bisa beli rumah.” Dia menceritakan, orang tuanya ingin anak laki-laki, tapi yang lahir tidak sesuai dengan yang diharapkan papinya, sehingga ada rasa tertolak sejak dikandungan. Hidupnya berpusat pada papinya, hidupnya berpusat pada masalah, dari sanalah pikiran negatif membuatnya menjadi lelah dengan hidupnya. Bahkan dia sudah tidak bergereja lagi selama sebulan.
Saya bertanya kepadanya, maukah Anda menerima tamu datang dan membuang sampah di ruang tamu Anda ? Dia menjawab, “Ya tidak mau !” “Kalau begitu mengapa Anda mau menerima sampah masuk di pikiran Anda saat ini ?” Dia mengakui bahwa dia memiliki kebencian kepada papi nya, namun dia sulit untuk melepaskannya. Hidupnya penuh dengan pikiran negatif, dia lelah, tak berdaya, dan selalu merasa gagal.

No comments: