Anda diciptakan sama,namun anda diselamatkan untuk menjadi "BERBEDA"

18 September 2008

FUNGSI TEOLOGI DALAM PEMBERITAAN INJIL

BAB I PENDAHULUAN
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Matius 28:19-20

Ada 7 sifat yang terdapat di dalam Amanat Agung di atas :
1.Amanat agung bersifat surpraalamiah, karena disampaikan oleh Yesus yang sudah bangkit
2.Amanat agung bersifat otoritas, karena ini adalah amanat dan hal pengutusan
3.Amanat agung bersifat positif, karena perintah untuk pergi mencari jiwa bukan mengundang orang lain
4.Amanat agung bersifat universal, karena diberitakan kepada siapapun, di manapun, tanpa batas
5.Amanat agung bersifat gerejawi (ekklesiastik), artinya berita injil guna membentuk jemaat (gereja)
6.Amanat agung bersifat doktrinal, artinya mengajarkan mereka akan kebenaran Allah
7.Amanat agung bersifat kekekalan, artinya dilakukan hingga akhir zaman

Sebelum Amanat Agung, terjadi kematian satu orang, yaitu Anak Allah yang tunggal; setelah Amanat Agung, terjadi kematian syahid dari orang-orang yang mencintai Yesus Kristus. Sebelum Amanat Agung, Bapa mengirim Anak-Nya; setelah Amanat Agung, Anak mengirim gereja. Sebelum Amanat Agung, darah Yesus yang dialirkan; sesudah Amanat Agung, darah orang-orang yang mencintai Tuhan dan menyerahkan diri menjadi sukarelawan-sukarelawati Injil dialirkan. Sebelum Yesus Kristus memberikan Amanat Agung, ada kematian dan kebangkitan-Nya; setelah Amanat Agung, ada kuasa kematian dan kebangkitan Yesus yang mempersiapkan, melengkapi, dan memberikan kuasa kepada gereja. Sebelum Amanat Agung ada Roh Allah, Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal yang berada secara tidak terbatas di atas pribadi Kristus; sesudah Amanat Agung ada Roh Allah, Roh yang sama mendampingi, menguasai, memenuhi, mengurapi, dan mengirim mereka menjadi utusan Injil ke mana-mana. Puji Tuhan! Sesudah Roh Kudus bekerja, David Livingstone dan Moffat pergi ke Afrika; C.T. Studd, Hudson Taylor, dan Richard Timothy pergi ke Tiongkok; Judson pergi ke Birma; dan Nommensen pergi ke Tapanuli.
BAB II POKOK-POKOK TEOLOGI SISTEMATIKA
Injil adalah satu-satunya kabar baik dari Tuhan Allah, yang ditujukan bagi orang berdosa, bahwa Kristus yang diutus oleh Allah sudah mati dan sudah bangkit menjadi Penebus orang berdosa. Dia mati karena dosa kita masing-masing, dan Dia bangkit dengan tujuan memberikan kebenaran Allah kepada kita, yang datang kepadaNya.
Mengabarkan Injil bukan satu gerakan menambah anggota gereja, bukan suatu pidato mengenai keagamaan. Mengabarkan Injil merupakan peperangan yang membawa manusia keluar dari tangan setan masuk ke dalam tangan Allah.
Oleh karena itu, sangat mustahil, Pekabar Injil bisa memenangkan jiwa manusia bagi Kristus, tanpa mengenal kebenaran pokok tentang Dosa, Kristus dan Keselamatan.
Ketidaktaatan Adam dan Hawa memasukkan dosa ke dalam dunia umat manusia. Hal ini berarti manusia menjadi cemar dan memiliki natura dosa dalam dirinya. Semua umat manusia berpartisipasi dalam dosa Adam (Roma 5:12). Sebagaimana Lewi (meskipun belum dilahirkan) membayar persepuluhan kepada Melkisedek melalui Abraham di mana Lewi telah “hadir sebelumnya” di dalam Abraham (Ibr 7:9-10), dengan cara yang sama, semua manusia telah “secara keturunan hadir” dalam Adam pada waktu Adam berdosa dan karena itu semua manusia berperan serta dalam dosa itu. Allah menyatakan semua manusia bersalah karena semua manusia adalah bersalah.
Oleh karena itulah Kristus Yesus mati. Arti dasar dari kematian Kristus adalah karakter subtitusionarinya. Ia mati menggantikan orang berdosa sehingga Ia dapat membeli kebebasan bagi mereka (penebusan), memulihkan hubungan mereka dengan Allah (perdamaian), dan dengan itu memuaskan tuntunan kebenaran dari Allah yang suci (pengampunan dan justifikasi).
Atas dasar inilah dapat mendeklarasikan orang berdosa yang percaya sebagai orang benar dan menerima mereka dalam persekutuan tanpa ada kompromi dari pihak-Nya. Semua dosa orang percaya ditanggung oleh Kristus, yang sepenuhnya menebus mereka dan membayar untuk mereka melalui kematian-Nya.
Bagian tanggung jawab kita, adalah memiliki iman dalam Kristus. Ada 3 unsur; pengetahuan (tahu tentang kebenaran Kristus yang menyelamatkan), keyakinan (secara emosi yakin dalam kebenaran itu) dan percaya.
Memang ada tanggung jawab manusia dalam keselamatan, namun ada sisi Ilahi untuk keselamatan di mana tindakan Allah yang berdaulat menjamin keselamatan orang berdosa. Dalam kedaulatan kehendak-Nya yang baik, dan tidak berdasar pada usaha manusia, Allah memilih sejumlah orang untuk menjadi penerima anugerah khusus dan keselamatan kekal. Bahkan pilihannya sejak kekekalan (predestinasi). Lalu orang percaya diadopsi atau menempatkan sebagai anak, kehilangan hak lama, mendapat hak baru dalam Kristus dan menjadi ahli waris-Nya.
Kitab suci juga membahas regenerasi sebagai pemberian kehidupan baru kepada orang percaya. Hal ini terjadi secara instant, saat Roh Kudus memberikan hidup baru. Dan bukan hasil dari usaha manusia. Saat itu orang percaya menerima natur yang baru, yakni natur ilahi. Hidup yang baru, artinya memiliki pikiran, hati, kehendak yang baru.
Orang percaya akan menerima jaminan dari Allah Bapa, karena Bapa telah memilih mereka untuk keselamatan kekal. Putra Allah juga memberikan jaminan, telah menebus, mengangkat murka Allah, membenarkan orang percaya, memberikan pengampunan, dan menguduskan orang percaya. Ia terus menjadi Pembela dan Pengantara. Roh Kudus memberikan jaminan penyertaan selama-lamanya dalam orang percaya. Memetaraikan orang percaya, menjamin warisan kita di masa depan.
BAB III STRATEGI DAN METODE PI
Rick Warren berkata : “Allah telah memberikan Anda sebuah pesan kehidupan untuk dibagikan.” Setelah Yesus naik ke Sorga, Allah berbicara kepada dunia melalui diri kita. Ada 4 pesan kehidupan kita yang harus kita bagikan, yakni :
1.Kesaksian kita : kisah tentang bagaimana kita memulai hubungan dengan Yesus
2.Pelajaran-pelajaran kehidupan kita : pelajaran-pelajaran terpenting yang Allah sudah ajarkan kepada kita
3.Kerinduan ilahi kita : hal-hal yang harus kita beri perhatian utama karena untuk itulah Allah membentuk kita (penganiayaan, kecanduan, kemandulan, depresi, penyakit atau kesulitan lainnya)
4.Kabar baik : berita mengenai keselamatan
Berikut ini, kita akan mengenal dua metode atau srategi pengabaran Injil, yang sederhana dan menyatu dengan kehidupan seharian kita.
Metode mengakabarkan Injil – secara pribadi (MIP)
Prinsipnya orang lain harus didekatkan sesuai dengan kepribadiannya. Manusia tidak sanggup memahami setiap pribadi (kecerdasan, perasaan dan kemauan), selain dari pertolongan dari Allah.
Namun ada sifat-sifat tertentu yang umum pada semua orang. “Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu' (Amsal 27:19). Dengan kata lain, kita sering melihat diri kita sendiri tercermin dalam diri sesama kita. Sering reaksi kita sama dengan reaksi mereka, dan perasaan kita sama dengan perasaan mereka. Maka dalam melakukan pendekatan kepada mereka, kita dapat mempertimbangkan reaksi dan perasaan mereka dengan menempatkan diri kita pada posisi mereka sebagai pendengar berita Injil. Dalam menjalankan MIP kita harus selalu memakai metode yang sesuai dengan kepribadian kita sendiri dan juga dengan kepribadian orang yang kita injili. Janganlah meniru metode orang lain kalau itu membuat kita canggung dan kikuk.
Tanggung jawab umum dari pemberita Injil adalah :
- Berdoa baginya
- Jadilah teladan
- Jadilah sahabatnya
- Bersaksi tentang apa yang Kristus perbuat bagi saya
Kalau kesempatan itu sudah tiba, beberapa petunjuk pembimbing bisa dijadikan sebagai pedoman.
A.Carilah tempat dan waktu yang tenang untuk bicara
Hindarilah hal-hal yang dapat mengganggu pembicaraan itu.
B.Sediakan Alkitab
Alkitab mutlak harus ada, guna memungkinkan kita dapat bersama-sama melihat
ayat-ayat inti. Dari awal pembicaraan harus jelas, bahwa berita yang kita
sampaikan bukan dari diri kita sendiri, melainkan Firman yang berasal dari Tuhan.
Tujuan kita ialah, supaya Tuhan sendiri yang berbicara kepada sahabat itu dengan
perantaraan Firman-Nya.
C.Berita jelas dan sederhana
Sebisa-bisa mungkin pemberitaan kita jelas, sederhana dan mudah dipahami. Mungkin
sang sahabat sedang menghadapi suatu soal atau kesukaran. Kita tidak boleh masa
bodoh terhadap hal itu. Kita harus turut prihatin merasakannya. Namun kita harus
berusaha supaya tidak menyimpang dari pokok berita yang kita sampaikan. Kita
harus terus melanjutkan percakapan tentang Kristus dan kebutuhan kita akan Dia.
D.Lugas dan sopan
Jangan lupa, seorang yang belum percaya masih 'buta'. Adalah suatu kebodohan
kalau kita kehilangan kesabaran karena ia 'buta' sehingga tidak dapat melihat.
Baiklah kita berusaha tidak marah. Juga menghindari perdebatan apalagi
perbantahan. Kalau dia tak dapat atau sukar mengerti apalagi setuju, bahkan kalau
nampak ia tidak sungguh- sungguh mencari Tuhan, baiklah dulu menghentikan
percakapan itu. Dalam hal demikian kita dituntut berdoa lebih banyak, sambil
menunggu kesempatan untuk bersaksi lagi.
E.Kesaksian pribadi menopang dan menghidupkan pemberitaan
Kita dipanggil bukan melulu hanya untuk menjelaskan siapa Kristus, apa yang telah
dikerjakan Kristus dan apa yang dapat diperbuat-Nya untuk sahabat kita. Tapi kita
juga wajib memberikan kesaksian kita pribadi tentang pengalaman kita sendiri
dengan Kristus.
F.Tetap memandang kepada Tuhan selama percakapan
Hanya Roh Kudus-lah yang dapat membuka mata hati orang yang belum percaya.
Kiranya Tuhan berkenan menggunakan kata-kata kita membuka mata. rohani orang itu,
dan baiklah kita ingat bahwa kita adalah alat Tuhan. Tuhan sendirilah yang dapat
membuka mata hati orang yang “buta” itu.

Ada banyak cara untuk memberitakan Injil. Namun perlu kita sadari, bahwa masalah orang-orang yang membutuhkan berita Injil adalah bermacam-macam. Kepribadian mereka juga bermacam-macam. Karena itu pola pengabaran Injil harus lugas dan bervariasi, tidak boleh kaku dan terpaku pada satu metode.
Sekalipun demikian kita akan tertolong bila mengingat, bahwa orang yang mau datang kepada Kristus pada dasarnya menempuh tahapan-tahapan seperti dikemukakan di bawah ini. Juga penting sekali mengingat beberapa ayat yang terkait dengan tahapan-tahapan itu:
1.Sesuatu untuk diakui.
2.Sesuatu untuk dipercayai.
3.Sesuatu untuk dipertimbangkan.
4.Sesuatu untuk diperbuat.
A.Sesuatu untuk diakui: bahwa kita adalah orang berdosa dan memerlukan penyelamatan
Menurut Firman Allah, kita adalah orang-orang yang:
1. Berdosa.
Alkitab memberi arti negatif, “dosa” adalah kegagalan (Roma 3:22,23), dan “dosa” adalah pemberontakan melawan Tuhan dan kekuasaan-Nya (1Yohanes 3:4; bnd Matius 22:36-40).
2. Bersalah.
Dosa-dosa kita mengakibatkan kita jatuh di bawah pengadilan Allah yang adil, dan menjauhkan kita dari Dia (Yesaya 59:1,2; Filemon 6:23).
3. Tak berdaya.
Kita tak berdaya untuk menyelamatkan diri kita sendiri. Apa pun usaha kita, dan betapa kerasnya pun kita berusaha, kita pasti gagal; kebenaran dan kesalehan kita tidak bersih di mata Allah Yang Mahakudus (Yesaya 64:6). Karena itu tak seorang pun dapat selamat oleh perbuatan baiknya (Efesus 2:8,9). Justru kita
memerlukan juruselamat.
B.Sesuatu untuk dipercayai: Yesus Kristus datang dan mati untuk menjadi Juruselamat kita
Orang bisa saja mengakui bahwa dia membutuhkan juruselamat. Tapi pengakuan itu belum cukup. Dia harus percaya bahwa Yesus ialah Juruselamat satu-satunya yang dia perlukan. Kemampuan Yesus menyelamatkan baru jelas bila seorang mengerti siapa Dia dan apa yang telah Dia perbuat.
1.Yesus adalah Tuhan dan manusia sekaligus (1Timotius 2:5,6).
2.Yesus telah mati untuk dosa-dosa kita (Yesaya 53:5,6;
1Petrus 2:24; 3:18).
C.Sesuatu untuk dipertimbangkan: Kristus bukan hanya Juruselamat kita, tapi juga Tuhan kita
Orang Kristen menyerah tanpa syarat kepada Kristus, sesuai dengan kepribadian Kristus. Artinya, kita tidak boleh mengambil dan memilih hanya segi-segi tertentu saja dari Kristus, dan menyerahkan diri hanya pada segi-segi tertentu itu karena kebetulan cocok dengan selera kita sendiri. Itu sama sekali tidak boleh, karena Yesus adalah Juruselamat sekaligus Tuhan dan Raja, yang tuntutan dan kedaulatan-Nya mutlak atas hidup kita seutuhnya.
Penyerahan yang benar dan sungguh, mustahil tanpa:
1. Pertobatan.
Kita harus berbalik dari dosa-dosa lama maupun dari dosa-dosa kini yang biasa
kita lakukan (Kisah Para Rasul 3:19).
2. Penyerahan diri.
Kita harus menyerahkan diri kepada kuasa Kristus untuk hidup kita selanjutnya
(Markus 8:34; Yohanes 13:13; Lukas 14:25-35).
D.Sesuatu untuk diperbuat: menyerahkan diri kita kepada Kristus sebagai Juruselamat pribadi dan Tuhan
Penyerahan diri meliputi baik mempercayai Kristus dan mempercayakan diri kepada Dia sebagai Juruselamat, sekaligus pasrah berserah kepada Dia dan mematuhi-Nya selaku Tuhan.
Dalam Perjanjian Baru, “penyerahan diri” diuraikan dalam dua sisi:
1. 'Datang' kepada Kristus, supaya Dia menerima kita (Matius 11:28; Yohanes 6:37).
2. 'Menerima' Kristus, supaya Dia datang kepada kita (Yohanes 1:12; Wahyu 3:20).

Kalau kita yakin bahwa sahabat itu sudah siap untuk bertobat, maka baik sekali mengajak dia berdoa pada saat itu juga. Tapi janganlah memaksa dia mengambil langkah itu. Kalau dia belum yakin, maka bijaksana sekali mempersilakan dia pulang untuk mengambil keputusan sendiri. Jika yang terjadi adalah demikian, mohonlah supaya dia memberitahu bila dia telah mengambil keputusan. Kalau dia berjanji
akan memberitahu kemudian, buatlah perjanjian (sebelum dia pergi) untuk bertemu lagi.
Jim Petersen dan Mike Shamy, perintis pelayanan The Navigator, dalam bukunya Menjadi Garam dan Terang bagi Kalangan Terdekat, memberikan pola hidup agar kita menjadi saksi-Nya.
Pertama, mengambil prakarsa-prakarsa kecil. Dengan memberikan sapaan dan menyebut nama, dari sana kita bisa masuk ke hubungan dan komunikasi yang lebih dalam dengan orang lain.
Kedua, berdoa dan memberi tanggapan. Berdoa bagi lingkungan kita, mengartikan kita berserah kepada Allah dan Allah saja yang memimpin keberhasilan kita. Juga diperlukan ketekunan atas apa yang sudah kita doa-doakan.
Ketiga, melayani orang lain. Kristus akan tampak nyata, saat kita melayani, dengan memenuhi kebutuhan orang lain.
Keempat, mempercakapkan iman. Dengan komunikasi yang terbuka, jujur dan tulus, akan mendorong orang lain nyaman berhubungan dengan kita. Lalu kita harus membangkitkan komunikasi yang menyentil keingintahuan teman-teman kita untuk mengenal Allah.
Kelima, bermitra. Kita tidak memiliki waktu dan tenaga seorang diri untuk menangani pekabaran Injil. Kita perlu mitra.
Keenam, membiarkan kitab suci berbicara. Apologetik kita yang paling cemerlang pun pudar dibandingkan dengan kuasa Kitab Suci untuk menghantarkan orang lain untuk beriman kepada Yesus Kristus. Kita perlu banyak waktu merenungkan dan merasakan firman itu di dalam hidup kita.
Ketujuh, membidani kelahiran baru. Kita menjadi perantara untuk seseorang bertobat, bukan tuntutan tanda-tanda lahiriah, yang bisa tidak langgeng.

BAB IV PENGARUH PEMAHAMAN TEOLOGI DALAM KEBERHASILAN PI
Bolehkah orang Kristen penginjili tanpa tahu apa yang diberitakan ? Bolehkah orang yang mengerti teologi tidak pergi memberitakan Injil ?
Inilah fenomena yang alami gereja saat ini, orang hanya mau jadi teolog tanpa mau menginjili atau sebaliknya, mau mengabari Injil tapi tidak mau memahami teologi.
Kita dapat belajar dari teladan Paulus. Dia adalah seorang teolog atau penginjil ? Setelah Paulus menerima wahyu, dia meneliti kebenaran dengan serius, untuk mengenal Kristus dengan sempurna.
Charles R. Swindoll menuliskannya sebagai berikut :
Selama tiga tahun, Saulus tinggal entah di mana di gurun pasir, terputus dari kebiasaan hidupnya yang lama – dalam kesunyian, keheningan, dan dalam keadaan tak dikenal. Lakukan hitung-hitungan dan Anda akan mendapatkan lebih dari 1000 hari yang tak ternilai dalam kehidupan Paulus. Seribu hari lebih kemungkinan besar ia habiskan dengan menyendiri. Sendiri saja. Berpikir. Berdoa. Bergumul. Mendengarkan Tuhan. Saya yakin di sanalah, di tempat tandus di mana ia tak dikenal, Paulus mengembangkan teologinya. Ia bertemu Allah, secara intim dan mendalam. Dengan keheningan dan kesendirian, ia menduga-duga misteri-misteri mengenai kedaulatan Allah, umat pilihan, kerusakan manusia, ketuhanan Kristus, kuasa Kebangkitan yang ajaib, Gereja, dan hal-hal yang menyangkut masa yang akan datang, yang tidak dapat dimengerti. Ini menjadi tiga tahun kursus kilat mengenai doktrin yang benar di mana dari padanya akan mengalir suatu khotbah, pengajaran, dan tulisan seumur hidup.
Paulus juga menginjili dengan dinamis, dengan cara yang sangat fleksibel, dengan tekad yang kuat dan jangkauan yang luas. Jadi penginjilan harus didasarkan pada teologi, dan teologi harus berdasarkan wahyu Allah dalam Alkitab.
Seringkali kegagalan penginjilan terjadi, apabila :
1.Menganggap Injil adalah agama dan prinsip moral pada umumnya.
2.Tidak melepaskan orang lain dari kerajaan setan.
3.Hanya memberitakan, bukan memuridkan

Hugh Thomas Kerr mengatakan: "Kita diutus bukan untuk memberitakan sosiologi tetapi keselamatan; bukan untuk perbaikan tetapi penebusan; bukan demi kebudayaan baru tetapi pertobatan; bukan demi sistem sosial yang baru tetapi kelahiran baru. Oleh sebab itu dalam penginjilan kita harus berusaha membawa orang lain menjadi murid Tuhan, jangan merasa puas dengan hanya memberitakan injil. Kita harus belajar seperti Paulus yang tidak saja memberitakan injil, tetapi juga membawa orang lain percaya kepada Yesus Kristus dan menggabungkan diri dalam gereja serta mendirikan gereja baru.

BAB V KESIMPULAN
Berita Injil adalah tugas dan gaya hidup setiap orang percaya. Berita Injil adalah berita tentang Allah. Agar kita bisa memberitakan tentang Allah yang menyelamatkan, kita perlu memahami tentang Dia, yang telah di wahyu kan dalam Alkitab, atau bahasa akademisnya adalah teologi. Sangatlah sembrono, apabila kita menginjili tanpa membawa kebenaran Allah bagi orang yang kita beritakan. Kasih (empathy), pengertian (understanding), mengandalkan kuasa Roh Kudus adalah 3 kunci rahasia keberhasilan pemberitaan Injil yang kita lakukan.

RESENSI BUKU - Basic Theology : Charles C. Ryrie

Charles C. Ryrie berpendapat, setiap orang perlu menjadi seorang teolog. Karena teologi berarti memikirkan tentang Allah, kita perlu memikirkan mengenai Allah yang benar. Dengan latar belakang ini, Charles C. Ryrie menulis buku Basic Theology, terutama tertuju kepada teolog yang tidak profesional.
Teologi berasal dari theos yang artinya Allah dan logos yang artinya pernyataan yang rasional. Sedangkan teologi Kristen merupakan studi yang berdasarkan Alkitab.
Beberapa anggapan dasar yang harus dipahami, saat mempelajari teologi. Pertama anggapan intepretatif, didalam memperlihatkan pernyataan diri-Nya kepada kita, Allah ingin menyampaikannya, bukan mengaburkan kebenaran-Nya. Kedua, anggapan sistematis, eksegesis berhubungan dengan arti teks, sedangkan teologi merangkaikan arti teks tersebut. Ketiga, anggapan pribadi, orang perlu percaya karena penyataan Allah tidak akan dapat dimengerti sepenuhnya oleh pikiran kita yang terbatas. Orang harus berpikir secara teologis.

Hal ini melibatkan pemikiran secara eksegetik (untuk memahami arti yang tepat), pemikiran secara sistematis (untuk dapat menghubungkan fakta-fakta secara saksama), pemikiran secara kritis (untuk mengevaluasi prioritas dari bukti yang bersangkutan), dan pemikiran secara sintesis (untuk menyatukan dan menyampaikan pengajaran sebagai suatu keseluruhan). Orang harus bergantung kepada Roh Kudus, yang akan dinyatakan dalam kerendahan hati pikiran dan kerajinan dalam mempelajari apa yang telah Roh ajarkan kepada orang lain di sepanjang sejarah.
Otoritas juga merupakan prinsip mendasar dalam studi teologi. Otoritas di dalam liberalisme, akal selalu menempati tempat yang dominan. Otoritas neo-ortodoks kadang digolongkan ke dalam liberalisme, mengajarkan secara liberal mengenai Alkitab, dan kadang digolongkan ke dalam konservatif, dengan penekanan Allah, bukan manusia yang harus memprakarsai pewahyuan. Otoritas di dalam konservatif yang diajarkan Katolik Konservatif adalah gereja. Memang Alkitab dipercayai, tetapi harus ditafsirkan oleh gereja. Protestan Konservatif menghapus dasar otoritas yang humanis dan subyektif dalam ajaran liberal, dan menghilangkan gereja sebagai dasar otoritas.
Kitab suci memperlihatkan dua fakta : Allah yang tak dapat dipahami dan Allah yang dapat diketahui. Mengenal Allah haruslah melalui Allah sendiri yang berbicara tentang dirinya, dalam hal ini ukuran yang tak dapat salah yang menentukan kebenaran sejati adalah firman Allah yang tertulis. Pengetahuan tentang Allah diperoleh sejauh mana Allah menyatakannya bagi kita. Ada dua cara Allah memprakarsai penyataan diri-Nya : melalui penyataan umum dan penyataan khusus. Penyataan umum tampak pada hasil ciptaannya, keteraturan dan manusia. Mengatakan bahwa alam semesta tidak berasal dari sesuatupun berarti alam semesta ini menciptakan dirinya sendiri. Ini berlawanan dengan akal sehat. Keteraturan dunia ini mengharuskan adanya seorang yang menrencanakannya. Dan bagaimana mungkin manusia sebagai makhluk bermoral, cerdas dan hidup dapat terpisahkan dari satu Allah yang mempunyai moral, cerdas dan hidup ?
Penyataan khusus mencakup berbagai cara yang dipakai Allah untuk menyampaikan wahyu-Nya yang disusun di dalam Alkitab.
Bila kita mendaftarkan semua sifat Allah yang dapat kita kumpulkan dari penyataan, kita belum sepenuhnya menggambarkan Allah. Ada 14 daftar kesempurnaan Allah : kekal (selalu ada dan tak pernah berakhir), bebas (Ia tidak tergantung), tetap (tidak dapat berubah), tak terbatas (tidak terikat), kesucian (nyata bersih dan terpisah dari yang najis), kasih (tidak mementingkan diri-Nya sendiri), mahakuasa (sanggup melakukan apa saja), mahahadir (Allah ada di mana-mana), mahatahu (Allah tahu segala sesuatu), keadilan (tidak ada tindakan yang diambil-Nya bertentangan dengan sifat-Nya), sederhana (bukan Pribadi campuran), kedaulatan (yang utama, kepala, yang tertinggi), kebenaran ( jujur, setia dan konsisten), keesaan (hanya satu Allah yang tak dapat terbagi).
Banyaknya nama Allah di dalam Kitab Suci, menambah penyataan tentang sifat-Nya. Nama ini merupakan gambaran Allah tentang diri-Nya sendiri bukan sekedar nama yang diberikan oleh orang. Elohim, menunjukkan suatu Keallahan yang kekuatannya besar. Nama gabungannya adalah El-Shaddai (Allah yang Maha Kuasa), El-Elyon (Allah yang Mahatinggi), El-Olam (Allah yang Kekal), El-Roi (Allah yang melihat).
Nama utama kedua bagi Allah adalah nama pribadi, YHWH, Tuhan atau Yahweh. Kata adonai, adalah pengganti nama Yahweh, karena kata ini dianggap sacral oleh bangsa Israel. Nama Yahweh menekankan diri-Nya yang tak berubah, jaminan penyertaan Allah dan berkaitan dengan kuasa Allah untuk bekerja bagi umat-Nya. Nama-nama gabungannya : Yahweh-Yireh (Tuhan menyediakan), Yahweh-Nissi (Tuhan adalah Panji-panjiku), Yahweh-Shalom (Tuhan itu Damai Sejahtera), Yahweh-Sabboath (Tuhan semesta alam), Yahweh-Makkaddeshkem (Tuhan yang menguduskan), Yahweh-Roi (Tuhan adalah gembalaku), Yahweh-Tsidkenu (Tuhan keadilan kita), Yahweh-Shammah (Tuhan hadir di situ), Yahweh-Elohim-Israel (Tuhan, Allah Israel).
Theos adalah penunjukkan yang paling sering tentang Allah di dalam Perjanjian Baru. Kurios, sebutan lain di dalam Perjanjian Baru, yang berarti tuan atau bapak. Despotes, mengandung arti kepemilikan. Serta kekhususan penyataan Perjanjian Baru ialah bahwa Allah sebagai Bapa dari pribadi-pribadi.
Allah itu esa yang berpribadi tiga. Terbukti Bapa diakui sebagai Allah (Yoh 6:27; 1 Pet 1:2). Yesus Kristus diakui sebagai Allah (kemahatahuan Mat 9:4, mahakuasa (Mat 28:18), mahahadir (Mat 28:20). Roh Kudus diakui sebagai Allah. Ia disebut Allah (Kis 5:3-4), Ia maha tahu (1 Kor 2:10), dan mahahadir (1 Kor 6:19).
Alkitab merupakan sarana yang paling menyeluruh dari semua saluran penyataan khusus. Wahyu di dalam Alkitab bukan hanya menyeluruh meskipun sebagian, tetapi juga teliti, berkesinambungan, progresif dan mempunyai tujuan.
Doktrin pengilhaman bukanlah sesuatu yang dipaksakan oleh para teolog terhadap Alkitab, tetapi merupakan ajaran Alkitab sendiri. Pengilhaman berarti Allah memimpin para penulis sehingga mereka menuliskan pesan-Nya dalam Alkitab. 2 Timotius 3:16, menjelaskan : semua tulisan (keseluruhan Alkitab) diilhami dan berfaedah, segenap Alkitab dinapaskan Allah ( ini menjelaskan cara pengilhaman) dan segenap Alkitab bermanfaat (ini menyatakan tujuan dari pengilhaman). 2 Petrus 1:21, memberitahukan dengan bagaimana Allah memakai penulis manusiawi untuk menghasilkan Alkitab. Roh Kudus mendorong dan mengangkat mereka. 1 Korintus 2:13 mengajarkan bahwa kata-kata yang dipakai dalam Alkitab adalah diilhami.
Ketidakkeliruan Alkitab secara sederhana berarti bahwa Alkitab mengatakan benar. Kebenaran dapat dan termasuk taksiran, kutipan bebas, bahasa gejala yang nampak dan laporan yang berbeda dari peristiwa yang sama selama tidak bertentangan. Tuhan Yesus memberikan padangan-Nya tentang Alkitab. Matius 4:1-11, Pencobaan pertama dijawab bahwa manusia hidup oleh setiap Firman yang keluar dari mulut Allah. Pencobaan kedua, iblis mencoba untuk memenggal ayat di dalam Maz 91:11-12, namun Tuhan menjawab bahwa bersandar pada sepotong ayat berarti mencobai Allah. Dan setiap serangan setan, Yesus berkata “ada tertulis” bukan “Alkitab bersaksi”, karena Dia percaya kebenaran isi Alkitab.
Dan masih banyak bukti lain yang meyakinkan bahwa Yesus sepenuhnya percaya isi Alkitab (seperti : Mat 5:17-18, Yoh 10:31-38, Mat 22:23-33, Mat 22:41-46).
Kanon mempunyai dua arti. Menunjuk pada daftar kitab yang lolos uji atau aturan tertentu dan dianggap berwibawa dan kanonik. Tetapi juga berarti bahwa kumpulan dari kitab-kitab dalam kanon menjadi ukuran kehidupan kita. Kanon perjanjian lama diambil dari bukti perjanjian lama sendiri, seperti dari torat, kitab para nabi dan maleakhi. Selain itu bukti diambil dari gulungan kitab dari Laut Mati, bukti lain (seperti pengantar ecclesiasticus, philo, josephus, jamnia, bapa-bapa gereja. Juga bukti dari Perjanjian Baru, kutipan-kutipan Perjanjian Lama dalam Perjanjian Baru.
Proses kanon Perjanjian Baru, melalui kesaksian masa rauli/para rasul, kesaksian dari masa 70-170 M dan kesaksian dari masa 170-350 M, konsili Karthago 397 M dan catatan atas pendapat Luther terhadap surat Yakobus.
Hermeneutika adalah ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip penafsiran. Hermeneutika allegoris alegori mewakili suatu symbol, dan sangat bertentangan dengan hermeneutika harfiah yang menafsirkan Alkitab secara kata per kata tanpa makna simbol.
Perjanjian Lama selalu menyebut malaikat-malaikat sebagai makhluk yang nyata, yang berwujud, yang sungguh-sungguh ada, begitu juga di Perjanjian Baru, seperti di dalam ajaran Yesus, malaikat-malaikat melayani Kristus di padang gurun. Malaikat adalah makhluk yang diciptakan. Mereka memiliki sifat penting sebagai pribadi, seperti manusia, yang memiliki kecerdasan, perasaan dan kemauan. Malaikat bersifat roh dan tidak bertubuh. Malaikat keberadaannya lebih tinggi dari manusia (Ibr 2:7-9). Penggolongan malaikat menyatakan bahwa memang mereka terorganisasi, mulai dari penghulu malaikat (Mikhael), pemimpin-pemimpin terkemuka, penguasa-penguasa pemerintah, kerub (pelindung kekudusan Allah) dan serafim (pelayan di takhta Allah). Allah mengutus malaikat untuk menjadi pelayan atau penolong bagi orang-orang percaya.
Sama seperti malaikat, setan juga memiliki kepribadian. Dia juga adalah ciptaan, bukan pencipta, dan termasuk makhluk roh. Setan dinamakan iblis, si jahat, seekor ular, seekor naga merah yang besar, dll. Salah satu kegiatan setan adalah pendakwa atau pemfitnah orang-orang percaya. Setan juga sebagai penggoda atau pencoba. Perjanjian Baru dengan tepat menunjukkan dosa yang secara khusus dimiliki Setan sebagai kesombongan, kecongkaan atau keangkuhan (1 Tim 3:6). Di dalam hubungan dengan Kristus, dia ingin meniadakan penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib. Dalam hubungan dengan Allah, setan menawarkan dosa untuk menyamai Allah. Dalam hubungan dengan bangsa-bangsa, setan menggalang penyesatan. Dalam hubungan dengan orang yang belum percaya, setan membutakan pikiran mereka agar tidak menerima Injil. Dalam hubungan dengan orang percaya, setan mencobai. Atas seijin Tuhan setan memiliki otoritas yang sangat tinggi atas kosmos (dunia). Orang percaya dapat hidup dengan kemenangan dalam dunia yang dikuasi setan ini melalui iman di dalam Kristus yang telah menjadi pemenang atas setan (1 Yoh 5:4-5).
Kesaksian Kristus, di dalam Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama menegaskan realitas roh-roh jahat. Malaikat yang jatuh inilah yang disebut roh-roh jahat. Mereka seperti pribadi dan makhluk roh. Mereka melakukan kegiatan dengan sasaran yang menentang kebaikan dalam kaitan dengan kehendak Allah. Pada umumnya roh-roh jahat bertindak sebagai utusan setan untuk menyebarluaskan rencananya guna menggagalkan rencana Allah.
Perlu iman dan fakta untuk memahami asal mula kehidupan. Kej 1:1 mengidentifikasi Elohim sebagai sang Pencipta. Manusia diciptakan karena direncanakan dan memiliki dua aspek, memakai debu dan meniupkan napas kehidupan ke dalamnya. Manusia dicipta sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Manusia terdiri dari jiwa (bagian rohani dan emosi), roh (bagian non materi dari manusia), hati (pusat kehidupan fisik dan jiwa), hati nurani (saksi dalam diri seseorang), pikiran (pengenalan, pengertianm, penilaian, pemutusan, juga perasaan), daging (materi dari tubuh manusia) dan kehendak (kemauan). Manusia jatuh dalam dosa saat dicobai iblis, dalam bentuk ular, untuk tidak menaati Allah.
Ada bermacam-macam arti dosa dalam Perjanjian Lama, salah satunya Khata, artinya tidak mengenai sasaran. Dalam Perjanjian Baru, salah satunya Kakos, artinya buruk atau tidak baik. Dosa adalah tidak mencapai sasaran, kebejatan, pemberontakan, kesalahan, memilih jalan yang tidak benar, kejahatan, penyimpangan, keadaan tidak beriman, perbuatan jahat, pelanggaran terhadap hukum, kebodohan dan kesengajaan meninggalkan jalan benar. Ada 3 sumber dosa : iblis, dunia (sistem dunia) dan hati. Dosa warisan dapat didefinisikan sebagai keberadaan berdosa dari semua orang yang dibawa sejak lahir. Sedangkan dosa pertalian ditularkan secara langsung dari Adam kepada setiap orang dalam tiap-tiap generasi. Meskipun demikian, dosa pribadilah yang menyadarkan kenyataan akan dosa.
Praeksistensi Kristus berarti bahwa Ia telah ada sebelum dilahirkan. Kekekalan Kristus berarti Ia sudah ada sebelum kelahiran-Nya bahkan sebelum penciptaan. Buktinya Ia bilang ada sebelum Abraham ada (Yoh 8:58). Sebelum berinkarnasi, Yesus turut di dalam penciptaan. Inkarnasi berarti kedatangan Yesus sebagai manusia. Cara inkarnasinya melalui kelahiran perawan dan berasal dari garis keturunan Daud. Tujuan inkarnasi : menyingkapkan Allah kepada kita, teladan bagi kehidupan, pengorbanan yang efektif bagi dosa, menggenapi perjanjian kepada Daud, memusnahkan pekerjaan iblis, imam besar yang penuh simpati dan hakim yang memenuhi syarat. Pribadi Kristus yang berinkarnasi adalah sempurna manusia dan Allah. Selain itu, Yesus adalah nabi (Mat 13:57), imam (Ibr 7:1-3) dan raja (Luk 1:32-33). Bukti ketidakberdosaan Kristus adalah disebut sebagai Anak Kudus (Luk 1:35), tidak bisa dibuktikan berdosa (Yoh 8:46), Ia diakui tidak bersalah saat penyaliban (Mat 27:4). Bukti kebangkitan Kristus adalah penampakan setelah kebangkitan, dampak dari kebangkitan (seperti kubur kosong). Bukan hanya kebangkitan, Kristus sudah naik ke Surga. Setelah kenaikan-Nya ke Surga, Yesus melayani sebagai kepala tubuh Kristus, selaku imam bagi umat-Nya dan menyiapkan tempat bagi kita. Dan nanti Dia akan membangkitkan orang mati, memberi upah semua orang dan memerintah dunia ini.
Dari sudut pandang Allah, keselamatan meliputi segenap karya Allah dalam membawa manusia keluar dari hukuman menuju pembenaran, dari kematian ke kehidupan kekal, dari musuh menjadi anak. Karena manusia telah penuh dosa dan tak berdaya sama sekali, maka harus ada seorang yang lainnya yang turun tangan dan menolong dirinya. Pribadi yang terlibat dalam korban penebusan itu ialah Allah yang menjelma menjadi manusia, hanya penderitaan di kayu saliblah yang merupakan penebusan. Ada 4 ajaran dasar makna kematian Kristus : kematian Kristus merupakan pengganti bagi orang berdosa, penebusan dalam hubungannya dengan dosa, pendamaian dalam hubungannya dengan manusia dan pengampunan dalam hubungannya dengan Allah. Sehingga kita : dibenarkan (dengan menjadikan kita benar dihadapan Allah, 2 Kor 5:21), diadopsi (diangkat dalam keluarga Allah). Dalam keMahatahuan Allah, Dia memilih orang-orang yang diselamatkan. Dasar pemilihan-Nya dalah diri-Nya sendiri, dan pemilihannya adalah secara individu, pemilihannya sebelum dunia dijadikan. Keselamatan terterapkan melalui insyaf (melihat keadaan dosanya), panggilan ( menerima undagan Allah), kelahiran kembali (hidup baru bagi orang percaya), iman (percaya Yesus menghapus dosa).
Siapakah Roh Kudus itu ? Roh Kudus adalah suatu Pribadi, Dia Allah (melalui sebutan sebagai Allah, sifat Allah dan tindakan-Nya hanya dapat dilakukan Allah). Roh Kudus dalam Perjanjian Lama turut serta dalam penciptaan dan terlibat dalam perencanaan alam semesta. Roh Kudus adalah Pelaku dalam pewahyuan dan penulisan firman Allah kepada manusia. Roh Kudus turut serta dalam pembuahan di rahim perawan Maria, mengurapi dan memberi kuasa kepada Yesus. Roh Kudus mendiami dan memeteraiakn orang percaya selama-lamanya. Arti pemeteraikan adalah tanda jaminan atas janji Allah dan kesucian yang mengartikan kita akan menjadi sempurna. Baptisan Roh Kudus adalah memasukkan orang-orang percaya di dalam tubuh Kristus. Karunia-karunia rohani adalah suatu kemampuan yang diberikan Allah untuk pelayanan. Karunia rohani ini pasti dimiliki setiap orang percaya, yang musti dikembangkan dan digiatkan untuk pekerjaan Tuhan. Kepenuhan rohani merupakan kekuasaan Allah yang memberi kita kuasa oleh Roh Kudus untuk melakukan aktivitas khusus dan Roh Kudus memenuhi kita dengan sifat-Nya sendiri. Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan memancarkan sifat seperti Kristus, keterlibatan dalam penginjilan, pujian/penyembahan/ucapan syukur/ketundukan. Selain itu Roh Kudus juga mengajar, membuat orang percaya memahami isi Alkitab. Membimbing agar kita lepas dari jalan kegelapan. Meyakinkan akan jaminan di dalam Allah. Berdoa untuk setiap keluahan kita yang tak terucapkan.
Gereja dalam perjanjian baru diartikan perhimpunan dari orang-orang yang dipanggil keluar. Gereja universal adalah semua orang percaya di bumi dan sorga. Gereja lokal adalah tempat saya bersekutu terus menerus. Kristus adalah Pendiri gereja dan gereja adalah milik-Nya. Ada beberapa bentuk pemerintahan dalam gereja : pemerintahan minimal (dipimpin sekelompok kecil penatua), pemerintahan nasional (diatur oleh pemimpin negara), pemerintahan hirarkis (kelompok pendeta yang memiliki urutan pangkat), pemerintahan jemaat (kekuasaan tertinggi di jemaat), pemerintahan federal (kedaulatan individu diserahkan ke kekuasaan pusat). Pemimpin dalam gereja terdiri dari Penatua dan Diaken. Ada beberapa ordonasi (lambang) utama di dalam gereja, yakni : baptisan, perjamuan Tuhan dan perjamuan kasih. Tuhan menyatakan dua dasar yang benar dari suatu ibadah : roh (tanpa batas ruang) dan kebenaran (murni/tidak pura-pura).
Ekskatologi berarti teologi tentang akhir zaman, meliputi : keberadaan sesudah kematian tetapi sebelum dibangkitkan, kebangkitan, pengangkatan gereja, kedatangan Kristus kedua kali dan Kerajaan Seribu Tahun. Ada 3 sistem ekskatologi : Postmillenialisme, Amillenialisme dan Premillenialisme. Postmillenialisme adalah pandangan yang berhubungan dengan masa akhir zaman yang percaya bahwa kerajaan Allah sekarang sedang meluas di dunia, bahwa dunia akhirnya akan dikristenkan, dan bahwa kedatangan Kristus terjadi pada akhir dari suatu periode panjang yang penuh dengan kebenaran dan kedamaian (seribu tahun), lalu kebangkitan secara umum, penghakiman secara umum dan permulaan sorga dan neraka. Amillenialisme adalah suatu pandangan mengenai akhir zaman yang berpendapat bahwa kerajaan seribu tahun itu tidak ada sebelum dunia berakhir. Sesudah kedatangan Kristus kedua kali, ada kebangkitan secara umum dan penghakiman untuk seluruh manusia secara umum. Premillenialisme adalah suatu pandangan yang menyatakan bahwa kedatangan Kristus yang kedua kali akan terjadi sebelum seribu tahun, dan Ia akan mendirikan kerajaan Kristus di bumi selama seribu tahun, ada beberapa kebangkitan dan penghakiman yang terjadi. Kekekalan akan dimulai sesudah kerajaan seribu tahun diakhiri. Peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa akhir abad gereja adalah kemurtadan dan agama oikumene akan mencapai puncaknya. Akan datang masa sengsara, yang belum pernah terjadi dan tidak hanya terjadi di suatu tempat, sebaliknya diseluruh dunia. Masa ini harus di mulai sebelum pengangkatan gereja. Ada 3 pandangan waktu pengangkatan : sebelum masa kesusahan (tribulansi), pertengahan masa kesusahan, sesudah masa kesusahan. Penghakiman akan terjadi bagi orang-orang percaya, memperoleh pahala atau tidak atas segala pekerjaannya di dunia. Penghakiman orang-orang suci perjanjian lama, mereka akan menerima pahala. Penghakiman orang-orang suci pada masa kesusahan, tidak jelas tentang pengadilan dan pemberian pahala. Penghakiman orang Yahudi yang tetap hidup pada masa kesusahan, agar memilah hanya orang percaya yang akan masuk kedalam kerajaan. Penghakiman orang-orang non yahudi, mereka yang tidak memiliki iman dimasukan ke dalam lautan api. Penghakiman setan dan malaikat yang jatuh, diadili saat penutupan kerajaan 1000 tahun. Penghakiman bagi orang mati tidak selamat, mereka akan dihakimi oleh Kristus Tuhan. Kebangkitan akan terjadi dengan urutan sebagai berikut : kebangkitan Kristus, kebangkitan mereka yang menjadi milik Kristus pada kedatangan-Nya, kebangkitan orang mati yang tidak diselamatkan.
Buku ini memberikan manfaat yang sangat baik bagi kaum awam untuk memahami secara menyeluruh tentang teologi. Disertai dengan contoh-contoh, memudahkan kita untuk memahami maksud penulis dalam menguraikan topic-topik yang abstrak. Buku ini juga memberikan imbangan pendapat dari penulis atau pandangan lain, baik yang sudah lama, maupun yang baru. Dengan demikian, memberikan kita wawasan yang menyeluruh, atau tidak hanya padangan yang dianut oleh penulis.
Namun buku ini akan menjadi lebih baik atau sempurna, kurang memberikan penjelasan yang detail pada topik Yesus Kristus dan Keselamatan, dibandingkan dengan pengupasan topik Alkitab dan Ekskatologi.